Baikan

430 38 7
                                    

Patra menghampiri Senja, yg sedang terdiam begitu saja tanpa sadar jika Patra datang

"Happy kayanya pulang sama mantan " ucap Patra

"Ha? Patra kamu disini sejak kapan" tanya senja

"Sejak dia yg bukakan pintu mobilnya" ucap Patra ketus

"Yang, kamu jangan marah aku mau jelasin tadi tapi kamu pulang duluan" ucap senja sedih

"Emang kamu masih anggep aku" ucap Patra yg masih ketus

"Aku tadi sengaja ga bawa motor biar bisa pulang sama kamu, tapi kamu ga bilang apapun sama aku kalau kamu pulang duluan" ucap senja

"Aku ga tau tadi pulang sama siapa lagi, terus dia nawarin jadi aku mau, kamu tau kan aku masih takut pulang naik transportasi umum" jelas senja

"Kamu ga bawa motor?" Tanya Patra

"Iya" ucap senja melas

"Tadi pagi berangkat naik apa" tanya Patra

"Aku bareng Novia karena kebetulan dia lagi ada urusan deket sini" ucap senja

"Kamu tau ga aku kebingungan setengah mati buat pulang tadi, aku ga tau harus gimana, aku mau tlp kamu tapi aku takut kamu masih marah, aku takut banget kalau tadi aku Sampai harus naik transportasi umum lagi" ucap senja yg mulai menangis

"Maaf ya yang, aku ga tau. Aku masih kesel banget sama kamu karena kamu ga jelas in apapun ke aku, kamu juga ga hubungin aku sama sekali" ucap Patra yg mencoba menenangkan senja

"Kamu kan bisa hubungin aku duluan yang" ucap senja

"Maaf yang, aku emang mikirnya kejauhan" ucap Patra

"Aku emang bingung sama hati aku, aku juga mau jelasin ke kamu, aku nunggu waktu yg pas biar bisa cerita ke kamu" ucap senja

"Maaf ya aku udah egois sama kamu" ucap Patra

"Aku juga salah aku minta maaf ya" ucap senja

"Ya udah kamu jangan nangis lagi ya, kamu udah makan belum" tanya Patra

Senja hanya menggelengkan kepalanya tanda dia belum makan

"Kita cari makan ya, aku ambil motornya dulu" ucap Patra

Setelah beberapa menit Patra mengambil motor, mereka pun pergi mencari tempat makan. Ada warung makan pecel ayam di pinggir jalan yg tak jauh dari tempat kos mereka

"Kamu kaya biasa yang?" Tanya Patra

"Iya yang" ucap Senja

Mereka menunggu makanan yg sudah dipesan dan Senja pun mulai mengatakan perasaannya saat ini

"Yang, aku minta maaf kalau sikap aku kaya gini, aku beneran ga maksud  nyakitin kamu" ucap senja

"Aku ga tau setelah liat dia lagi, perasaan aku ga jelas kaya gini, makanya aku mau mastiin gimana hati aku, karena aku juga ga mau nyakitin kamu" ucap senja

"Lain kali kamu cerita aja ya, biar aku ga salah paham" ucap Patra mengusap kepala senja

"Jujur aku kecewa karena kamu mikirin orang lain selain aku, tapi aku juga lebih kecewa karena kamu ga jujur sama aku" ucap Patra

"Maaf" ucap senja sedih

"Ya udah ah, jangan sedih-sedih lagi, kita ke sini untuk makan bukan mau sedih-sedih atau berantem" ucap Patra

"Makasih ya yang" ucap senja merasa lega akan sikap patra

Hubungan mereka sudah membaik, meski Senja masih merasa khawatir dengan kehadiran Rafid saat ini

*****

Keesokan harinya, hari ini adalah weekend. Hari dimana semua karyawan merasakan libur setelah sekian lama mereka berkutik dengan pekerjaannya

"Ka Rafid, kita lari pagi yuk" ajak Nadya yg berada di kamar Rafid

"Ga ah aku males, kamu aja" jawab Rafid lalu menutup dirinya kembali dengan selimut

"Ayolah ka, temenin masa aku sendirian, emang kamu tega aku sendirian"ucap Nadya

"Bodo amat" ucap Rafid tak peduli dengan perkataan Nadya

"Tega banget padahal aku selama ini selalu bantuin ka Rafid apapun bahkan sampai aku rela pergi sama Ka Rafid" ucap Nadya melas

"Ckk..iya iya iya" ucap Rafid yg tiba-tiba bangun dari tidurnya

"Yeay... gitu dong" ucap Nadya senang

Rafid pun siap-siap akan lari pagi dengan Nadya, kalau Nadya tidak memaksanya dia tidak akan mau ikut tadinya. Tapi bukan Nadya kalau dia tak bisa membuat Rafid mengikuti kemauannya

Setelah beberapa menit mereka berjalan ke sebuah tempat yg memang digunakan untuk orang-orang yg akan melakukan olahraga atau sekedar jajan atau bahkan membuat konten untuk sosmed mereka, car free day di bundaran HI

"Enak kan, cuaca pagi itu memang harus menghirup udara segar" ucap Nadya yg membuat Rafid malas mendengarnya

"Aku lebih suka di rumah" ucap Rafid

"Asal ka Rafid tau, kalau olahraga itu bikin sehat" ucap Nadya

"Semua manusia dimuka bumi ini juga tau Nadya olahraga bikin sehat" ucap malas Rafid yg dapat tertawaan dari Nadya

Saat mereka sedang berbicara sambil berjalan dan tertawa, mereka bertemu dengan Senja dan Patra yg juga olahraga pada saat itu. Pertemuan yg membuat canggung semua orang kecuali Nadya

"Loh..kalian satu kantor sama Ka Rafid kan" ucap Nadya

"Iya mba" ucap Sab

"Ih.. ngapain panggil aku mba, tua an juga kalian daripada aku, panggil Nadya aja" ucap Nadya

"Oh..iya mba..eh Nadya, saya  senja, ini Patra pacar saya" ucap senja yg membuat Patra kaget karena diperkenalkan sebagai pacar, sementara Rafid pun kaget dengan perkataan senja meski sebenarnya memang sudah tahu tetap saja kaget

"Oh..ka senja sama Ka Patra pasangan toh" ucap Nadya yg langsung menggandeng lengan Rafid dan membuat Rafid terperangah

"Apaan sih nad" bisik Rafid

"Stttt..udah ikutin aja" ucap Nadya

"Ka senja sama Ka Patra udah sarapan belum? Mau sarapan bareng ga? Makin rame makin seru, kaya...em..Doble date gitu" ucap nadya tersenyum

"Heh..bocil, ngapain sih" bisik Rafid

"Udah diam" ucap Nadya yg sedikit mencubit Rafid

Sementara senja dan Patra hanya saling melihat saja atas ajakan itu

"Oh..kalau Ka senja sama Ka Patra ga nyaman ga apa-apa kok, aku cuma mau ngajak aja soalnya aku juga belum tau jalanan sini Sama Ka Rafid kan kita baru balik lagi ke indo" jelas Nadya dengan kata bujuk rayu melas nya yg membuat senja dan Patra tak enak hati untuk menolaknya

Senja Diruang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang