Bimbang

215 19 0
                                    

Senja menceritakan semua permasalahan pada Novia dan memberitahu bagaimana perasaanya saat ini. Novia mengerti dan memahami apa yg di rasakan senja

Hubungan yg dilakukan senja dan Rafid bukanlah waktu sebentar, apalagi Rafid berjuang sendirian untuk kesembuhan nya

"Gue ngerti apa yg Lo rasain, tapi Lo harus tenangin pikiran Lo dan Lo harus meyakinkan hati Lo, jangan sampai Lo melukai orang lain lagi" ucap Novia

"Maksudnya Patra?"

"Iya, bagaimana pun dia sekarang pacar Lo. Cowo mana yg ga sakit hati kalau cewenya masih ada hati sama mantannya"

"Terus gue harus gimana nov"

"Ya udah sekarang Lo tenangin diri aja dulu"

"Nov, gue balik kampung aja kali ya"

"Maksud Lo?"

"Iya gue mau ke kampung aja"

"Gue ga setuju"

"Kok ga setuju"

"Gue suruh Lo nenangin diri bukan buat balik kampung"

"Iya gue nenangin diri tapi di kampung nov"

"Terus Lo tinggalin gue gitu"

"Siapa yg tinggal in kamu sih nov"

"Ya Lo mau balik kampung kan trus Lo selamanya di sana"

"Ga nov, nanti aku balik lagi kok"

"Serius? Beneran?"

"Iya Novia, tapi Lo jangan bilang sama siapapun dimana gue, bilang aja Lo ga tau ya, gue ga mau di ganggu dulu"

"Ya Udeh deh kalau emang Lo maunya gitu tapi inget ya harus balik lagi awas kalau ga"

"Iya iya nov"

Senja mengikuti apa yg disarankan Novia untuk menenangkan diri dan pikirannya tapi senja menenangkan dirinya untuk kembali ke kampung halamannya dan berharap itu akan membantunya

Senja pun membereskan semua keperluan dirinya selama di kampung nanti

Novia mengantarkan Senja ke sebuah stasiun di Jakarta, senja memang mendadak tiba-tiba pergi meninggalkan Jakarta bagianya itu akan lebih baik, sejenak melupakan permasalahan yg ada, bukan dirinya lari dari masalah itu dia hanya ingin mencari ketenangan sebelum dia mengambil keputusan yg harus dibuat untuk kehidupan nya

*****

Beberapa hari berlalu sejak Senja pulang kembali ke kampung nya. Patra yg terus mencari dan mengkhawatirkan keberadaan senja, sementara Rafid merasa bersalah karena telah membuat senja pergi

"Kamu masih memikirkan senja?" Tanya mamah yg sedang di mobil bersama Patra menuju rumah sakit untuk pemeriksaan sang mamah

Patra hanya diam tak menjawab

"Mungkin dia lagi mau sendiri sayang, jadi biarkan dia kasih dia waktu"

"Tapi mah, Patra takut kalau senja tinggalin Patra"

"Sayang, jodoh itu sudah ada yg atur"

"Tapi Patra cinta nya sama senja"

"Kita tidak bisa memaksa kebahagiaan seseorang nak. Meskipun kamu beribu kali mencintai dia dan memberikan sejuta kebahagiaan tapi jika dia bahagia dengan yg lain kamu tidak bisa memaksa. Mungkin ada cinta lain yg bisa membuatnya lebih bahagia dari yang kamu berikan"

"Apa lagi-lagi Patra yg harus mengalah mah"

"Bukan mengalah sayang tapi kamu belum menemukan cinta yg ditakdirkan untuk kamu"

Setelah lama dalam perjalanan, mereka telah sampai rumah sakit

"Harus banget mah, rumah sakit ini lagi"

"Patra kamu tidka boleh begitu, dokter Nadya baik"

"Tapi dia yg buat Patra kehilangan senja"

"Bukan dia sayang, dia cuma membantu untuk mengembalikan cinta"

"Kok mamah dukung dia, aku ini anak mamah loh bukan dia. Harusnya mamah tuh bantu in aku"

"Mamah selalu dukung kamu sayang"

Patra hanya diam, dia masih kesal jika harus bertemu Nadya

"Halo, Bu Sukma" sapa Nadya pada mamah Patra

"Halo dok"

"Bagaimana kabarnya?"

"Baik dok, dokter sendiri sehat?"

"Sehat kok Bu"

"Kita cek dulu ya Bu"

"Sus, tolong ya"

Nadya menuntun Bu Sukma ke arah suster untuk pengambilan darah. Sedangkan Patra menunggu mamahnya si luar

"Masih cari ka senja?" Tanya Nadya yg tiba-tiba datang

"Ga usah ikut campur"

"Gue cuma mau bilang, ka senja baik-baik aja dia cuma butuh waktu"

"Ga usah sok tau"

"Gue masih komunikasi sama Ka senja makanya gue tau" jelas Nadya membuat Patra kaget

"Lo chatan sama dia, Lo tau dong dimana dia"

"Tau, tapi gue ga bisa kasih tau"

"Giliran Rafid Lo kasih gue ga"

"Ka Rafid juga ga gue kasih, ka senja yg minta buat ga kasih tau kalian"

"Lo bohong kan?"

"Terserah mau percaya atau ga, gue juga ga minta buat Lo percaya" ucap Nadya meninggalkan Patra kembali ke dalam ruangan

Selesai juga pemeriksaan untuk sang mamah, saat ini sedang menunggu mamahnya yg sedang ke kamar mandi

Patra melihat Nadya yg sedang asik berbincang dengan seorang anak kecil yg duduk di kursi roda, ia bercanda dan tertawa bersama anak itu

"Ehemmm.." dehem sang mamah

"Eh..udah mah ke toilet nya"

"Udah dari tadi kamu aja yg sibuk liatin dokter Nadya"

"Siapa yg liatin sih mah"

"Iya iya kami liatin semut kan ya di ujung sana"

"Mah"

"Hahaha" tawa mamah

Patra dan mamah melewati arah dokter Nadya berada

"Dok, saya pamit dulu ya" sapa mamah

"Iya Bu, hati-hati ya" senyum Nadya

Patra hanya cuek saja tak melihat ke arah Nadya sedikitpun

****

Dikit dulu ya up nya
Mau cek masih ada yg baca dan nunggu cerita ini ga sih? Heheh




Senja Diruang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang