10

1.5K 118 8
                                    

      Apakah berbuat satu kesalahan itu memang sudah tidak bisa dimaafkan?.
Jika yah, lantas apa kabar dengan orang-orang yang sering berbuat kesalahan yang sama dan mendapat maaf yang beribu-ribu kali?.

Suatu hari, ada dua orang sedang bercerita.
Katakan padaku apakah aku bisa lagi memaafkan kesalahan pacarku untuk yang kesekian kalinya?

Yang satu menjawab; bisa ku ibaratkan dengan sebuah gelas, jika gelas itu sering-sering jatuh lalu retak apakah bisa di pakai lagi? Tentu tidak kan? Begitulah dirimu, sekalinya dia jatuh lagi bukannya retak melainkan pecah. Begitu dengan hubunganmu, apakah kau masih bertahan dengan hubungan toxic ini?

Namun, kawannya itu berkata; aku masih mencintainya, dan sangat. Bolehkah aku mengganti perumpamaanmu dengan yang lain? Ku ibaratkan dengan sebuah rumah. Yah aku tau rumah itu sudah tidak layak dihuni, dan sedikit lagi akan roboh. Tapi jikapun roboh kan bisa diperbaiki, asal pondasinya masih ada, kita bangun tapi dengan bentuk yang lebih indah.

Yang lain terdiam, tapi hatinya meributkan tentang temannya yang selalu hancur dan sabar dengan ke-egoisan si pasangannya. Ada rasa iba disana, tapi dia tak ingin memperlihatkan pada teman itu.
Hingga hatinya berkata;  sesayang itukah kamu padanya? Sampai-sampai kamu tak bisa lagi membedakan rasa sakit dengan rasa sayang?

Hingga satu kalimat muncul dibibir temannya;
Bersama dia sakit, tapi tidak bersama dengan dia itu lebih sakit...


       Cinta merubah segalanya, tapi cinta juga bisa membuatmu gila.
Sama seperti pasangan ini, keduanya masih saling mencintai. Tapi, berbeda dengan wanita belasteran inggris-thailand itu.
Yah, dia akui dia masih mencintai si sarocha, tapi hatinya sering dihantui oleh perbuatan sarocha.
Sungguh pahit, dia dihadapkan dengan dua pilihan yang sulit untuk dia pilih.
  
  Dia masih terhenti di antara dua jalan yang berbeda. Ingin mundur kembali kejalan sebelumnya, tapi tidak bisa. Waktu tidak bisa diulang.
Oh tuhan, andai saja ada keajaiban. Jika aku disuruh untuk memilih, aku akan memilih kembali kemasa diamana semunaya tidak terjadi. Begitu kata hatinya.

Dia terbangun dari tidurnya, menatap wajah tampan dari perempuan yang tidur disisinya saat ini.

Hari semakin malam, siang tadi awalnya mereka hanya janjian makan siang bersama. Namun, berujung pada candaan yang membuat mereka kembali bercinta. Hingga si wanita jangkung itu mencancel semua jadwalnya hanya karena sang calon mantan istri.
Hingga akhirnya mereka berdua pulang kerumah mereka dan.... Kalian sendiri yang menebak.

   Dibelainya wajah itu, diusap-usapnya pipi tembam itu. Entah sudah keberapa kalinya dia menghela napas disana.
Wajah tenang dari wanita tampan itu membuatnya sangat nyaman untuk berlama-lama menatap.
 
  "Aku mencintaimu, rasa ini masih tetap sama untukmu. Tapi, aku juga terluka dengan perbuatamu sayang. Apakah caraku berpisah denganmu sudah benar?" Gumamnya dalam hati sambil mengusap pipi itu.

Kedua mata itu mulai terbuka. Pemandangan yang dia lihat pertama kali adalah bidadari cantik didepannya yang hanya berjarak beberapa centimeter saja. Senyumnya merekah, memperlihatkan giginya yang rapi.
"Hey.." sapanya pertama kali. Siapa yang tidak akan luluh dan menangis ketika pasanganmu dengan nada lembut memanggilmu?
Becky tiba-tiba menangis, dan itu membuat freen sempat panik.

"Apa aku berbuat salah? Maafkan aku, jangan menangis" hiburnya sambil mengusap kedua mata becky.
Tidak ada jawaban dari wanita farang itu, masih tetap menangis.
"Maafkan aku..sudah jangan menangis, atau kau ingin aku menjauhimu? Ba-baiklah, aku akan lakukan asal kau tidak menangis" ucapnya lagi tapi dengan perasaan sedih akan kata-katanya barusan.
Wanita itu tetap menangis, tak menjawab, malah tangisannya sekarang bertembah.

Freen berusaha mengubah posisi calon mantan istrinya, dengan mendudukkannya di atas kasur.
Tak peduli jika mereka berdua sedang telanjang bulat, toh mereka sering begini, dulu.
"Katakan, apa yang membuatmu menangis?" Tanya freen dengan pelan.
Dia memberi waktu untuk becky menyelesaikan tangisnya, lalu menjawab pertanyaannya.

Sepuluh menit berlalu, tangis itu akhirnya mereda.
"Tenang oke? Tarik napas lalu buang, dan ceritakan semuanya padaku" ucap freen.
Becky dengan sifat penurutnya mengikuti freen.

Kepalanya ditundukkan, matanya masih mengeluarkan air mata,
"F-freen, a-aku tidak bisa seperti ini. Katakan padaku apakah perceraian ini sudah benar?"
Tiba-tiba hatinya sakit saat mendengar kata perceraian dimulut becky. Tenggorokannya langsung sakit.
"Jika, menurutmu itu sudah benar silahkan. Kau yang memutuskannya, aku tau... aku yang salah,
Aku tau... perbuatanku tak bisa dimaafkan. Walaupun aku tak menginginkan perceraian ini, tapi aku tak bisa memaksamu untuk tetap bersamaku.
Aku hanya berharap kau bisa mendapat yang kebih baik dariku bec.." tak bisa di tahan, air mata itu akhirnya keluar.

"Aku tau, kau sedang dekat dengan seorang lelaki, yang mungkin saja akan jadi penggantiku suatu hari nanti. Tapi... kau harus tau, bahwa cintaku sekarang sudah habis didirimu bec," ucapnya sambil menyentuh dada becky dengan telunjuknya.
Oh tuhan apa ini??, hati dua wanita ini terasa sangat sakit sekarang.

Air mata itu makin deras,
Becky memaksakan untuk membuka mulutnya,
"A-aku tidak bisa, aku sakit freen. Aku sangat sakit sekarang.. aku sakit jika bersamamu, tapi aku lebih sakit jika tidak bersamamu..a-aku bingung dengan perasaanku sendiri, aku tidak tau mana yang aku pilih..." masih terus menangis.

"Maafkan aku...maaf atas kesalahanku, tapi.. jujur dihatiku hanya ada dirimu bec. Jujur.. aku tak ingin berpisah denganmu. Aku tak ingin seperti ini... aku tak ingin kita berpisah.." freen tak mau kalah dengan tangisannya.

"Yakinkan aku jika kau memang masih mencintaiku, yakinkan aku jika proses perceraian kita tidak ada gunanya, buktikan jika kau benar-benar masih menginginkan hubungan ini freen" ucap becky.

Apa yang didengarnya saat ini?, apakah ini adalah mimpi? Jika benar, dia memohon agar jangan membangunkan dirinya.
   Dia berusaha mencubit pipinya, sakit... ternyata ini nyata.

Dengan gemetar, dia mengambil tangan becky lalu menggenggamnya dengan erat tapi masih sambil memangis.
"Aku akan berusaha..."

~~





   Kedua orang tua itu sedang duduk di ruang makan keluarga. Si suami entah sudah keberapa kalinya mondar-mandir tak jauh dari sang istri.
Sambil memengang ponselnya, dia beberapa kali menekan ikon panggil pada kontak sang anak. Namun tak kunjung ada jawaban.
Ponsel anakanya tidak aktif. Sang istri hanya diam duduk dikursi meja makan sambil memeluk dadanya dengan raut wajah khawatir.
Sudah malam, namun anaknya tak kunjung pulang.
Ia menghawatirkan kondisi anak perempuannya saat ini yang mudah lemah akibat masalah rumah tangga.

" sudah malam, tapi dia tidak aktif dihubungi. Kemana dia? Aku sudah menghubungi bright tapi dia tidak bersamanya." Ayahnya khawatir.
"Awas saja jika dia bersama perempuan itu lagi, aku akan mengurungnya" ucap ayahnya marah.
"Tenang... jangan terlalu emosi. Biarkan dia mengurus rumah tangganya, kita tidak perlu ikut campur" ucap ibu sambil mengelus punggung suaminya.

"Tidak..!! Aku harus ikut campur, karena dia adalah anakku. Aku akan tetap memaksanya untuk bercerai dengan freen, walau dia tak setuju. Aku tidak ingin anakku satu-satunya terluka lagi ditangan bocah sialan itu!! Bahkan jika perlu, hari ini juga aku memaksa dirinya untuk segera bercerai!!"
"Temanglah..." hibur sang ibu.

Pintu rumah itu terbuka, becky baru saja muncul setelah dari siang tadi tak ada kabar.
"Dari mana saja kau? Kenapa ponselmu tak bisa dihubungi?" Tanya ayah yang menyampari becky.
"A-aku dari rumah teman yah, maaf ponselku mati aku lupa membawa charger" alasan becky.
"Benar dari rumah teman?" Tanya ayah memastikan.
"Hmm.." anggukan kepala dari becky.
"Awas saja kau bertemu dengan bocah sialan itu lagi tanpa sepengetahuanku, dan besok kau ditemani bright bertemu dengannya untuk mengambil surat itu. secepatnya kalian harus cerai, jangan menundanya lagi rebecca, aku tida ingin kau masih terikat dengan keluarga chankimha. Kau mendengarkan aku rebecca?!"

"I-iyah ayah..." .  sakit sekali, tapi memang ini kemauan cepat dari ayahnya.
Padahal dia baru saja memberi kesempatan pada wanita jangkung itu.
Ayah memang sudah sangat membenci freen, sejak peristiwa itu.

Bersambung....

~~~~~~




    

It's you, and only you (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang