Epilog : Akhir

1K 43 2
                                    

Pemakaman di lakukan di esok harinya pada pagi hari, Dara yang mendengar kabar itu Tentu menangis Histeris di pelukan sang suaminya.

Dara memanggil nama Lisa berulang kali sambil memeluk keponakannya itu.

Setelah itu Dara menjadi sedikit tenang.

"Kau sudah berjanji membawaku sesuatu juga mainan untuk Jaemin, kau tidak ingin mengabulkannya?" Tanya Dara sambil menatap Wajah damai Lisa
"Aku baru saja mengusir kedua Kakak mu tadi, mereka tidak pantas untuk kesini."

"Kedua orang tua mu Bahkan tidak peduli, akan ku pukuli ibu mu jika sampai mengakui kau anaknya."

"Istirahat yang tenang ya? Bibi mengikhlaskan mu dan bahagia Disana!"
"Kau, Kakek dan Nenek sudah bertemu! Tidak adil sekali tapi selagi itu demi kebahagiaan mu aku rela melepas mu."

"Selalu bahagia Disana Lisa!"

.

Disana juga ada Jennie dan Jisoo, mereka mengikuti pemakaman secara diam diam dan berdiri di barisan paling belakang agar Sang Bibi tidak mengamuk di tempat.

Kesedihan juga meliputi mereka, jujur mereka menyesal paling dalam tapi sudah terlanjur seperti ini mau bagaimana lagi?

Gadis berbaju putih itu melihat sesi memakan itu juga, pemakaman dirinya sendiri. Disampingnya ada Kakek yang menemani nya juga menjaganya.

"Itu Bibi bukan?" Tanya Lisa sambil menunjuk Dara yang mengelus nisan nya
"Iya, Bibi sedih Lisa tinggal tapi Bibi tidak apa-apa kok."

"Itu Teman ku! Bukannya sekarang mereka sudah wisuda ya?" Lisa menatap Sang Kakek yang ikut berjongkok dengan nya
"Mereka ingin melihatmu untuk terakhir kalinya."

Lama terdiam karena beberapa orang sudah mulai ada yang pulang dari sana Begitu juga Dara. Eunha meletakkan ijazah dan topi kelulusan Di atas Nisan Lisa.

"Kita Lulus bersama Lisa, aku sudah bilang kepada Guru kita bahwa kita lulus bersama!" Eunha menatap makam Lisa
"Ijazah mu aku akan serahkan kepada Bibi Dara, nanti akan di simpan di kamar mu."

"Aku akan pergi, besok akan kesini lagi dengan teman sekelas kita! Bahagia Disana Eoh! Aku sayang padamu."

Lisa disana tersenyum mendengar perkataan Eunha, temannya itu selalu bisa membuat nya tersenyum.

Tapi senyuman itu berganti dengan wajah kebingungan, ada seseorang dengan pakaian serba hitam juga tapi wajahnya tidak terlihat.

"Itu siapa?" Tunjuk Lisa, Sang Kakek menoleh ke arah yang Lisa tunjuk
"Kakak mu?"

"Kakak?" Lisa menyeringit kan keningnya bingung
"Oh! Jisoo dan Jennie Unnie! Mereka datang?"
"Kita kembali saja yukk!"

"Tapi mereka menangis!" Tunjuk Lisa kepada kedua Kakaknya

"Maaf Lisa." Samar-samar Lisa mendengar suara kedua Kakaknya, hatinya tergerak menghampirinya dan Sang Kakek membiarkan untuk yang terakhir kali ini.

Lisa berjongkok di hadapan mereka sambil menatap wajah Kakaknya yang sembab.

"Maafkan Kami, kami menyesali nya.."

"Entah beribu maaf berapa kali pun, apakah kau memaafkan kita? Aku harap kau memaafkan kedua kakak mu ini." Ucap Jisoo sedih

Lisa berpindah di belakang mereka lalu dengan alami memeluk kedua Kakaknya itu.

Jisoo dan Jennie yang merasakan ada pelukan dari belakang spontan menoleh tapi tidak ada Apa-apa. Pelukan itu terasa dingin sekali kayak kutub Utara.

"Rupanya kau disini ya? Berarti kau memaafkan kita? Aku anggap begitu Lisa." Jennie tersenyum sambil memandangi Nisan Lisa.

Lisa melepaskan pelukan itu lalu menghampiri Sang Kakek
"Ayo kita Pulang!" Seru Lisa bersemangat
"Ayo!!"

Jiwa yang bersedih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang