13

1.4K 134 13
                                    


Freen,
Kesempatanku sudah selesai. Aku kalah dengan keadaan, haha...
Aku melihat semuanya, yahh..
kau tau..?? Tenggorokanku sakit, mataku perih.
Hatiku memanas.

Aku keluar dari sana, dengan hati yang yeah sangat kecewa.
Dia istriku... dan.. betapa bodohnya aku, tidak mengahanpiri mereka.
Aku sadar, aku akan diceraikannya, jadi aku berpikir untuk apa aku harus menghampiri dua sejoli disana.
Sudahlah.
•••


Mobilnya berheti di kediaman nam, sahabatnya.
Dengan langkah yang dipaksakan, dia mendekati pintu rumah itu.
Berniat untuk mengetuk, namun orang dalam rumah dengan cepat membuka pintunya.
"Freen.." sapa nam yang terkejut melihat raut wajah temannya.
"Biarkan aku masuk dulu nam," nam menggeser tubuhnya sedikit untuk memberi jalan pada freen.

"Katakan, ada apa dengan wajah ini?" Tanya nam sambil duduk di sebelah freen.
"Aku terlambat," ucapnya dengan tatapan kosong.
"Apanya?"
"Haaahhh...apakah setelah perceraian kami, dia akan bahagia dengan lelaki itu?"
"Apa maksudmu freen??, aku tak mengerti?"
"Nam... semua sudah terlambat, aku tak punya kesempatan lagi."
"Freen, bicara yang jelas!" Bentak nam.
"Lelaki itu menyatakan perasaannya pada becky,"
"Apa??"
"Sudahlah, aku akan terima semuanya. Mungkin dengan ini dia akan bahagia, aku akan segera menandatangani surat itu besok."
"Kau ini bodoh apa bagaimna!? Jika kau berniat untuk hubunganmu, maka berjuanglah..!!
Aku tidak paham padamu freen, kemarin kau bercerita kalau becky memberimu kesempatan untuk pembuktian, lalu sekarang apa lagi!!?..
Dasar bodoh... freen, aku paham apa maksud becky dari memberikanmu pembuktian padanya. Aku tau kalau dia masih mencintaimu. Dan aku tau kalau dia masih berharap padamu. Belum tentu apa yang kau lihat hari ini adalah sebuah kenyataan..!! Buka matamu bodoh, bersikaplah optimis jangan mudah terpancing akan pikiran burukmu..!!" Ucap nam
Panjang lebar.
"Tapi..."
"Berjuanglahh... aku tidak butuh alasan tidak logismu. Ambil istrimu kembali.. karena dia masih hakmu..!!" Bentak nam.
"Hmmm... akan aku coba nam"
"Jangan mencoba, harus kau lakukan freen. Hidupmu ada pada becky, apapun resikonya kau harus lakukan."
"Kau benar nam.. aku mencintai becky, aku tak bisa apa-apa tanpanya. Baiklah, aku akan mengambil
Apa yang memang sudah menjadi hakku."
"Uugghh... jika kau bukan temanku aku sudah mencekikmu dari tadi.. dasar sialan.. wanita bodoh.." gerutu nam.


Dua jam yang lalu.
Mata indahnya menatap wajah bright. Mencari kebohongan akan perkataan lelaki itu disana.
Dia terkejut setengah mati akan fakta yang diutarakan bright padanya. Tenggorokannya sedikit tercegat. Jantungnya berdebar.

"Bright.. maafkan aku.." ucapnya masih sambil menatap wajah tampan lelaki itu.
" kenapa minta maaf? Kau tidak salah bec.." bright mencoba menghibur.
"Maaf.. maafkan aku.. aku belum bisa menerimamu.. urusan hatiku belum kelar. Aku tau kau memang sudah lama akan hal ini, tapi..." bicaranya segera dipotong bright.
"Aku tau... yah aku paham akan maksudmu, aku tak bisa memaksamu bec.." ucap lelaki itu sambil menebarkan senyum paksanya.

"Maaf bright.. aku masih mencintai istriku" batinnya.
"Sesulit itu menggapaimu becky? Apa kau masih mencintai istrimu? Lantas kenapa?" Gumam bright pada dirinya sendiri.

••••••••











"Maaf nona... anda sudah tidak di izinkan untuk masuk lagi" halau salah satu petugas pengamanan disana.
"Aku ingin bertemu istriku.." ucap wanita itu tegas.
" tapi .. tuan sudah memperingatkan anda untuk tidak datang lagi kesini"
"Aku ingin masuk.. aku tidak ingin berdebat dengan kalian, aku ingin menjemput istriku untuk pulang..!" Ucap freen.

  Sedangkan yang didalam rumah sepasang suami istri itu sedang melakukan sarapan pagi tanpa putri mereka. Samar-samar keduanya mendengar keributan diluar rumah.
"Apa itu? Pagi-pagi sudah membuat kekacauan!" Ucap si lelaki tua bertubuh tinggi itu.
"Biar aku melihatnya" sang ibu bangkit dari duduknya dan kencoba mengintip dari jendela kaca.
Betapa terkejutnya dia melihat sang menantu sedang berdebat dengan beberapa petugas keamanan diluar.
"Ada freen diluar," ucap si ibu.
"Apa?? Berani-beraninya dia mengginjakkan kaki lgi dirumahku" lelaki tua itu segera berdiri lalu meninggalkan meja makan. Dia berjalan menuju teras rumah mendekati keributan disana.

It's you, and only you (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang