XIMPONI X

30 8 0
                                    

TUK-TUK-TUK!

"BUKAA!"

TUK-TUK-TUK!

"BUKA NIH PINTU, WOIII!" teriak seseorang dari luar pintu toilet.

Pria yang tengah menikmati masturbasi itu terganggu. Ia panik dan tidak menjawab seruan dari luar toilet itu.

"WOIII! Gua itung sampai tiga. Kalau nih pintu nggak kebuka juga, gua dobrak!" ancamnya.

Pria bernama asli Kama Gama itu segera memasang celananya dengan cepat. Ia melepas earphone yang tertancap di telinganya lalu menyimpannya ke dalam saku celananya.

"SATU!... DUA!... TIG-"

"Sabar, ngentot!" umpat Kama. Ia lalu membuka pintu kamar mandi itu.

"Ngapain lu di dalam?" tanya pria yang memakai topi terbalik itu. Tubuhnya kekar sampai dadanya terlihat dari balik bajunya. Ia menatap Kama dari bawah sepatu hingga rambutnya.

"..."

"Jawab, ngentot!" celetuk pria yang berdiri di samping pria bertubuh kekar itu.

"Gu-gua abis berak. Napa?" tanya Kama dengan sinisnya.

"Berak atau berak?"

"Bo'ol!" jawab Kama meledek.

"Aneh! Minggir lu!" Pria bertubuh kekar itu lalu menubruk bahu Kama lantas masuk ke dalam kamar mandi.

"Bim, nih rokok lu!" lirih pria bernama Byantara tersebut. Ia menyodorkan sebungkus rokok pada Bima.

Bima menerima bungkus rokok merek 'Semparna' itu. Ia melirik Kama yang menyoroti aksinya itu, "Ape lu?!"

"Ape?!" balas Kama.

"Mau gua tonjok lu?" ancam Byantara sambil menunjukkan kepalan tangannya. "Benyok lu entar!"

"Dih, dasar gay!" pekik Kama. Ia berlari setelah mengucapkan kalimat itu.

"Ngentot lu, Kama!" teriak Byantara. Ia hendak mengejar Kama namun segera ditahan oleh Bima.

"Nggak usah!" lerai Bima.

"Sampah penghianat tuh dia!" celetuk Byantara. "Pengen gua remes tuh palanya."

"Udah deh, kita abisin dulu nih. Gafar bakal manggil kita nanti."

Byantara menggeleng. Ia masuk ke dalam kloset itu.

"Anjing! Bau pandan!" lirih Byantara.

"Abis ngocok tuh si otak bokep," umpat Bima. Ia membuang ludah saat aroma menyengat itu menguasai indera penciumannya.

"Emang udah gila tuh si Kama. Ngocok di toilet sekolah, hahaha... tolol!"

Bima segera membakar ujung rokoknya itu lantas membagikannya pada Byantara. Mereka berdua menghabiskan waktu pelajaran dengan merokok di kamar mandi.

Sementara di perpustakaan setelah bel berbunyi, Casia dan Mazmur sedang mencari buku di salah satu rak di perpustakaan sekolah.

"Cas, udah dapet?" tanya Mazmur. Ia sedang membawa tiga buku ensiklopedia di tangannya.

"Belum. Kayaknya di sebelah sana deh!" tebak Casia. "Kita ke sana yuk!"

"Boleh."

Mereka berdua kemudian berjalan menuju rak sebelahnya. Perpustakaan itu begitu luas. Terdapat banyak tempat membaca di ruangan itu. Buku-buku yang ada di dalam perpustakaan itu juga beragam jenisnya dan tersusun rapi di setiap raknya. Di sana, terdapat beberapa siswa-siswi yang biasa menghabiskan waktu istirahat dengan membaca buku di perpustakaan.

Nestapa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang