Bab 4

1.8K 121 6
                                    


Mark
Na, kamu udah 2 hari nggak kuliah kemana aja? kenapa telefonku nggak dijawab? Kamu sakit kah? tapi aku ke kosan kamu nggak ada. Please kabarin aku.

Pesan itu datang dari pacar Nana, dan saat Nana lihat kapan waktu pengirimannya ternyata sejak semalam. Nana menghela napas sambil menciutkan bahunya.

Demi apapun dia merasa bersalah pada Mark yang sudah dia bohongi mentah-mentah seperti ini. Namun Nana mencoba menguatkan dirinya dan mulai mengarang cerita untuk membuat pacarnya itu tenang.

Maaf ya Mark, aku pulang kampung nggak bilang sama kamu. Aku pulang ke Jogja kemarin mendadak karena ibuku pengen ketemu. Aku baik-baik aja kok. Beberapa hari lagi paling aku balik ke Jakarta.

Setelah membalas demikian Nana menutup layar hpnya dan rebahan lagi di atas sofa, karena memang dia baru saja bangun tidur. Ia lihat ini juga baru pukul 7 pagi.

Namun saat dia beranjak duduk, ia lihat tempat tidur Jeno sudah kosong, kemana pria itu? selagi bertanya-tanya, Nana beranjak dari sofa dan membereskan selimutnya, setelah itu dia merenggangkan tubuhnya yang terasa sangat pegal semua.
Acara pesta kemarin memang sangat menguras tenaga, untung saja dia masih bisa tidur nyenyak setelah AC kamar dimatikan oleh Jeno.

Nana termenung menatap ke arah AC menyadari kalau benda itu tidak hidup.
"Dimatiin ACnya?" monolog Nana.

Tak lama terdengar suara deruh pintu ditutup, Nana sontak menoleh ke belakang, melihat Jeno sedang berjalan masuk dalam keadaan basah kuyup.
Pria itu mengenakan pakaian olah raga dan tampak basah oleh keringat.

"Mister dari mana?" tanya Nana reflek.

"Olah raga, saya mandi duluan ya. Panas," kata Jeno sambil berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Nana terdiam lagi, entahlah otak gadis itu masih sedikit loading, dia masih harus membiasakan diri dengan keadaan, mungkin setiap hari dia akan melihat wajah Jeno saat dia baru membuka mata, dan itu rasanya masih sangat asing untuknya.

"Oh ya, jangan lupa nanti siang mami ke sini mau ajak shopping. Kamu siap-siap aja sekarang sarapan dulu, nanti ada pelayanan kamar datang bawa sarapan!" seru Jeno dari arah pintu kamar mandi.

Nana hanya diam saja tak menjawab, yah sepertinya dia juga harus membiasakan diri dengan keadaan keluarga Jeno yang memang punya gaya hidup berbeda dari dirinya mulai sekarang. Entah sesering apa nanti maminya Jeno mengajaknya shopping, yang jelas Nana hanya akan berusaha agar bisa bersandiwara sebaik mungkin.

•°•°•°•°

Jam sudah menunjukan pukul 10 pagi, Nana dan Jeno sudah bersiap untuk diajak pergi oleh mami Jessie bersama Keenan dan Rennie. Awalnya Jeno tak ingin ikut, tapi rupanya ibunya tidak akan membiarkan puteranya itu diam sendirian saja di dalam hotel, Jeno harus menemani istrinya berbelanja.

Jeno sudah membayangkan betapa membosankannya nanti, untung saja Keenan ikut untuk shopping kali ini, jadi dia tidak akan terlalu merasa sendirian nantinya.





Singkat cerita, mereka sudah sampai di salah 1 mall toserba yang cukup besar di Jakarta. Nana sendiri baru pertama kali masuk ke toserba tersebut meski selama ini kerap beberapa kali melewai toserba tersebut saat pulang kampus. Tapi tak pernah sekali pun dia ada rencana untuk menghabiskan uangnya di toserba itu.

Awal masuk ke pintu utama mereka dimanjakan oleh pemandangan air mancur dan sebuah pohon besar yang dihiasi oleh banyak lampu dan ornamen cantik lainnya. Tampak begitu indah dan memanjakan mata. Nana yakin siapapun yang pertama masuk dan memperhatikan pemandangan itu, mereka akan senang hati untuk datang untuk kedua atau ketiga kalinya ke toserba tersebut. Selain itu lobi dan pintu masuk ke toserba pun sangat unik dan membuat pengunjung bisa langsung menikmati megahnya isi gedung tersebut.

✔🔞MENIKAHI MAHASISWIKU [Nomin//GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang