BUUUMM!!!
Gafar merintih kesakitan saat pukulan Kala mendarat tepat di dadanya, memegangi dadanya sambil menahan rasa sakit. Kala begitu gesit sehingga dia tidak sempat menghindar.
"SINIII LU, ANJIIING!!" Kala berlari mendekati Gafar, siap memberikan pukulan berikutnya.
"KALAAA!!" teriak Gafar, mencoba menghindari serangan. Dia berhasil mengelak, lalu membalas dengan mencengkeram leher Kala. "Cukup!"
"LEP-LEPASIN GUA, NGENTOD!" Kala berusaha melepaskan cengkeraman Gafar.
BUUUMM!!!
Kala menendang selangkangan Gafar dengan cepat, membuatnya merintih kesakitan. Saat Gafar lengah, Kala menepis tangan Gafar dari lehernya.
"Far! Izinkan kami ngebantu!" pinta Bima, tak tega melihat ketua mereka menderita. Namun Gafar bersikeras untuk menyelesaikan masalah ini sendiri.
"JANGAAN!" tolak Gafar. Dia tipe orang yang tidak suka diganggu saat berduel. Dia harus menyelesaikannya sendiri.
Kala kembali memberikan pukulan, kali ini mengenai pipi Gafar. BUUUMM!!!
"Aaahrk!" Darah segar mengalir dari bibir Gafar. Dia mengusapnya dengan jari telunjuknya.
Gafar menghindar ke belakang, mengelap darah dengan punggung tangannya. "Lu yakin ini saatnya, La?"
"Tutup mulut lu, hadapi gua!" tantang Kala, dibutakan oleh amarahnya. "Gua nggak butuh kasihan dari lu!"
Gafar tersenyum sinis, "Huh!" Dia mengepalkan tangannya, siap menyerang balik.
"MARI, KALAAA!!"
"BERHENTIII!!!" teriak Casia, tiba-tiba muncul di belakang sekolah tempat mereka berduel.
Gafar terdiam, menatap Casia dengan tatapan kosong.
"CUKUP!" Casia mendekati Kala, menarik tangannya.
Kala menurut. Dia terdiam dan mengikuti Casia yang menangis.
Casia membawa Kala ke ruang UKS, mencari kotak P3K sendiri.
Kala memegang bahu Casia, "Cas, gua nggak kenapa-"
"Cukup!" Casia berbalik, berhadapan dengan Kala. "Kamu bodoh, La."
"Iya, gua memang bodoh, Cas. Maaf!" Kala tertunduk, lemas. "Gua gak pantas jadi sahabat lo."
Casia memeluk Kala erat, sambil menangis tersedu-sedu, mengelus punggungnya. "Bukan gitu... hiks... hiks... La... aku sayang sama kamu. Kamu nggak bodoh... hiks... hiks..."
"Cas, gua juga sangat sayang sama lo lebih dari yang elo tahu. Gua nggak mau lu disakitin oleh siapapun. Gua akan bela lu mati-matian, gua akan jagain lo sampai kapan pun."
"Engga!" Casia melepaskan pelukan. "Jangan gara-gara aku kamu menjadi tersakiti. Aku tidak mau kamu mendapat masalah hanya karena aku. Please, La... ak-"
"Casia..." Kala menutup mulut Casia dengan jarinya, memeluknya erat. "Shuts!
***
Seorang siswi tengah larut dalam bacaannya di taman sekolah. Wajahnya penuh konsentrasi, menawan dari kejauhan.
Tiba-tiba, seorang siswa mendekatinya. "Horas!" sapanya, senyum merekah. "Horas" sapaan akrab dalam bahasa Batak.
"Eh, horas juga!" balas siswi itu dengan senyum. Dia memandang pria itu, tubuhnya tegak, kulitnya putih, dan badannya kekar. Seorang idaman.
"Kamu sendirian?" tanya siswa itu, mata terus menatap siswi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nestapa Cinta
RomanceCerita berbau p*rn*grafi!!!! Jangan dianggap serius karena ini hanyalah fiksi belaka. Casia yang tidak mengerti percintaan harus menerima kekerasan seksual dari pria bejat yang terobsesi padanya. Casia polos, cantik, cerdas, dan memiliki perangai y...