Blok Barat Vs Blok Timur

9 2 0
                                    

"RIC!" panggil Albert. Ia bersama Abi sampai di gang itu juga. 

Alaric dan Larsyah segera menghentikan aksi mereka itu. Mereka menjadi kalang kabut.

Abi sampai dengan tergesa-gesa. "Tuh mereka berempat udah nggak keliatan lagi." Ia membuang napas kasarnya, "Hilang!"

"Jadi kalian nggak sempat tau mereka tuh siapa?" tanya Alaric menghampiri Abi.

"Sempat!" tegas Albert. 

"Siapa mereka?"

"Gua nggak tahu pasti mereka tuh siapa. Tapi pas gua ama Abi ngejar, gua dapat salah satu dari empat orang itu. Gua sempat gaduh sama orang itu tapi bajingan itu berhasil kabur."

"Waktu Albert pegang tangan dia, gua lihat di dahi orang itu ada tato huruf 'J' dengan lambang melati," tutur Abi.

"Johor village? Serius, itu tatonya?"

"Yap! Itu dah pasti, gua nggak salah lagi," kata Albert percaya diri.

"Wah! Itu artinya..." Abi melirik Alaric.

"XIMPONI!" sebut Alaric dengan mimik jijik. "Tuh si bocah nyuruh anak buah bokap dia buat ngeganggu Larsyah. Anjing!"

"Jadi gimana, Ric?" Larsyah menghampiri Alaric. "Siapa mereka?"

Alaric mengubah ekspresinya, "Eh, Sya... ka-kamu pulang aja yah!"

"Jadi kalian mau ngapain?"

"Kami juga mau pulang."

"Penjahatnya siapa?" Larsyah melirik Albert, "Kamu tau, Al?"

"Ng-nggak tau tuh, Sya. Mereka udah kabur."

"Oh gitu... tapi kalian nggak kenapa-napa, kan?"

"Nggak kenapa-napa kok," jawab Albert dengan cepat.

"Kami oke kok, Sya," tambah Abi.

"Yaudah, Sya... kamu pulang  aja. Yang penting kamu selamat sekarang. Atau perlu aku antar?"

"Eh, nggak usah, Ric!" Larsyah berjalan, "Kalau gitu, makasih banyak ya buat kalian, RIc, Al dan juga Abi. Maaf yah... gara-gara aku kalian menjadi kesulitan seperti ini."

"Nggak nggak apa-apa, kok," kata Abi sambil tersenyum.

"Daah, Sya!" salam Alaric. 

"Daaah!" Ia melemparkan senyum pada Alaric lalu ia berlalu meninggalkan mereka bertiga.

Larsyah pulang ke rumahnya. Rumahnya tidak jauh lagi dari gang tempat ia dicegat tadi. Dan berkat anggota XEXO A, nyawa Larsyah terselamatkan. Kejadian malam ini membuat Larsyah menjadi khawatir untuk pulang sendian. 

Namun dari itu semua, mengapa bawahan ayah Gafar yang merupakan mafia terkuat di kota itu melakukan hal itu kepada Larsyah? Apakah benar itu adalah suruhan dari Gafar selaku majikan ayahnya? 

Alaric dan teman-temannya belum bubar. Mereka berkumpul di markas mereka, markas utama mereka yang berada di sebuah gudang kosong di salah satu bangunan di kota Sleman. Bangunan itu tidak terlalu jauh dari sekolah SMA ANTARIKSA.

"XIMPONI berani ngusik kita lagi... itu artinya mereka ingin perang," lirih Albert. 

"Sabar, Al! Belum saatnya!" bantah Alkana. Ia dan seluruh anggota XEXO telah mendengar informasinya. "Jangan gegabah!"

Albert menatap Alkana, "Na, mereka udah jelas-jelas ingin perang sama kita. Tuh si Gafar berani-beraninya nyuruh anak buah bokap dia buat ngeganggu bunda. Ini udah jelas-jelas bukti nyata."

"Gua tau... tapi, kita mesti berpikir dua kali sebelum melakukan sesuatu. Yah bisa aja kan itu nggak Gafar yang nyuruh?"

"Na, kok lu mana belain musuh, sih? Aneh lu!" hardik Aqil. Ia sedang merokok dengan pakaiannya yang serba terbuka itu. 

Nestapa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang