3

1.4K 146 4
                                    

       Hujan itu sangat lebat, petir bersahutan menambah keseraman malam itu.
Berlutut didepan pintu masuk, di rumah yang sangat megah.
Entah sudah berapa lama wanita jangkung itu masih dalam posisinya didepan pintu keluarga armstrong.
Yah, rumah sang mertua. Sebelum seperti ini dia sering masuk kedalam rumah itu karena dia juga adalah bagian dari anggota keluarga. Tapi setelah semuanya terjadi, jangankan masuk kedalam menapakkan bekas sepatunya saja dia sudah tidak diperbolehkan.

Posisinya masih tetap sama, masih berlutut tubuhnya masih dibaluti oleh air hujan. Kedinginan?? Iyah sudah pasti, tapi dia mengesampingkan semunya itu demi mendapat maaf dari sang ayah mertua.

Dari dalam rumah, sang ibu mertua tak berhenti memandanginya dari balik jendela. Ada rasa kasihan akan wanita mudah diluar sana tapi, mau bagaimana? Suaminya sungguh sangat marah atas kelakuan anak menantunya.
"Apa yang kau pandangi?" Tanya sang suami.
Dengan helaan napas berat, ibu itu berpaling dari jendela dan kembali menutup tirai.
" aku merasa kasihan padanya" maksudnya pada freen.
"Tapi aku tidak!" Sang suami dengan ketegasannya.
"Sayang, dia seorang perempuan.." bujuk sang istri.
"Kenapa kalau dia perempuan? Aku tidak menganggapnya ada semenjak dia melukai anakku!!" Ucap lelaki tua itu.
"Aku takut dia sakit," sang ibu masih dengan khawatir akan anak mantunya diluar sana.
"Biarkan dia, jangan pernah lagi peduli padanya!. Pedulikan saja anakkmu yang sedang merasa sakit akan ulahnya!" Sahut sang suami lagi.
Istrinya pun tak berani lagi berkutik akan ucapan dari suami.

Berbeda lagi pada wanita yang berada di lantai dua, didalam kamarnya. Berdiri mengarah pada jendela dan menatap sang istri diluar sana.
Kasihan?? Tentu saja, tapi rasa sakit itu masih membekas dihatinya.
Hati kecilnya berbisik, ingin menemuinya, mengajaknya untuk masuk dan merawatnya seperti biasa. Tapi logika selalu mengalahkan semuanya,  jangan! dia sudah menyakitimu apa kau masih mau berbelas kasih akan manusia disana?? Jangan bodoh bec..!! Dan pemenangnya adalah logika.
Sampai saat ini, dia masih berdiri menyilangkan kedua tangannya di depan jendela itu.


Berbeda dengan wanita jangkung diluar rumah.
Lesuh, kedinginan, menyesal, sudah bercampur aduk semuanya. Tertunduk menangis sambil menahan getaran badannya karena kedinginan.
Dalam pikirannya saat ini, semoga sang ayah mertua segera membuka kan pintu untuknya dan mengajaknya masuk lalu memaafkannya, lalu memperbaiki semua kekacauan ini.


Beberapa jam sebelum dia berlutut disana.
  Dengan perasaan yang lesuh dia masuk kedalam rumahnya.
Tidak seperti biasanya, dia masuk pasti akan ada sang istri tercinta menyambutnya didepan pintu dengan senyuman manis. Meraih dirinya dalam
Pelukkan hangat, sambil mengecup bibir tebalnya.
Itu adalah kegiatan yang wajib becky lakukan ketika freen pulang dari bekerja.

Tapi....
Dalam sekejap semuanya hilang, hampa.
Rumah yang selalu bersinar akan kehadiaran sang istri, kini sekarang sudah seperti terlihat tak berpenghuni.

Dia duduk disana, duduk termenung dengan semuanya. Air mata itu kembali lagi menetes sangat deras.
Seperti ada sebuah gumpalan hitam yang mencegat perasaannya.
Sakitt... dia tak ingin seperti ini, dia tidak menginginkan kejadian pahit pahit ini.
Tenggorokkannya sakit seperti tertahan akan segumpal nasi yang susah dia telan.
Kedua tangannya kini menjambak rambutnya sendiri saking sangat frustasinya.
Hanya ada teriakkan  dan tangisan penyesalan disana.

Tidak bisa begini, dengan tekat yang bulat dia berdiri meraih kunci mobilnya dan pergi menemui sang istri.
Namun apa yang dia dapatkan disana? Penolakkan.
"Jangan menemui anakku lagi!! Aku tidak akan lagi mengizinkamu menemui dan bahkan menyentuhnya lagi sarocha!! Aku menyesal telah memberikan  dia padamu!! Pergi kau dari sini!!" Usir ayah mertuanya.
"A-aku tidak bisa hidup tanpa dia ayah...aku perlu untuk memperbaiki semuanya... aku mohon berikan aku kesempatan.." dia menangis sesenggukan dihadapan ayah mertua.
"Tidak lagi!!! Keputusanku sudah bulat, segera ceraikan anakku!! Dan kau tidak ada lagi hak atas dia dan jangan pernah kembali lagi kesini!!" Usir lelaki tua itu.

It's you, and only you (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang