Malam sudah cukup larut, jam pun sudah menunjukan pukul sepuluh tepat, namun keseruan di dalam apartemen Jeno dan Nana masih belum berakhir.
Mami Jessie memutuskan untuk main monopoli bersama Nana, Jeno dan bu Yuna. Sungguh kegiatan yang buang-buang waktu bagi Jeno yang selama ini tidak pernah bermain permainan tersebut. Tapi apa boleh buat, Nana juga menyukai permainan itu, tentu saja dia juga harus ikut bermain.
Dalam permainan itu telah ditentukan hukuman bagi orang yang berhutang paling banyak, yaitu wajahnya dibubuhi dengan tepung sesuka hati oleh mereka yang menang. Dan kali ini Jeno harus berusaha keras agar tidak jadi penghutang.
Pria itu sangat fokus memerhatikan Nana dan kedua ibu di hadapannya bermain, berusaha mencerna sendiri tanpa ada yang mau membantu mengajarinya.Sesuai instruksi mami Jessie dan bu Yuna, mereka memang berniat membuat Jeno kalah. Licik sekali memang kedua wanita paruh baya itu.
Awalnya Nana hanya tertawa melihat Jeno yang payah dalam bermain monopoli, namun lama kelamaan dia merasa ini tidak adil untuk Jeno yang memang baru pemula. Diam-diam Nana memberi arahan strategi pembelian hotel dan rumah yang tepat pada Jeno.
"Nanti kalo berenti di kotak bebas parkir, ambil uang yang di tengah aja, biar bisa beli komplek di negara yang mahal," kata Nana membisiki Jeno yang duduk di sebelahnya.
Sementara mami Jessie dan besannya juga ikut berbisik. Entah kenapa mereka sekarang kelihatan sangat mirip, senang sekali membuli anak muda.
Jeno hanya mengangguk percaya pada Nana, dan kemudian mengocok dua dadu di dalam wadah hingga angka dua dan empat keluar dari masing-masing dadu. Tangan Jeno langsung menjalankan posisi algojonya sampai akhirnya dia berhenti di kotak bebas parkir sesuai keinginannya.
"Yes!" serunya kegirangan. Secara serentak dia dan Nana saling menatap dan bersorak senang, karena akhirnya Jeno tidak jadi bangkrut, mengingat banyak sekali uang yang ada di kotak pajak.
"Nice! ayo beli hotel langsung aja, biar pas ada yang singgah langsung kena pajak," bisik Nana.
Jeno mengangguk disertai senyuman semringah layaknya anak kecil. Nana tertegun melihat pemandangan itu, matanya terus saja betah menatap dan tanpa sadar bibirnya juga ikut tersenyum melihat senyuman Jeno yang begitu polos.
Entah kenapa ia merasa lucu melihat Jeno yang selama ini ia kenal sebagai sosok yang selalu dingin dan kaku, tapi kini dosen itu bisa tertawa girang hanya karena permainan kecil seperti ini.
Bagi Nana Jeno kelihatan lebih menarik kalau bisa lebih sering bersikap santai seperti saat ini."Ih kalian curang, masa kerja sama sih?" protes mami Jessie.
"Yee... orang mami aja berkomplot sama ibu, iya nggak Na?"
Nana hanya mengangguk sambil tertawa."Oke, kalo gitu kita jangan mau kalah sama pasutri ini Yun."
"Oke mbak, ayo main yang serius."
Permainan terus berlanjut hingga larut malam. Beberapa kali Nana dan Jeno mendapatkan kemenangan karena Jeno memang orang cerdas yang sangat cepat mempelajari sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔🔞MENIKAHI MAHASISWIKU [Nomin//GS]
Fanfiction[SELESAI] 《Bab 20-38 diUnpublish Untuk kepentingan pembuatan PDF. Silahkan order PDF jika ingin membaca kelanjutannya.》 Calya Jasmina adalah seorang mahasiswi tingkat akhir yang nyaris putus asa menghadapi masa-masa kuliah dan skripsinya yang rumit...