Bab 13

1.1K 109 15
                                    

Keesokan harinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya.

Nana bolak balik di depan pintu kamar Jeno sejak lima belas menit yang lalu. Pasalnya sejak pagi Jeno yang biasanya sudah bangun, namun sampai pukul sembilan dia masih belum juga keluar dari kamarnya.

Sebenarnya Nana agak khawatir, apalagi setelah kejadian semalam Jeno kelihatan cukup shock dan buru-buru masuk ke kamar. Nana hanya takut terjadi sesuatu pada Jeno di dalam kamar.

Selain itu, Nana juga harus bertanya mengenai beberapa hal dalam penyusunan skripsi yang tidak ia pahami.

"Kira-kira, kalo nanya sekarang ganggu nggak ya?"

Sampai akhirnya ia mendengar suara sesuatu yang jatuh dari dalam kamar Jeno. Suara itu mirip seperti benda yang jatuh ke lantai lalu pecah.

Sontak Nana membuka pintu dan melihat pecahan kaca berserakan di lantai tepat di samping tempat tidur Jeno. Rupanya itu adalah gelas yang jatuh. Pandangan Nana langsung teralih pada Jeno yang sekarang kelihatan sedang meringis kesakitan dengan wajah yang pucat.

"Kak!" Segera Nana berlari ke arah Jeno dan memeriksa keadaan suhu tubuh pria itu yang ternyata sedang demam tinggi.

"Ya ampun, panas. Kak ayo kita ke rumah sakit, badan kakak demam."

Jeno hanya diam dan memegangi tangan Nana agar tidak panik.

"Aku nggak apa-apa, cuma demam aja, uhuk uhuk!" katanya sambil terbatuk.

"Iya, tapi demamnya tinggi banget ini, kita harus ke rumah sakit pokoknya."

Jeno hanya bisa pasrah saat Nana memutuskan untuk menelepon ambulans, padahal Jeno tidak ingin kalau sampai harus dirawat di rumah sakit.
Setelah itu Nana juga mengabari mami Jessie agar bisa segera menyusul ke rumah sakit.

•°•°•°•

Sesampainya di rumah sakit, Jeno langsung dibawa ke UGD, terlihat pria itu mengeluh sakit di perutnya sambil terbaring lemah.
Melihat itu Nana jadi semakin khawatir, ia bertanya-tanya dalam pikirannya tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Jeno?

Bukankah semalam pria itu masih baik-baik saja? yah walaupun dia sempat mengalami kejadian menyebalkan di restoran dengan Leo.
Apakah mungkin Jeno mengalami cidera di bagian perutnya saat kemarin bertengkar dengan Leo?

Entahlah, Nana hanya bisa duduk menunggu di luar, berusaha mengendalikan dirinya yang sejak tadi berpikiran buruk terus.








Hingga tiga puluh menit kemudian, mami Jessie ditemani oleh Ken akhirnya tiba di rumah sakit.
"Gimana? apa kata dokter, Na?" tanya mami. Nana segera memeluk mami Jessie dan menenangkannya.

"Mas Jeno kena demam tipus, mi. Kata dokter harus dirawat selama dua atau tiga hari."

Penjelasan Nana itu membuat mami berulang kali mengusap bahu Nana, antara merasa lega dan juga khawatir.
"Kamu yang tenang ya sayang, Jeno emang punya riwayat tipus, dan itu bisa kambuh saat dia kelelahan atau banyak pikiran."

✔🔞MENIKAHI MAHASISWIKU [Nomin//GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang