8

1.4K 121 8
                                    


Becky pov.
Pagi itu memang terasa hangat, aku terbangun dan mendapati diriku diatas kasur yang dulu pernah aku tiduri. Aku tidur terlentang, tubuhku dibalut oleh selimut tebal. Aku merasakan ada sesuatu yang terasa sangat berat di dadaku. Bay the way selimut itu menutup tubuhku sampai di leher saja.
Perlahan kugerakkan badanku, namun agak sedikit susah. Dan karena penasaran apa yang menindihku, maka kubuka sedikit selimut ku. Nampak ada seseorang disana yang telah menindihku. Kepalanya berada diatas dadaku, tangan kiri dan tangan kanannya melingkar sangat erat di pinggangku, lalu kaki kanannya diangkat hingga menindih kedua kakiku dibawah sana.

Sempat aku sedikit terkejut, namun aku sadar bahwa aku merindukan momen seperti ini. Yahh sudah sebulan kami terpisah, dan jujur saja aku merindukannya walau memang hatiku masih sakit akibat ulahnya.

Pelukan itu sangat erat, sehingga mungkin saja aku sedikit susah untuk bernapas. Aku tak melihat wajah manisnya, sebab wajahnya mengarah kebawah.
Aku sadar bahwa kami berdua tengah telanjang bulat diatas tempat tidur.
Refleks, tangan kananku terangkat menuju rambutnya. Kubelai, kuusap kepala itu. Wangi shampo favoritnya masih menempel di helaian rambut panjangnya.
Tak lama, tubuhnya bergerak berusaha merubah posisi. Kini kepalanya sudah bukan didadaku lagi, melainkan dileherku. Dia membenamkan wajahnya disana, tapi posisi tangan dan kakinya masih seperti semula. Dan yeah, aku marasakan hembusan napas hangat itu meniup leherku.

Aku tak mengundangnya, tapi air mata itu mulai keluar di kedua mataku. Hatiku terasa sakit, aku bingung dengan perasaanku sendiri. Aku dihadapakan pada pilihan yang sulit, dimana aku harus menyudahi pernikahanku atau aku tetap bersamanya. Jika aku bersamanya, aku akan terus diusik oleh perlakuan yang tidak adil dari istriku bersama sahabatnya sendiri. Dan jika aku menyudahi semua ini, aku akan sangat menyesal berpisah dengan sosok yang paling kucintai dihidupku. Oh god...!! Hidupku dikuasi oleh dilema berat.

Tiba-tiba di mulai bergerak mencium sesaat leher jenjangku. Aku terkejut akan perlakuan itu, Seketika bulu kudukku berdiri. Satu kalimat keluar dari mulutnya, "aku mencintaimu rebecca, sangat mencintaimu, aku sayang padamu"
Tambah deras lagi air mataku mengalir mendengar kalimat itu. Hatiku menghangat saat mendengarnya, namun selalu di hantui dengan peristiwa itu.
Aku membalikkan tubuhku mengarah padanya, tapi aku menyembunyikan tangisku darinya. Tapi sepertinya dia mengetahui.
Dia terbangun, mencari wajahku yang kusembunyikan. Aku merasaakan ketika dia meraih pipiku.

"Hey... kau menangis?? Ada apa?? Jangan menangis.." dia menghiburku.
Aku tak tau harus menjawab apa, lalu dia mengusap air mataku.
"Aku harap.. setalah perceraian kita, kau selalu bahagia jangan pernah menangis, aku berdoa semoga kau dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangimu," ucapnya sambil memperbaiki helaian rmbut yang menutupi wajahku.
"Aku minta maaf.. jika selama kita menikah aku selalu membuatmu sakit. Yahh aku mengaku ini semua salahku, benar... orang yang bersalah tidak pantas dimaafkan, aku terima semuanya. Tapi tolong.. sebelum perceraian ini terjadi, berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahanku, beri aku waktu beberapa hari untuk bersamamu bec.." ucapnya lagi. Dan kali ini aku mendengar suata seraknya yang menahan tangis yang akan keluar.
Aku mendengar setiap ucapannya itu membuatku terasa sakit. Seperti sebuah tali yang sengaja diputuskan oleh seseorang.

Tuhan sakit sekali..
•••







Semenjak pertengkaran hebatnya bersama orn, nam tidak pernah lagi bertemu dengan freen. Dia tau betap terlukanya sahabat baiknya itu. Sempat dia mengajak freen untuk keluar bermaksud untuk mene, namun freen selalu menolak dengan alasan dia sibuk bekerja. Tapi dia tidak memaksa freen, hanya saja dia berharap semoga temannya itu baik-baik saja.

Terlintas dipikirannya untuk bertemu dengan becky, dan menjelaskan semua kesalah pahaman ini, namun beberapa kali niat itu dia batalkan, karena takutnya dia beranggapan telah mencampuri urusan rumah tangga mereka. Tapi... jika tidak di jelaskan, akan seperti ini terus.
Dan akhirnya dengan niat yang sudah bulat, nam menghubungi becky dan mengajaknya bertemu. Pikirnya sekarang tak peduli dia mencampuri urusan rumah tangga sahabatnya, yang penting masalah ini selesai.

Tiba di sebuah coffeshop, mereka memilih rooftop untuk tempat mereka bercerita.
Setelah pesanan itu di antarakan, nam memulai pembicaraan.
"Bec... apa kau baik-baik saja?" Tanya nam memastikan.
"Yahh.. seperti yang kau lihat p'nam" sahut becky.
Tapi mata itu tak bisa berbohong, nam melihat ada raut kesedihan disana.
"Bec..aku tau semuanya, freen sudah menceritakan padaku. Jujur aku tak membela salah satu dari kalian. dari kejadian itu, aku berani menyimpulkan freen memang salah, tapi.. yang lebih salahnya lagi disini adalah wanita gila itu. Aku sempat bertemu dengannya, dan apa yang aku curigai memang benar, bahwa dia menyukai freen sejak lama."
"Cukup phi... aku tak ingin membahasnya lagi.."
"Dengarkan dlu bec.. kau tau.. selama beberapa minggu ini freen sangat kacau. Kesehariannya setelah pulang dari kantor, di selalu pergi ke bar untuk minum. Aku pernah mendengarnya saat dia mengigau, dia berkata kalau dia hampir gila karena berpisah denganmu. Pekerjaan kantornya saja berantakkan. Setiap kesepiannya dia selalu menangis tanpa henti. Tapi beruntungnya dia tidak sampai sakit." Tutur nam.
Mendengar itu, hati becky terasa sangat perih ketika mengetahui kondisi wanita jangkungnya yang malang. Separah itu dia ketika berjauhan denganku?.

Langit sore itu sangat mendung, nam menyarankan untuk turun dan berpindah kedalam coffeshop.
Setelah beberapa menit mereka bedua pindah tempat, ponsel becky berdering.
("Bec.. kau dimana?? Ayah menyuruhku untuk menjemputmu,") terdengar suara bright yang sedang cemas.
"Aku akan pulang sebentar lagi"
("Tidak, tidak, aku akan menjemputmu, beritahu aku dimana alamatnya")
"Aku akan pulang tenanglah bright, aku akan memesan taxi"
("Jangan melawanku rebecca, ayahmu menyuruhku")
   Mendengar nama lelaki yang menelepon becky, nam terkejut. Apa secepat itu becky melupakan freen?. Ada rasa kecewa sedikit yang di rasakan nam, saat mendengar percakapan becky bersama lelaki itu. apalagi ayah becky sepertinya memberikan cela untuk lelaki itu mendekati anaknya.

Nam hanya diam, tak mau lagi membahas lebih jauh tentang hubungan becky.
Dan setelah setengah jam pun berlalu, berjarak beberapa meter dari coffeshop itu, berhentilah sebuah mobil berwarna abu-abu.
Tampaknya itu adalah bright, datang untuk menjemput becky.
   Mengetahui warna mobil itu, becky segera pamit pada nam untuk pulang. Dia keluar dari coffeshop tersebut dan berjalan menuju mobil yang baru terparkir.
Dari penglihatan nam, dia melihat lelaki itu turun dari sana. Berjalan mendekati becky sambil tersenyum hangat. Matanya memancarkan rasa kepedulian terhadap istri freen sarocha itu.
Dengan sigap, lelaki itu membuka kan pintu mobil untuk becky. Lalu setelahnya dia berlari menuju pintu mobil sebelahnya untuk masuk dan segera pergi.
   
Rasa sedikit kecewa, kasihan, sedih, semunya menyelimuti hati nam. Pikirannya pertama kali adalah freen, sahabatnya. Tidak tega jika
Melihat kesedihan wanita jangkung itu nanti ketika proses perceraian itu akan tiba. Entah bagaimana nanti nasib sahabatnya ketika sudah sah berpisah dengan istri tercintanya.

   Entah memang perasaan seorang sahabat itu terkoneksi atau bagaimna. Freen yang berada di kantornya kini tengah duduk sambil pandangannya mengarah ke  dinding kaca ruangannya.
"Aku tidak apa-apa, sungguh. Jikapun sakit, aku akan tahan. Biarkan aku yang menanggungnya asal dia selalu bahagia dengan pilihannya. Yahh... aku ikhlas" ucapnya sendiri sambil menetesakan air mata dipipinya.
Sedih hatinya tak sebanding dengan kesalahan yang diperbuatnya. Dan mencoba untuk menerima semua keadaannya nanti.
  Pikiran sedihnya itu, dengan cepat dia alihkan pada kenangan malam bersma dengan calon mantan istrinya. Betapa bahagianya dia ketika bisa bercinta lagi dengan wanitanya itu. Walaupun itu adalah yang terakhir baginya. Tapi, tidak apa-apa karena dia sudah meminta kesempatan pada becky untuk mememperbaiki semuanya selama beberapa hari kedepan.
Bahagianya dia, walaupun waktu yang dia minta tidak banyak, asal bisa melihat wajah manis dari wanitanya.

Bersambung......

It's you, and only you (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang