Lisa Memegangi kepalanya yang berdenyut pusing sehabis tadi didorong oleh Yebin, kepalanya terasa berputar-putar dan itu membuatnya sedikit linglung apa yang terjadi barusan.
Tapi Lisa memilih abai dan tetap melanjutkan mengerjakan tugas-tugasnya. Lisa yakin pasti Rose tidak akan mengerjakan tugas yang diberikan dan akan mencontek dirinya. sangat tidak mencerminkan seorang kewajiban siswi di sekolah.
Larut mengerjakan tugas-tugasnya hingga tak terasa jam menunjukkan pukul 11 malam, segera Lisa pergi bersiap untuk tidur.
Lagi-lagi Lisa Menghela nafas lelah, semoga saja beban yang ada di pikirannya ini hilang hanya dalam memejamkan mata.
Dan Lisa lebih suka bermimpi di dalam mimpinya, ketimbang melihat aslinya di dunia nyata.
🤍
Lisa menahan air matanya yang sedikit lagi akan menetes. Baru saja dirinya melihat bahwa sang Ibu memberikan handphone impiannya kepada sang kakak sulung.
Sebenarnya tidak ada yang salah jika dilihat tapi yang harus kalian tahu. Lisa tidak pernah berganti HP selama kurang lebih 6 tahun, Dengan gampangnya kakak sulungnya mendapatkan apa yang dia inginkan?
Lisa memilih melanjutkan langkahnya menuju ke kamarnya setelah pulang sehabis latihan, Jangan bosan dengan kata latihan-latihan di setiap babnya. karena hanya itu keseharian Lisa.
Daripada meratapi nasibnya yang kurang beruntung Lisa memilih mengerjakan tugas-tugasnya kembali saja, tapi baru saja mengerjakan setengah diringan Langsung melempar pulpen itu hingga rusak.
Tiba-tiba emosinya tidak stabil membuatnya melepaskannya kepada barang-barang di sekitarnya.
Di saat itu Lisa tidak menangis hanya melampiaskannya saja dengan mata memerahkan menahan tangisannya. Lisa sudah terlalu memegang teguh bahwa dirinya tidak akan menangis meskipun hal yang dia lalui itu berat.
Lisa melempar buku-buku sekolahnya ke sembarangan arah dan dia juga membanting kotak pensilnya hingga isinya berceceran kemana-mana.
Lisa benar-benar tidak bisa mengendalikan emosinya dan tanpa sadar dirinya membanting foto Keluarganya yang ada di dinding dengan emosi yang meluap.
Pyarr
Nafas Lisa segar-senggal sambil menatap bingkai foto keluarga yang sudah rusak dan kacanya berceceran kemana-mana.
Lisa Tidak peduli ada seseorang yang mendengarkan kemarahannya. dia benar-benar tidak peduli yang hanya dia ingin melampiaskan kemarahannya saja, agar kepalanya bisa tenang.
Perlahan-lahan emosinya mulai stabil dan Lisa menguasai dirinya kembali. Dirinya menatap ke sekitaran kamar yang sudah kacau berserakan buku-buku juga alat tulis yang dia lempar tadi.
Lisa segera membereskannya. saat akan mengambil foto Keluarganya, Lisa meremat kaca yang ada di genggamannya dengan kesal lalu setelahnya dia langsung membuang kaca yang sudah berlumuran darahnya itu ke tong sampah.
Karena masih terbawa kesal Lisa langsung menyobek foto keluarganya sampai benar-benar tidak berbentuk lagi lalu membuangnya ke tong sampah.
Selesai dengan semuanya Lisa segera membaringkan tubuhnya ke kasur dan mulai memejamkan matanya.
.
Di keesokan harinya Lisa terbangun pada pukul setengah enam, seperti biasanya tentunya.
Lisa Melihat telapak tangannya yang perih dan seketika Dia teringat bahwa tadi malam dirinya meremas pecahan kaca. Lisa tidak mengobati luka tersebut dan hanya membiarkannya semalaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa yang bersedih
Fanfiction"Kenapa kau tidak seperti Kakak mu yang rajin juga berprestasi?! Dipikir membiayai kebutuhan mu tidak repot?! Bocah Nakal sekali!" Lisa, gadis yang selalu tersenyum di kala dunia kejam kepadanya dan hanya kesepian yang menemani dirinya. Jiwa yang be...