7

1.3K 129 11
                                    

    Langkah berat itu berjalan tepat dibibir pantai itu. Membiarkan kakinya basah oleh deburan ombak pantai. Celana pendek diatas lutut serta kemejanya yang sudah tak beraturan di kancing, sehingga memperlihatkan dada mulusnya disana. Beruntungnya dia memakai tangtop berwarna hitam jadi pemandangan sedikit gundukan itu tidak terlalu terlihat. Wajahnya tertunduk lesuh, tangan kirinya menggenggam sebotol vodka. Beberapa kali dia menghela napas panjang seperti orang kelelahan.

Isi dari botol itu tinggal seperempat, matanya merah dan terlihat sayup, pipinya juga memerah karena mabuk. Kadang dia tertawa sedikit mengejek dirinya yang cepat sekali mabuk, padahal masih sangat sore.
Frustasi melanda dirinya.
Apakah ini adalah takdirku?, apa salahku sehingga hidupku seperti ini?. Dosa apa yang di perbuat kedua orang tuaku sehingga aku menjadi seperti ini?. Aku hancur..

Menahan cegat yang berada di tenggorokannya terasa sakit, Hatinya begitu perih, matanya mulai mengeluarkan air. Langkahnya mulai tak seimbang.
Dan akhirnya dia jatuh di atas pasir itu.



Dari jauh, sosok wanita yang bersama dengan bright itu samar-samar melihat orang yang berada jauh dihadapannya. Jauh sekali, mungkin brightpun tidak akan bisa melihat manusia itu disana.
Entah perasaan apa yang menyelimuti hatinya, seakan dia mengenal sosok disana. Di perhatikannya terus, ingin melihat wajah orang itu namun dia selalu tertunduk.
Dan dengan tiba-tiba dia melihat orang itu terjatuh begitu saja.
Reflek, becky bangkit dari duduknya berlari kearah orang itu.
Sedangkan bright terkejut dengan becky yang tiba-tiba berlari darinya. Mencoba memanggil namun becky tak merespon panggilan itu, dan tetap terus berlari. Dan akhirnya dia mengejar becky.

Wanita itu terkapar diatas pasir yang digenangi oleh air laut. Botol vodka itu melepas dari tangannya dan perlahan dibawah oleh ombak ke tengah laut.
   Dengan cepat becky menggapai tubuhnya, membalikkan badannya agar air laut itu tak dihirup si wanita jangkung.
Alangkah terkejutnya ketika mengetahui orang yang pingsan itu adalah istrinya. Tanpa ragu, dengan cepat dia menarik tubuh itu menjauh dari air dengan sekuta tenaga. Lalu menaiki tubuh itu dan menekan-nekan dadanya untuk mengeluarkan air yang sempat dihirup si wanita jangkung.

Bright yang sedang mendekatinya pun terhenti saat melihat wanita yang di tolong oleh becky. Langkahnya terhenti, tatapan matanya bergantian mengamati becky yang sedang menyelamatkan freen. Akankah dia menolongnya juga??

"Freen sadarlah... satu.. dua.. tiga... satu..." dia terlihat panik.
Tak mempan dengan menekan dada itu, dengan cepat dia menngapai mulut freen untuk membuat napas buatan.
Perasaannya dilanda cemas sekarang, berulang kali dia memberikan napas buatan namun tak kunjung sadar orang yang ditolongnya.
Dia membuka sedikit kemeja itu, lalu dengan cepat dia memasukkan tangannya didalam tangtop untuk menggosok dada freen. Tak peduli jika ada orang lain yang memperhatikannya, toh dia akan istrinya.

Sampai pada akhirnya, freen tersadar. Dia dengan cepat terbatuk-batuk mengeluarkan cairan dalam tubuhnya. Air asin bercampur dengan asamnya vodka yang di konsumsi tadi. Tumpah begitu saja, dan sedikit terkena di tangan becky. Tapi becky tak pernah merasa jijik, karena memang dia tau itu adalah istrinya.
"Freen... dengar aku??" Tanya becky.
Freen yang ditnya itupun belum merespon, telingannya berdenging akibat air lau tadi, kepalanya pusing.

Tanpa pikir panjang, dengan cepat becky menarik freen untuk berdiri, dia membopong tubuh freen. Dia tak memperdulikan lagi bight yang berada disana, dengan segera dia pergi untuk mencari taksi disana jika ada. Padahal bisa saja dia merogoh saku celana freen untuk mencari kunci mobil, namun tak disadarinya.
Untungnya ada satu taxi disana yang sedang mencari penumpang. Dengan segera dia menahan taxi tersebut dan menaikinya bersama freen.
~








FREEN POV:

Inikah mimpi??
Seperti inikah yang disebut mimpi?
Apakah aku bermimpi?? Jika memang ini mimpi, aku tidak akan bangun dari mimpi indah ini. Aku ingin berlama-lama dengan situasi ini.
Melihat istriku yang dengan setia merawat diriku. Tuhan... aku ingin seperti ini lebih lama, aku tidak mau bnagun.
                   •


Dengan telaten wanita itu mengurus dirinya. Membuka bajunya yang basah karena air laut tdi lalu menuntunnya menuju bathup lalu merendamkan tubuhnya disana.
Kepalnya masih pusing karena pengaruh alkohol tadi sehingga membuat dirinya tak leluasa bergerak sendiri. Matanya sayup, pipinya masih memerah.

Dengan telaten becky menggosok tubuh mulus istrinya, memijit tengkuknya, dan menyiramnya dengan air sabun beberapa kali.
Akhirnya mata sayup itu kini memandang sosok wanita didepannya.
Bola matanya bergetar, perlahan air mata itu kembali lagi.
Dengan pelan, dia mengangkat kedua tangannya dan menggapai sang istri tercinta. Dipeluknya, dan dibenamkannya wajahnya di dada sang istri.
"Jika ini mimpi, tolong jangan bangunkan aku dari sini. Aku ingin berlama-lama seperti ini, aku marindukan istriku" ucapnya sambil menghirup air ingusnya.

Perlahan rasa kasihan dan sayang itu sedikit muncul, namun tak di tanggapinya. Becky terdiam, membiarkan si istri masih memeluk dirinya. Sesaat kemudian, dia melepas pelukan itu lalu kembali memandikannya.

Sin berpindah diatas tempat tidur, yah tempat tidur mereka dulu.
Freen diam dan masih menatap becky yang sedang sibuk mengeringkan rambutnya, Dia masih memakai bathrobe.

Wajah itu...hidung mancungnya.. bibir tipis berbentuk hati itu..dan mata coklatnya.
Dia tersenyum memandagi wanitanya, seakan ada perasaan hangat yang tumbuh dihatinya saat ini.
Didekapnya tubuh itu, tangan kanannya kini melingkar di pinggang si istri, dan tangan kirinya meraih pengering rambut itu lalu mematikannya.

"Jika memang ini yang terakhir bagimu, maka izinkan aku untuk menyentuhmu untuk yang terakhir kalinya. Sungguh, aku sangat merindukanmu. Aku rindu dengan wangi tubuhmu, aku rindu saat dimana kau selalu memanggil namaku dengan suara khasmu sayang."
Perlahan didekatkan bibirnya ke bibir si istri, dikecupnya, dilumatnya demgan pelan.
Becky tak melawan, kerena memang dia juga merindukan sentuhan itu.

Dibaringkan istrinya diatas kasur, bibirnya kini berpindah tempat keleher jenjang sang istri. Menghisapnya dengan keras sehingga membuat tanda ungu kemerahan disana.
Lenguh si istri itu terus memenuhu pemdengarannya.
Baju itu lalu dibuka, dan memperlihatkan bra hitam yang menutupi payudara kecil milik si istri.
Di masukkan tangannya diantara punggung dan permukaan kasur untuk mencari pengait bra
Disana. Dapat dan dengan satu kali membuka, akhirnya pelindung payudara itu menjadi longgar.
Ditariknya bra itu mejauh, dan kini memperlihatkan payudara kecil dengan puting yang berwarna pink.
Tanpa pikir panjang lagi, dibenamkan wajahnya disana, memilih salah satunya untuk di isapnya. Tak lupa tangan satunya tidak tinggal diam, meremas payudara yang lainnya.

Lenguh itu terdengar.
"Eeghhhh... sshhh... mmfffhh..." si istri menggeliat kegelian dibawahnya. Kedua tangan si istri itu kini meremas rambutnya.
Sedangkan dia bergantian melahap payudara itu berulang kali sehingga membuat puting itu mengeras.
Tak lama dia beraling lagi menuju perut sintal milik istrinya. Memutari pusat itu dengan lidah nakalnya, tak tinggal diam kedua tangan itu sibuk membuka celana dibawah sana, dilucutinya dan tak tersisa sehelai kain pun.
Kedua tangan itu dengan lihai menari-nari di kedua kali si istri. Mengusap-usapnya dan tangan kanan itu sudah mendarat di selangkangan sang istri.
Ibu jari itu meraba satu titik yang menjadi favoritnya disana. Diusap-usapnya berulang kali, sedangakan sang empunya menggeliat keenakkan di atas sana sambil sesekali meremas rambut wanita jangkungnya.

Ada perasaan membakar di keduanya, gairah itu mulai meningkat, dengan cepat dia menurunkan wajahnya tepat di depan vagina milik istrinya.
Menjulurkan lidahnya dan menjilati klitoris itu.
"Hmmm... aahhh... fff.... Eegghh... fffreenn..."
  

Bersambung.....




Haaa nunggu apaan hayoo....🤣🤣
Silahkan berfantasi sendiri yah,

Btw jangan lupa vote😘

It's you, and only you (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang