16. Buat apa Iri?

363 26 0
                                    

Lisa menguap kala melihat seseorang duduk di depannya begitu saja. Bukannya risih atau tak suka tapi orang ini hanya berdiam sambil memakan makanannya begitu saja.

"Ada apa Rose?" Tanya Lisa, Rose mengangkat kepalanya tapi hanya sebuah keterdiaman dari Gadis di depan Lisa itu.

"Silahkan pergi jika kau tak mempunyai urusan." Ucap Lisa sedikit membuat Hati Rose sakit.

Karena Rose tak kunjung berbicara membuat Lisa kesal dan pergi dari sana sambil membawa bekalnya. Rusak sudah moodnya yang tadi baik-baik saja menjadi buruk karena Rose.

Lisa menggaruk kasar rambutnya dan beberapa helai di tangan nya langsung dia buang begitu saja.

Lisa sudah biasa melihat rambutnya rontok seperti itu, jangan heran dan jangan khawatir. Buktinya dirinya masih bisa tersenyum dan bernafas.

"Ah! Sialan!" Lisa menggebrak meja kesal

Amarahnya tiba-tiba saja tidak bisa dia kendalikan dan membuat nya kesal sekaligus bingung.

Memilih untuk mendengarkan musik segera dan itu membuat nya sedikit tenang dan melupakan kejadian beberapa menit yang lalu.

🤍

Semua selalu menyakiti nya dari fisik maupun jiwanya. Lisa harus kembali menjadi samsak tinju bagi Yuju yang sejatinya dulu anak taekwondo.

Pukulannya tidak bisa dibilang tidak sakit. Lisa sampai harus bertumpu ke tembok menghadapi pukulan Yuju.

"Weh Yuju! Udah udah! Anak orang belum mau mati!" Lerai Eunha menarik Yuju untuk mundur karena Lisa sudah mimisan dan wajahnya penuh lebam.

"Akhh!! Kesel banget gue!" Yuju segera pergi dari sana sambil menenteng tas latihannya keluar dari toilet itu.

"Sakit neng? Lu pasti tau kan? Yuju anak taekwondo? Selamat menikmati luka-luka itu." Jiho pergi meninggalkan Lisa diikuti ke dua temannya yang lain.

Lisa berdiri sambil berpegangan tembok, dirinya mengelap darah yang keluar di hidung nya.

Baru kali ini dia mimisan.

"Sialan." Gumam Lisa lalu berjalan tertatih keluar dari Toilet itu juga.

Meninggalkan bekas darah yang ada di tembok dan lantai karena dirinya.

Tentu saja di saksikan oleh gadis cantik yang sudah berderai air mata.

"Jangan menyerah..."


.

Lisa pulang dengan wajah lebam dan hidung mimisan walaupun sudah mengering tapi tetap saja ada sebagian yang keluar dari hidung itu.

"Lo habis di begal ya?" Pertanyaan dari ruang depan membuat Lisa menoleh tapi langsung pergi dari sana, mengabaikan pertanyaan sang Kakak pertama.

"Dasar adik durhaka." Gumam Jisoo lalu menghampiri Lisa dan menarik tangan gadis itu menuju ruangan kerjanya di lantai bawah.

Jisoo menyuruh Lisa duduk di sofa dan Lisa hanya mengangguk saja, menolak pun Jisoo akan marah besar.

"Ngapain? Biar gue obatin sendiri aja." Lisa hendak berdiri tapi Jisoo mencegahnya
"Nanti infeksi, Lo mau nanti sakit?" Tanya Jisoo sedikit angkuh

Jiwa yang bersedih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang