Bab 14

1.2K 111 16
                                    

Pagi ini Jeno bangun lebih dulu, karena semalam ia dan Nana memang mengobrol sampai jam tiga pagi, sedangkan Jeno memang sudah cukup istirahat sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Jeno bangun lebih dulu, karena semalam ia dan Nana memang mengobrol sampai jam tiga pagi, sedangkan Jeno memang sudah cukup istirahat sebelumnya.

Dan kini Jeno turun dari kasurnya dan kemudian berjalan ke arah Nana sambil mendorong tiang infusnya. Perlahan ia menyelimuti tubuh Nana yang masih tidur di sofa.

Lalu Jeno duduk di kursi kayu dan menatap wajah Nana yang sedang tidur, pria itu jadi ingat lagi tentang pembicaraan mereka semalam.


Flashback

Jeno terdiam menatap wajah Nana.

"Iya sih, move on emang solusi yang tepat kalau masalahnya udah separah itu. Cuma kalo kejadian itu bikin kakak jadi terus ngerasa pengen sendirian, itu bisa merugikan kakak juga nantinya, kan? karena mau gimana pun kita nggak bisa hidup sendirian sampai tua. Kakak harus bisa bangkit."

Jeno tersenyum kecil. "Siapa bilang? buktinya orang-orang Eropa atau orang Korea, Jepang, banyak yang memilih hidup sendirian sampai tua. Mereka cenderung nggak percaya sama pernikahan atau hubungan asmara yang serius."

Penjelasan itu membuat Nana tak terima.
"Tapi apa keputusan itu bisa jamin bikin mereka bahagia? aku rasa engga deh. Karena aku lebih berpikir kalau manusia itu butuh temen, walaupun cuma satu orang."

"Yah, pemikiran kamu juga bener kok. Cuma kalau untuk sekarang, mungkin belum saatnya, aku lagi nunggu waktu yang pas."

Nana hanya mengangguk paham walaupun ada sedikit kecewa dalam hatinya.

Pasalnya Jeno tak bersalah dalam masalah ini, dia korban, tapi kenapa dia yang harus menjadi korban sampai akhir?

"Terkadang aku juga berpikir, apakah di dunia ini ada perempuan yang bisa dipercaya? aku ingat dulu gimana hubungan aku dan Rena. Gimana harmonisnya kami dan dia kelihatan sangat nggak mungkin untuk selingkuh. Tapi nyatanya dia melakukan itu."

Nana bisa melihat kekecewaan di setiap kata yang Jeno ucapkan. Perasaan sakit saat dikhianati adalah hal yang bisa membuat mental seseorang jadi sangat down hingga trauma. Sama seperti perasaan Nana walaupun sampai sekarang baik Mark ataupun Chantika belum mengakui kalau mereka punya hubungan, tapi tetap saja rasa sakit itu sama.

"Tapi, apa dia nggak pernah ngerasa menyesal sama sekali melakukan hal itu sama kakak?"

"Mungkin sekarang, iya. Karena belakangan ini aku tau kalau Leo sering melakukan hal-hal yang nggak baik sama dia. Leo terlalu cemburuan dan akhirnya melakukan KDRT."

Sedikitnya Nana merasa puas dalam hati kecilnya, walaupun mungkin Jeno akan tidak suka saat mengetahui Nana puas mengetahui Rena terkena karma, tapi seperti itulah perasaan orang normal yang bisa merasakan sakit.

"Jadi sekarang keputusannya mbak Rena mau nuntut cerai sama suaminya?"

Jeno mengangguk. "Ya, dan emang apa yang Leo lakukan itu termasuk kekarasan yang ga bisa dibiarkan. Aku cuma merasa kasihan sama Rena, tapi aku juga nggak bisa berbuat apa-apa selain ngenalin ke temanku yang pengacara."

✔🔞MENIKAHI MAHASISWIKU [Nomin//GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang