6

1.3K 128 1
                                    

    Dia duduk di kursi kebesarannya, sambil berulang kali membaca surat itu. Waktu yang lama diberikan becky untuknya menyatujui surat perceraian itu, Yap 3 bulan. Padahal dia ingin secepatnya bercerai dengan freen, tidak usah tunggu tiga bulan, tiga hari pun bisa kan??.
Namun, dia sudah tau akan sifat wanita jangkungnya itu, terutama dia juga beralasan tak jelas kenapa dia metapkan waktu tiga bulan tersebut.

Dibolak-baliknya kertas yang sudah tertempelkan meterai tersebut.
Nam ada disana, diruang kerja freen. Duduk disofa agak berjarak sedikit dengan meja kerja.
Freen beberapa kali menghela napas, masih tidak percaya dengan apa yang becky berikan padanya.
Jika ini mimpi, tolong siapapun bangunkan dia dari mimpi buruk ini!.

"Apa kau akan menyetujui surat itu?" Tanya nam.
" tidak..aku tidak ingin seperti ini, becky adalah milikku dan seterusnya begitu" ucap freen penuh tekat.
" freen..." pamggil nam penuh iba.
Freen menoleh dengan raut wajah pemuh kesedihan.
" jika memang kau masih menginginkan becky masih jadi istrimu, maka perjuangkan. Perbaiki kesalahanmu, perbaiki semuanya. Lakukan tugasmu   Sebagai yang paling dominan. Aku yakin becky akan kembali, karena aku tau dia sangat mencintaimu." Tutur nam.

Freen merasa bersyukur mendapatkan nam sebagai sahabatnya. Yang selalu memberikan semangat pada dirinya entah bagaimana pun kondisinya. Lalu heng?? Dia juga adalah teman freen, namun dia tidak bisa memani kedua sahabatnya karena dia dalam perjalanan bisnis ke eropa beberapa bulan yang lalu.

"Akan ku perjuangkan nam, semampuku.
Aku akan memperbaiki semua kekacauan ini, akan ku buktikan jika aku masih menginginkan becky dihidupku."
Secara bersamaan ponselnya berdering. Kontak bertuliskan ibu itu menelephonenya.
Dia segera mengangkat panggilan tersebut.

" apa yang terjadi dengan rumah tanggamu nak" kalimat itu terdengar jelas dari seberang sana.
"Maafkan aku bu," suaranya bergetar ketika menjawab pertanyaan sang ibu.
"Ayah menyuruhmu untuk pulang sekarang, dia sangat marah padamu karena ini" ucap sang ibu.
"Hmm baiklah bu, aku akan menemui kalian sekarang" ucapnya lalu mematikan panggilan itu

~



Hampir gelap, dia tiba di ciangmai.

Duduk di lantai yang beralaskan karpet tebal, sedangkan kedua orang tuanya duduk dihadapannya  di atas sofa.
Dia tertunduk penuh kesedihan sambil memandang kaki kedua orang tuanya.
Sang ibu yang berada di sisi sang ayah memandang iba pada anak satu-satunya itu, sambil menggandeng lengan suaminya.

Air mata itu tak biasa di tahan lagi, mengalir desar dipipinya dan menetes dia kedua pahanya. Sedangakan kedua tangannya menopan pada pangkal paha. Punggungnya bergetar menandakan jika dia sedang menangis.
"Maafkan aku, aku gagal membangun rumah tanggaku. Aku mengaku aku salah, aku yang salah." Ucapnya sambil
Bergetar.
"Anakku memang salah, aku tak pernah mengajarkan kau untuk melakukan hal buruk. Ayah sangat kecewa denganmu" ucap orang tua itu menatapa punggung anaknya.
Ibunya pun sedang memangis melihat putrinya yang saat ini.
"Apa kau benar-benar tidak menginginkan becky lagi? Apa kau sudah melupakan janjimu untuk menjaganya? Apa kau sudah melupakan perjuanganmu mendapatkannya?? Dimana semua itu freen??" Tanya ayah.
"Tidak ayah... aku masih mencintainya, aku masih menginginkan dia.."
"Lantas kenapa kau berbuat hal itu dihadapannya!!?"
"Aku yang salah yah.... Aku mengaku aku yang salah. Dari awal aku memang bodoh menempatkan perempuan itu diantara aku dan becky... aku menyesal, tolong ampuni aku ayah.. ibu..." mengangkat wajahnya yang penuh air mata sambil
Menyatukan kedua tangannya memohon untuk dikasihani.

"Keluarga armstrong menghubungi kami, mereka akan mempercepat perceraian kalian" ucap ayahnya lagi.
"Aku tidak akan menyetujuinya, tidak akan."
"Lalu apa yang kau lakukan? Becky sudah membuat surat itu, tidak ada lagi pembelaan atas dirimu. Aku bersama ibumu tidak ikut andil
Dalam urusan rumah tangga kalian."
"Akan aku buktikan, bahwa aku masih mencintai becky.. aku tidak mau cerai darinya"
"Lakukan jika itu menurutmu bisa memperbaiki kalian berdua. Kedua kalinya aku katakan lagi, aku dan ibumu tidak ikut mengurusi rumah tangga kalian. Kau yang menjadi patokan, bertanggung jawablah, perbaiki semuanya. Aku tidak mengajarimu untuk lari dari tanggung jawab freen. Kau anakkku, anakku satu-satunya"
Ucap sang ayah.

Si ibu turun dari duduknya, memghampiri putri tunggalnya lalu memeluk erat tubuh putrinya.
"Ibu yakin, kau bisa freen. Ayah dan ibu tidak marah padamu, kami hanya berharap jika kau bisa menjadi lebih baik dari situasi ini. Kami selalu menyayangimu nak" ucap ibunya.
"Ibuuu...." Dibalasnya pelukan sang ibu.
Sang ayah itu masih tetap duduk diatas sofa sambil
Melihat istrin dan anaknya saling berpeluk sambil
Menangis. Dia menahan air matanya agar tidak
Jatuh dihadapan kedua orang kesayangannya itu.
"Ayah sayang padamu freen, ayah juga sayang pada istrimu. Maka bawa dia dihadapan kami lagi nak" permintaan sang ayah.

~








Masih tetap sama, raut wajah yang penuh dengan kesedihan, tak ada keceriaan lagi disana.
Tatapnya kosong, hatinya?? Jangan tanya, sudah pasti terluka.
    Hari demi hari, minggu demi minggu dia lewati selalu seperti itu.
Bright selalu ada disaat dia sedang sendirian. Mencoba menghiburnya, alhasil semuanay masih tetap sama tidak ada lagi tawa diwajah wanita farang itu.

Kali ini, bright mengajaknya kepantai.
Berjalan menyusuri pantai itu sambil sesekali bright menggodanya dengan dengan mencolek pinggang wanita itu agar terasa geli.
Suasana sore hari dipantai memang sangat ramai, banya yang datang hanya sekedar menikmati sunset indah disana, termasuk bright dan becky.
Mereka duduk di pinggir pantai beralaskan kemeja bright.

Ingatan itu kembali,
"Kau menyukainya?"
"Hmm yah.. aku menyukai sunsetnya"
"Kau menyukai sunsetnya?? Apakah sunset itu lebih indah daripada aku??" Dia merajuk.
"Oh ayolah.. jangan merajuk seperti itu, kau tidak cocok sayang.." bujuk becky.
"Sudahlah, kau menikah saja dengan sunset itu, jangan menikah denganku, aku tidak seindah sunset" ucapnya sambil memanyunkan bibirnya.
"Kau lebih indah dari sunset itu, kau lebih istimewa dari sunset disana. Dan aku adalah milikku, camkan itu sarocha"
Rajukkan itu berubah menjadi senyum saat mendengar ungkapan dari wanitanya. Dia mencolek pinggang becky bebrapa kali.
Dan akhirnya keduanya larut dalam tawa disana.

Tawa bahagia itu teringat jelas di memorynya, mengingat bagaimna hangatnya tangan freen saat membelai pipinya, bagaimna manis bibir ranum itu mengecupnya saat berada dipantai. Dan bagaimna bola mata coklat freen saat menatap wajahnya, tak pernah bohong.

Bright berada disampingnya, menatap kearahnya dengan penuh diam.
Tiba-tiba tangan kirinya meraih tangan becky, digenggamnya lalu di usap sedikit menggunakan ibu jari.
Sorot mata lelaki itu seperti ingin mengatakan sesuatu, namun bibirnya menahan kata-kata itu keluar.
"Bec.... Apakah tempat itu sudah kosong? Jika sudah berikan aku kesempatan untuk menempatinya. Aku berjanji aku akan menjagamu" gumamnya.

              ~~~~~~~~~~~





Guys maaf yah, capternya pendek gk seperti biasa.
Pengen thor panjangin, tapi kondisi tangan thor gak bisa bekerja sama. Soalnya tangan kanan thor sakit karena keseleo beberapa hari yang lalu. Jadi ngetiknya pake tengan kiri, maaf yah klo bnyak typo. Selalu jaga kesehatan readers, 😘😘🫶🏻

It's you, and only you (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang