Bab 19

1.9K 127 32
                                    

Malam sudah semakin larut, namun mata Nana ataupun Jeno masih belum bisa terpejam rapat paska kejadian tadi sore saat di dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam sudah semakin larut, namun mata Nana ataupun Jeno masih belum bisa terpejam rapat paska kejadian tadi sore saat di dapur.

Entah kenapa semenjak Nana mengatakan tentang hal itu di hadapan mami Jessie dan Jeno, kini Jeno jadi lebih diam dan terlihat menghindari Nana. Situasi di antara mereka terlihat awkward, dan mereka juga belum mengobrol sejak masuk ke dalam kamar.

Kini Nana menyesali perbuatannya yang memang ceroboh, seharusnya dia tidak pernah mengatakan kalau dia menyayangi Jeno. Meskipun Jeno akan menganggapnya sebagai improvisasi dalam akting Nana, tapi buktinya sekarang pria itu jadi mendiaminya.

Sial! kenapa juga tadi gue malah bilang kaya gitu ya? gimana kalo dia ngira gue aneh? atau mungkin cewek kok kegatelan amat bilang sayang duluan ke cowok? Aduuhh... sial banget deh, ini semua gara-gara baper lihat mami nangis sih.

Gerutu Nana dalam batin.

Sementara itu di posisi Jeno yang kini sedang rebahan di atas kasur sambil memunggungi punggung Nana, malah berpikiran lain.

Pernyataan sayang itu serius nggak sih? tapi posisinya kan emang lagi ada mami, jadi mungkin Nana emang cuma lagi pura-pura aja. Tapi, kenapa aku bisa lihat keseriusan ya dari tatapan dia? apa mungkin dia udah sepenuhnya move on dari Mark dan udah nggak bisa nahan perasaan sukanya lagi sama aku? Apa iya aku harus mulai nyatain? tapi kalo nanti dia nolak terus menjauh? hmm... kenapa perempuan itu susah banget ditebak?

Batin Jeno.

Sampai kira-kira setengah jam Jeno memikirkan tentang hal itu, Jeno bisa merasakan kalau Nana bergerak ke arahnya dan kemudian tangan gadis itu memeluk tubuh Jeno.

Jantung Jeno spontan serasa mau meledak, karena kini Nana sepenuhnya mendekap tubuhnya.
Sambil susah payah menelan salivanya, akhirnya Jeno memberanikan diri untuk bicara.

"Ekhem! Na... sebenernya a-aku... aku ngerasa ucapan kamu yang tadi sore itu agak lain. Ma-maksudnya aku ngerasa kamu serius tentang apa yang kamu bilang di depan mami. I-itu tentang kamu sayang sama aku. Ju-jujur aku pun ngerasain hal yang sama, cuma aku masih berpikir kapan waktu yang tepat aja buat nyatain perasaanku. But now, I want to say, I love you too, Jasmina," kata Jeno menyelesaikan pengakuannya. Dadanya serasa mau meledak dan kini dia sangat gugup tentang apa respon dari Nana setelah dia menyatakan perasaannya dengan cara seperti ini.

Akan tetapi hanya keheningan yang ada, bahkan hingga di menit selanjutnya, Jeno tak mendengar apa-apa dari orang yang ada di belakangnya. Dan alangkah sialnya, ketika Jeno menoleh ke arah belakang, ternyata mata Nana terpejam rapat, gadis itu tertidur dan kemungkinan besar sejak tadi Jeno bicara dengan orang yang sedang tidur.

Seraya helaan napas berat Jeno terdengar. Ada perasaan kesal, tapi ada juga rasa lega, karena jujur saja, Jeno masih takut kalau dia akan mendapat penolakan lantaran Nana pernah mengatakan dia ingin fokus dulu pada skripsinya setelah gadis itu putus dengan Mark, dan sebenarnya itulah yang selalu menghalangi niat Jeno untuk menyatakan perasaannya.

✔🔞MENIKAHI MAHASISWIKU [Nomin//GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang