Kebenaran (2)

440 27 1
                                    

Setelah penjelasan Nadya, senja semakin paham dengan apa yg terjadi. Senja tak bisa menyalahkan Nadya juga saat itu, bagaimana pun Nadya sudah berusaha untuk membantu Rafid saat itu dan senja juga tak bisa menyalahkan Rafid sepenuhnya karena kondisinya yg saat itu tak memungkinkan baginya

Senja dipenuhi dengan kekecewaan dan juga kesedihan bukan pada orang lain tapi pada dirinya sendiri, kenapa ia saat itu tak mengejar Rafid menjelaskan bukan hanya diam saja jika chat nya tak di balas Rafid saat itu, kenapa juga senja dengan mudah berpaling dari Rafid sementara Rafid berjuang seorang diri untuk kesembuhannya dan kembali pada senja

Tanpa sadar senja berfikir seperti itu tanpa memikirkan laki-laki yg tepat berada di sampingnya, senja menoleh ke arah samping melihat kekasihnya itu dengan tatapan yg tak bisa dijelaskan, lalu senja pun menangis dan berlari keluar ruangan itu

Patra yg bingung pun tanpa pikir panjang mengejar senja, tapi senja menolak untuk bersama Patra saat ini

"Senja, kamu mau kemana? Aku anter pulang" ucap Patra

Senja tidak menghiraukan ucapan Patra, ia masih saja berjalan dengan tangis nya. Patra mengejar dan meraih tangan nya

"Senja, jangan kaya gini aku anter pulang okey"

"Please, kasih aku waktu sendiri"

"Tapi aku engga bisa biarin kamu sendiri dengan kondisi kamu kaya gini"

"Please, please, aku mohon" ucap senja yg memohon itu membuat Patra tak bisa berbuat apapun selain menurutinya, membiarkan senja pulang sendiri.

Sementara itu Nadya yg juga sudah mengejar mereka berdua tepat di belakangnya

"Maaf ya ka, aku engga maksud merusak hubungan kalian"

"Engga maksud, Lo sama cowo Lo itu udah merusak semuanya"

"Aku minta maaf, tapi ka senja harus tau yg sebenarnya"

"Kenapa harus tau sekarang, Lo tau kan senja udah sama gue"

"Tapi ka Patra juga tau kan kalau Ka senja sama Ka Rafid masih saling suka"

Patra hanya terdiam

"Ka Patra tau itu kan, ka senja masih diam-diam meratiin ka Rafid, masih ada perasaan sama Ka Rafid"

"Aku engga bisa ka, melihat mereka menderita satu sama lain"

"Terus gue, Lo seneng liat gue menderita"

"Bukan gitu ka"

"Lo mikirin perasaan Rafid, tapi Lo engga mikirin perasaan orang lain"

"Maaf ka, maafin aku"

"Lo itu engga pantes jadi dokter, dokter macam apa yg ikut campur masalah pribadi pasiennya"

"Dokter engga tau diri, harusnya engga usah Lo sok bangun ini rumah sakit kalau ini rumah sakit cuma bikin orang menderita"

"Ka jangan ngomong sembarang ya, aku engga masalah kalau kk hina aku kaka caci pekerjaan aku tapi jangan sekali-kali kk hina rumah sakit ini"

Nadya mendekat ke arah Patra

"Ka Patra engga akan pantas bersanding dengan ka senja, karena ka Patra sendiri engga akan mengerti perasaan orang lain termasuk ka senja" ucap Nadya yg berlalu pergi meninggalkan Patra begitu saja

Dengan penuh emosi Nadya memasuki ruangan Rafid dengan penuh ocehan

"Dasar manusia engga punya perasaan, bilang orang lain engga punya empati dia sendiri apa? Ada manusia kaya gitu" gumam Nadya

"Kamu ketemu sama senjanya?" Tanya Rafid yg memang menyuruh Nadya mengejar senja yg menangis itu

"Engga, ka senja udah ke buru pergi jauh tapi aku ketemu sama cowonya. Ngeselin banget cowonya engga banget"

Senja Diruang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang