Jangan panggil aku mba

213 23 3
                                    

Semenjak itu Pasha selalu pulang pergi secara bersama dengan Senja, awalnya Senja tidak peduli dan risih dengan hal itu

Tapi Patra ternyata tidak serese itu untuk ukuran manusia bukan laki-laki, karena bagi Senja dia sudah cukup untuk tidak mengenal laki-laki lain saat ini. Meski sudah melupakan masa lalu tapi masih berat baginya untuk membuka hati pada orang lain

Hubungan Patra dan Senja tidak bisa dibilang tidak ada kemajuan,masih biasa saja sebagai partner kerja setidaknya dia tidak sejutek di awal perkenalan. Senja sudah mulai membuka percakapan terlebih dahulu jika diinginkan. Iya itulah kemajuannya hanya sebatas itu

"Mba, senja ini design yg harus dicek lagi deh, soalnya ada perbedaan sama tim klien" ucap Patra

"Oke Pat, tar gue cek ya" ucap Senja

"Di tunggu jam 3 ya mba" ucap Patra

"Serius jam 3 bukan jam 1?" Tanya Senja heran

"Awalnya jam 1 tapi kalo jam 1 bisa-bisa mba senja ga makan siang lagi malah sibuk ngerjain ini terus makanya saya bilang sama klien untuk nunggu sampai jam 3 dan mereka ga masalah kok" ucap Patra yg membuat Senja merasakan perasaan yg aneh

"Dih, gitu doang masa gue baper" gumam Senja

"Gila jantung gue tiba-tiba jadi dag-dig-dug gini, jangan kaya gini dong please senja" gumam Senja lagi

"Mba, kenapa kok diam?" Tanya Patra

"Ha!eh! Oh ga apa-apa, oke thanks ya Pat, tar gue kasih ke Lo jam 3 an ya" ucap Senja

"Oke mba siap" jawab Patra lalu pergi meninggalkan meja Senja

"Wah, gila ini jantung gue dari tadi ga berhenti juga" gumam Senja yg masih saja merasakan degupan jantungnya

Waktunya jam makan siang semua karyawan kantot menghentikan pekerjaannya lalu pergi untuk makan siang ada juga yg beberapa sudah membawa bekal dari rumah dan juga memesan online

"Senja, sini makanan Lo udah Dateng" teriak seseorang dari ujung pintu

"Iya gue ke sana" ucap Senja

"Mba jangan lupa makan, santai aja ngerjainnya" ucap Patra yg menuju ke arah pintu keluar untuk istirahat makan

"Iya Pat, ini gue mau makan kok sama Novi tuh dipantry" ucap senja

"Lo makan diluar" tanya senja

"Iya mba, lagi nunggu Edo nih" jawab Patra

"Oke deh, gue ke pantry dulu ya, udah ditunggu Novi" ucap senja

"Iya mba" ucap Patra

"Wey, nungguin ya" ucap Edo

"Lama Lo buruan" ucap Patra

"Cie, udah mencair tuh kulkas" ucap Edo

"Maksud Lo apa sih" ucpa Edo

"Itu senja, udah mulai mau ngobrol nih...cie sukses besar nih" ucap Edo

"Belom, masih jauh" ucap Patra

"Jauh darimana, eh itu tuh sebuah kemajuan yg amat besar, tau ga Lo" ucap Edo

"Maksud nya?" Tanya Patra heran

"Gini ya, seorang senja itu ga akan ngobrol duluan apalagi seramah itu sama seorang pria selain gue" ucap Edo

"Pede banget Lo" ucap Patra merasa kesal

"Dih..kesel, nyatanya emang gitu bro, Lo liat emang dia sikap nya gimana sama gue dan yg lain terus sekarang Lo" ucap Edo

"Bedakan" lanjut Edo

Senja Diruang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang