Pejaman matanya begitu terasa jengah, seolah dia tengah mengalami sesuatu yang menakutkan atau mungkin menegangkan dalam pejaman mata itu.
"Na! Nana!" Panggilan itu akhirnya berhasil membuat Nana berhenti mengerutkan dahinya jengah.
"Na! kamu kenapa?" Lagi panggilan itu terdengar, namun kali ini dengan telapak tangan si pemanggil yang ditempelkan ke kening Nana, membuat Nana sontak membuka matanya.
Dan bersamaan dengan itu tiba-tiba saja lampu menyala yang otomatis membuat mereka berdua-Nana dan Jeno-mengernyitkan dahi akibat pantulan cahaya yang tiba-tiba mengusik penglihatan.
"Oh?" pekik Jeno sembari menengadah ke arah lampu. Sementara di posisinya Nana masih mematung, enggan untuk bicara atau melakukan apapun, sebab ia masih memikirkan dengan apa yang terjadi beberapa menit lalu.
Jeno mendekap tubuhnya, Jeno mencium bibirnya, dan Jeno menyatakan perasaannya pada Nana.
Lalu, apakah yang terjadi sekarang? Lampu menyala dan keadaan ternyata berbeda jauh dari apa yang ada dalam ingatan Nana barusan, sebab posisi Jeno sama sekali tidak sedang menindihinya, dan laki-laki itu juga kelihatan tidak habis melakukan apapun padanya, hanya terfokus pada lampu yang menyala.
Apa iya barusan yang gue lihat itu mimpi?
Gumam Nana dalam batin."Na? kamu nggak apa-apa?" Jeno menyadarkan Nana yang sejak tadi hanya membeku. Kemudian Nana perlahan memandang ke arah wajah Jeno.
"Huh? aku..."
"Iya kamu kenapa? tadi tidur kamu kaya nggak nyenyak gitu? kamu mimpi buruk?"
Tidur? Jadi yang tadi itu beneran gue cuma mimpi? Really?
"Jadi, dari tadi a-aku tidur?" tanya Nana.
Dan Jeno mengangguk sambil bertanya-tanya dalam benak tentang apa yang terjadi pada Nana. Kenapa gadis itu tampak was-was dan berkeringat?
"Iya."
"Ta-tapi gimana aku bisa tidur?"
Jeno mengernyitkan bahunya.
"Entah, awalnya kita lagi ngobrol, trus nggak lama kamu nggak respon ucapanku, dan pas aku lihat ternyata kamu ketiduran," Jelas Jeno."Oke oke wait, jadi aku tidur pas di part mana obrolan kita?"
Jeno tampak menatap aneh pada Nana, untuk apa gadis itu menanyakannya? pikirnya.
"Hmm...terakhir itu kita ngomongin soal mati lampu, trus nggak lama kamu ketiduran."
Ternyata Nana benar-benar mengalami mimpi, tapi entah kenapa semua itu tampak seperti nyata, sebab mereka masih berada di sini, dalam kamar Jeno.
What? jadi semua omongan dia soal perasaannya itu...
CUMA MIMPI?
Nana menghela napas leganya sambil mengelus dada. Dia sangat lega karena semua itu cuma mimpi, jika itu kenyataan mungkin sekarang dia sudah bingung harus bagaimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔🔞MENIKAHI MAHASISWIKU [Nomin//GS]
Fanfiction[SELESAI] 《Bab 20-38 diUnpublish Untuk kepentingan pembuatan PDF. Silahkan order PDF jika ingin membaca kelanjutannya.》 Calya Jasmina adalah seorang mahasiswi tingkat akhir yang nyaris putus asa menghadapi masa-masa kuliah dan skripsinya yang rumit...