Kakak Pahlawanku!

12 4 0
                                    

Aqil, Alkana, Abi, Albert, dan Alaric menghalangi Kama di tangga lantai 2 sekolah saat pulang.

"Sini lo!" panggil Albert, sorot matanya menantang saat Kama hendak melewati mereka.

Mengikuti panggilan dari Albert, Kama menghampiri mereka dengan sikap tegasnya. Dia menjaga ketenangan, meski hatinya berdegup kencang.

"Ada apaan nih?" tanya Kama, wajahnya mencerminkan ketegasan.

"Buka pengecil suara lo," tegur Albert, menunjuk ke telinga Kama.

Kama patuh dan melepas pengecil suara dari telinganya, menyimpannya ke dalam saku celananya.

Aqil mendekati Kama, berpura-pura merapikan kerah baju Kama. "Kama, lo tahu siapa kami, kan?" tanya Aqil dengan nada yang mencoba menakutkan.

Kama tetap tenang. "Gua tahu. Yah terus?"

"Lucu banget kalau lo mengira bisa lolos begitu aja," celetuk Alkana.

"Sekarang, kami tanya, lo tahu tentang KPPSBK?" tanya Alaric, mendekat dengan tegas.

"KPPSBK? CCTV yang terkenal di sekolah kita. Dia selalu memiliki informasi terbaru dan menjadi yang pertama menyebarkannya," jawab Alaric sambil memegang bahu Kama, menunjukkan ketidaksetujuannya. "Tidak disangka, lo, yang mengkhianati XIMPONI, malah bergabung dengan organisasi sekolah, KPPSBK."

"Apa maksud lo?" tanya Kama, berusaha menjaga ketenangannya.

"Tenanglah, nggak perlu panik seperti itu," kata Aqil sambil berbisik ke telinga Kama.

"Qil, jangan main-main dengan gua!" Kama menatap tajam teman-teman Aqil yang berdiri di belakangnya.

"Siapa yang bermain-main dengan lo, omong kosong!" pekik Albert.

"Jaga mulutmu, Al! Gua punya rahasia tentang geng busuk kalian!" ancam Kama.

Alaric meraih leher Kama dengan keras, "Apa yang lo katakan barusan?!"

Kama berjuang saat Alaric mencekik lehernya. Dia merasa kesakitan.

"Lepaskan, anjing!" Kama merintih.

"Hahaha," Aqil melerai Alaric, "Kama, kita tahu banyak orang membencimu. Jadi, mari kita ambil jalan tengah. Kita dapat saling menguntungkan."

Alaric melepaskan cengkeramannya, Kama bereaksi, "Jangan bilang lo semua bakal masukin gua gabung ama geng busuk kalian. Sampah!"

Albert, yang muak dengan Kama, mencekik lehernya, "Jaga mulut lo di sini!"

"Cukup!" bentak Alaric.

Albert menurut, tetapi tetap menatap tajam Kama.

"Hahaha... lo semua butuh gua sekarang. Jadi, jangan coba menyakiti gua," kata Kama, mencoba tetap tenang.

Aqil mendekati Kama, "Oke, kami ingin merekrutmu ke dalam geng untuk membalas dendam kepada XIMPONI. Apa kamu tertarik?"

Kama berpikir sejenak, "Apa yang akan gua dapatkan dengan masuk ke dalam geng ini? Uang? Rokok? Ha!"

"Kama, gua jamin apa pun yang lo inginkan, akan terwujud jika lo masuk ke dalam geng kami," kata Alaric. "Deal?"

"Oke, gua setuju," kata Kama, mengulurkan tangannya, "Tapi, gua ingin tegasin. Gua bergabung dengan geng ini bukan karena ancaman kalian. Gua juga ingin membalas dendam pada XIMPONI."

"Bagus," kata Alaric, tersenyum sinis. Sedangkan Albert memendam kebenciannya dalam hatinya, terpaksa menerima kenyataan bahwa musuhnya bergabung dengan geng mereka.

***

Casia dan Bayuni duduk di bangku halte, menikmati cemilan yang baru saja mereka beli di toko cemilan dekat sekolah mereka.

Nestapa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang