Hari terakhir di Quadive
Pagi ini, aku dibangunkan oleh Uvi, akibat semalam kami tidak makan, pagi-pagi buta dia sudah sibuk menjilati wajahku, memintaku untuk bangun dan pergi berburu.
Dasar, padahal dia seekor naga, bukan hal sulit pergi berburu sendiri untuknya, tapi masih saja harus ditemani. Padahal saat pertama bertemu dia ganasnya bukan main, sekarang manjanya sudah tidak tertolong lagi.
Semalam, kami sudah sampai di perbatasan negara Timur dan Selatan. Kami berncana meninggalkan Quadive siang ini. Padang rumput yang panas sudah kami lewati beberapa hari lalu, udara di Quadive pun semakin ke selatan semakin dingin, walau tidak sedingin kampung halamanku. Aku tidak tahu akan sedingin apa di Selatan nanti, tapi kuharap Uvi bisa tahan dengan udaranya.
Bicara soal Uvi, tadi pagi dia sepertinya membuat kehebohan di desa di luar hutan. Naga nakal itu membawa pulang daging sapi untukku, entah apa dia mengambil sapi liar atau dari peternakan warga aku tidak begitu yakin ...
Tapi aku tidak menolak, walau sebagian besar sepertinya sudah habis dilahapnya. Yah setidaknya bisa untuk makanku seharian ini dan sisanya mungkin kubuat dendeng untuk persediaan.
***
Tangan pemuda yang kasar itu menyimpan pena dan bukunya di dalam tas selempang miliknya. Seluruh barangnya sudah disimpan ke dalam tas yang menggantung di punggung tunggangannya, seekor naga bewarna hitam pekat dengan corak abu pada bagian bawahnya. Hanya ada dua tas berukuran sedang yang menggantung di sisi kanan dan kiri naga itu.
Matanya merahnya yang tajam sangat terlihat mencolok diantara warna hitam yang mendominasi tubuh naga itu. Siapa pun yang melihatnya pasti ketakutan, tapi sebenarnya keluakuan naga itu di saat bersama dengan pemiliknya sangat berbanding terbalik dengan penampilannya.
"Siap Uvi?" Pemuda dengan rambut hazelnut menepuk pelan pucuk kepala naga itu.
Naga itu menggeram pelan, mengangkat sedikit kepalanya ke telapak tangan si pemuda, menyambut elusan darinya. Pemuda itu hanya terkekeh sebelum akhirnya dia melompat naik ke pelana di punggung si naga.
Dan seakan tahu pemuda itu sudah duduk dengan nyaman di punggungnnya, naga itu mengepakkan sayapnya dan melompat kecil. Perlahan, mereka berdua naik lebih tinggi. Saat mereka sudah berada cukup jauh dari pucuk pohon tertinggi hutan yang menjadi tempatnya berkemah semalam, naga itu mulai bergerak maju menuju selatan.
.
.
.
.
.
.
.
20 Februari 2024
Tidak, wattpadnya tidak error kok, memang begini urutan chapternya. Tapi memang aku baru publish tanggal 20 karena 1 Februari aku bolong :"))
Jadi kalian jangan heran ya kalau urutan chapternya gak sesuai sama tanggal di author's note nya. Urutannya udah bener kok, akunya aja yang telat update, maafkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anam Cara
Short StoryBintang yang menerangi malam, matahari yang tenggelam di laut, angin yang menari bersama angin. Semuanya terasa berbeda saat tidak ada kamu di sampingku. Suatu saat nanti, bisakah aku kembali menatap rembulan bersamamu? Menari di tengah padang rum...