Malam ke-28 di Selatan
Kau tahu, hal yang keren terjadi hari ini.
Aku bertemu dengan seorang penunggang naga!
Semenjak aku mulai mengembara dengn Uvi, aku selalu bertanya-tanya apa akan ada masa dimana aku bertemu seorang pengembara atau bahkan penunggang naga lainnya. Hampir genap setahun aku mengembara tanpa henti tapi belum sekalipun aku bertemu dengan penunggang naga selain diriku.
Dan akhirnya hari ini terjadi juga.
Aku tahu penunggang naga sudah jarang, mungkin hanya tersisa hitungan jari, itu pun karena populasi naga yang sudah semakin langka. Bahkan mungkin hanya perlu menunggu beberapa puluh atau ratus tahun sampai akhirnya naga hanya sekedar makhluk dongeng yang tidak pernah ada di dunia. Tapi pertemuan kami hari ini setidaknya membuatku yakin hari itu masih cukup jauh.
Aku bertemu mereka saat melanjutkan perjalanan, saat aku masih mengudara. Awalnya aku melihat sekelebat bayangan naga hitam yang terbang diantara putihnya awan, naga itu pada awalnya membuat Uvi jadi waspada dan mau tidak mau aku harus mendarat lebih dulu.
Tepat beberapa saat setelah Uvi mendarat, naga hitam itu pun ikut mendarat bersama dengan penunggang yang juga memakai setelan pakaian dan topeng hitam. Dan mengejutkannya, mereka berdua ternyata begitu ramah.
Dia memperkenalkan dirinya sebagai hiccup dan naganya sebagai toothless. Tapi ternyata pemuda itu dan naganya bukanlah pengembara, dia hanya sedang mencari angin saja, jalan-jalan.
Kami menghabiskan waktu mengobrol setelahnya sampai matahari sudah cukup tinggi sebelum aku pamit karena harus melanjutkan perjalanan sebelum hari semakin sore dan udara semakin dingin.
***
Darius menutup bukunya, lantas memasukkan pena dan bukunya ke dalam tas. Malam ini, pemuda dan naganya itu bermalam di dalam gua.
Api unggun yang dibuat Darius masih menyala dengan terang, berperan dengan baik dalam menghangatkan tubuh Darius yang tengah menatap Uvi yang duduk di mulut gua.
Darius tersenyum tipis, "ingin bertemu dengannya lagi, Uvi?"
.
.
.
.
.
.
24 Februari 2024
Sejujurnya aku punya banyak karakter favorit jadi agak bingung milihnya :")
Dan akhirnya milih toothless karena kayaknya masih gak jauh2 dari ceritanya. Dan yah, toothless juga salah satu alasan kenapa ku oengen buat anam cara ini sih haha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anam Cara
Short StoryBintang yang menerangi malam, matahari yang tenggelam di laut, angin yang menari bersama angin. Semuanya terasa berbeda saat tidak ada kamu di sampingku. Suatu saat nanti, bisakah aku kembali menatap rembulan bersamamu? Menari di tengah padang rum...