15. Emosi Lalisa

552 36 0
                                    

Mingyu menatap Lisa aneh juga cemas. Sudah 6 harian ini Lisa pendiam juga memilih menyendiri dari kerumunan.

Mingyu ingin bertanya pun jadi bingung sendiri, takut nya Lisa kenapa-kenapa.

Lisa berjalan dengan bekal di tangannya menuju ke arah Rooftop, Mingyu yang melihat itu segera mengikuti Lisa.

Menatap hamparan gedung-gedung kota dan kebisingan di siang hari ini membuat Lisa hanya menatapinya.

"Ada apa Mingyu?" Tanya Lisa tanpa berbalik dan Mingyu yang tertangkap mengikuti Lisa hanya cengengesan dan menghampiri gadis Poni itu.

Dirinya ikut berdiri pagar pembatas di samping Lisa.

"Kau kenapa? Sudah 6 hari sikap mu aneh." Kata Mingyu bertanya sedikit ragu, Lisa tak langsung menjawab tapi hanya diam

"...... Bukannya sikap ku begitu ya dulu? Aku kurang suka bersosialisasi." Jawab Lisa seadanya sambil menikmati angin sepoi-sepoi

"Kau lelah Lisa? Jangan berbohong.... Wajah mu mengatakan semuanya bahkan di lengan mu terdapat luka membiru." Kata Mingyu

Sedangkan Lisa langsung membuka matanya dan menoleh ke arah Mingyu lantas Lisa tertawa, membuat Mingyu bergidik ngeri. Seperti tawa seorang psikopat.

"Terlihat ya?" Lisa menumpu kepalanya mengunakan tangan

"Padahal aku sudah menggunakan jaket tapi masih bisa terlihat."

"Semuanya seperti penjahat bagi ku, semua terlalu egois untuk kepentingan mereka tidak berpikir 2x untuk memikirkan orang yang sedang menjadi bahan pelampiasan keegoisan nya." Lisa hanya terkekeh

"Kim Mingyu, semua yang kau tanyakan tadi benar. Bahkan aku rela di pukuli oleh mereka."

Sontak Mingyu menghadapkan tubuhnya ke arah Lisa.

"Mereka siapa?" Tanya Mingyu khawatir

"Senior di kolam." Jawab Lisa santai

"Lisa, kau sudah gila? Tangan dan kaki mu Sampai terluka biru ungu seperti itu." Ucap Mingyu khawatir

"Ya Mingyu aku Sudah gila! Dan aku tidak tau lagi cara menghilangkan kepala ku yang seakan-akan pecah ini! Aku tidak tau!" Teriak Lisa

Marah, sedih, kecewa, sakit. Semua itu Lisa rasakan. Lelah, tekanan, pembullyan, stress, keegoisan. Lisa sedang merasakan nya.

Dirinya sendiri dengan dunia yang memberikannya beribu-ribu tekanan dan masalah begitu saja, tidak tau tubuh gadis mungil itu akan ambruk jika di perlakukan seperti itu.

Kedua orang tuanya yang menekankan bahwa latihan selalu bagus dan bisa selalu terbaik dari sebelumnya, pembullyan yang dia alami oleh Senior jadi-jadian, kurang tidur dan tugas yang menumpuk.

Lisa merasa tidak kuat menjalaninya. Tidak ada seseorang untuk ia jadikan sandaran keluh kesahnya.

Minnie yang tiba-tiba saja harus kembali Ke Thailand Karena neneknya sakit, Jackson yang ibunya membutuhkannya untuk membantu mengurus adik adiknya juga Bam bam yang sibuk kuliah.

Lisa sudah senang dengan lengkapnya sahabat itu tapi baru sehari Merasakannya dengan kejam takdir membalikkan nya.

Lisa tak punya pilihan dengan siapa dia bersandar.

Rose? Huh? Bahkan dia sudah tidak peduli lagi dengan nya.

Tangis Lisa pecah begitu saja, dia tidak malu menangis di depan Mingyu. Dia butuh pelampiasan untuk emosi dan tekanan ini.

Dia lelah dan tidak tau siapa yang ingin dia jadikan sandaran.

Mingyu juga tanpa ragu memeluk Lisa, Lisa membalas pelukan Mingyu.

Jiwa yang bersedih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang