Bab 10

1.3K 111 3
                                    

Sampai di apartemen, Jeno berjalan masuk lebih dulu ke dalam apartemen dan menaruh jasnya di atas sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai di apartemen, Jeno berjalan masuk lebih dulu ke dalam apartemen dan menaruh jasnya di atas sofa. Diikuti oleh Nana yang mengekor di belakangnya dengan langkah gontai.

Gadis itu tampak tak acuh dan hanya melangkah menuju lemari es untuk mengambil minuman atau semacamnya. Rasanya tenggorokannya jadi sangat kering karena terlalu lama menangis.

Jeno hanya duduk di sofa sambil menatap ke arah Nana yang masih diam sejak tadi mereka di perjalanan pulang.
Jeno mengingat lagi percakapan antara Nana dan Chantika di telefon mengenai Mark, dan tentu dia juga mendengar semacam kata-kata putus dari Nana untuk Mark, pastinya saat ini Nana tak ingin diganggu oleh siapapun.

Namun saat Jeno ingin masuk ke kamarnya.
"Mister mau indomie rasa apa?"
Jeno baru ingat kalau sebelum pulang tadi dia sempat janjian akan makan indomie dengan Nana.

"Rasa soto ayam," jawab Jeno sambil perlahan berjalan mendekati Nana yang sudah mulai mengambil mie dalam lemari penyimpanan bahan makanan.
Kemudian Jeno mengambil panci kecil dan mengisinya dengan air dari kran, sementara Nana membuka bungkus indomie dengan gunting.

"Masaknya disatuin aja apa gimana?" lagi tanya Nana.
Dan tatapan mata mereka pun bertemu, Jeno langsung menghindari tatapan mata sayu Nana padanya, entah kenapa dia merasa tak ingin melihat mata Nana sekarang, dia jadi sangat canggung karena dia tidak tega melihatnya.

"Terserah kamu," singkat Jeno lalu mulai menyalakan kompor.

"Kalo gitu disatuin aja."

Jeno sedikit terkejut, kalau indomienya disatukan itu berarti mereka makan indomie dalam 1 panci. Tapi Jeno tak membantah keinginan Nana, ia berharap setelah makan indomie Nana bisa segera tidur dan besok mereka bisa beraktivitas seperti biasa lagi.
Namun sepertinya keinginan Jeno itu berbeda dengan keinginan Nana.

"Sambil makan indomie saya boleh kan nonton Netflix di ruang TV?" tanya Nana.

Jeno mengangguk canggung.
"Yah, nonton aja. Atau mau nonton bareng?" tanya Jeno reflek. Rasanya dia ingin sekali menampar mulutnya sendiri, bagaimana mungkin dia bisa bertanya seperti itu pada Nana yang seharusnya diberi waktu untuk sendirian?

Tapi tak disangka, Nana malah mengangguk. Dan akhirnya sambil makan indomie bersama, mereka duduk di atas karpet, menyantap indomie bersama-sama di atas meja kecil sambil nonton Netflix.

Nana tampak serius menatap ke arah TV, sedangkan mulut mungilnya mengunyah dengan lahapnya, seakan malam ini tak terjadi apa-apa padanya.
Hal ini justru membuat Jeno khawatir, karena dia tahu bagaimana rasanya putus dengan pacar yang sudah lama berhubungan, apalagi kalau karena ada orang ketiga, setidaknya Nana butuh waktu untuk merenung dan menyembuhkan hatinya.

Namun tiba-tiba ponsel Nana berdering, di sana tertera nama Mark sebagai pemanggil. Sontak Nana mengambil ponselnya dan tanpa berniat mereject telefon itu, Nana langsung saja menon-aktifkan ponselnya. Gelagat gadis itu kelihatan sangat kesal, sehingga ia lemparkan ponselnya ke atas sofa di sebelahnya.

✔🔞MENIKAHI MAHASISWIKU [Nomin//GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang