Warning!!! 18+
Savita terkejut dan marah. Dia bangkit dari tempat duduknya dengan cepat, menatap Johan dengan mata yang berkobar-kobar.
"Apa? Lo gila? Lo nggak bisa nikahi gua, Johan!" suaranya meninggi. "Gua... gua bukan siapa-siapa. Dan lo bahkan nggak tahu siapa gua sebenarnya!"
Johan berdiri, mencoba meraih tangannya. "Savita, gua serius. Gua mencintai lo. Gua ingin kasih kehidupan yang lebih baik buat lo."
Savita menepis tangannya dengan kasar. "Hentikan omong kosong ini, Johan! Gua punya kehidupan sendiri, dan lo nggak punya hak buat mengubahnya!"
Johan tampak bingung dan terluka. "Savita, kenapa reaksi lo begini amat? Gua cuma ingin yang terbaik untuk lo."
Savita menatapnya dengan penuh amarah dan kepedihan. "Lo nggak ngerti, John. Lo nggak tahu apa-apa tentang hidup gua. Dan lo punya istri, bangsad!"
Johan terdiam, shock dengan perkataan Savita. "Vit? Please, gua bisa amanin tuh semua. Cuma buat lo."
"Amanin? Gila lo!"
"Vit!"
Savita menggelengkan kepalanya, air mata mulai menggenang di matanya. "Lo nggak tau aja. Lo cuma lihat gua sebagai pelarian dari kehidupan lo sendiri."
Dengan air mata mengalir, Savita berbalik dan berjalan keluar dari ruang VIP, meninggalkan Johan yang masih berdiri terpaku. Malam yang penuh ketegangan itu berakhir dengan sebuah pertengkaran yang membuka banyak luka, meninggalkan mereka berdua dengan pertanyaan dan perasaan yang tak terjawab.
Di luar klub malam, Savita menatap langit malam yang gelap, berharap esok hari akan membawa jawaban yang lebih baik bagi kehidupannya yang rumit. Di sisi lain kota, kehidupan terus berjalan, dengan segala suka dan dukanya.
***
Matahari terbit dengan lembut di balik jendela besar kamar Casia, menandakan awal hari baru. Casia Tuk Andara, seorang gadis dengan kulit putih berseri dan senyum yang selalu ceria, bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Rumah besar yang ditinggali keluarganya mencerminkan status sosial mereka yang tinggi.
Di ruang makan yang luas, meja sudah dipenuhi dengan berbagai hidangan lezat. Ayahnya, Robert, seorang pengusaha sukses, sedang membaca koran. Ibunya, Abigail, duduk dengan anggun sambil menyeruput teh.
"Selamat pagi, Ayah, Ibu," sapa Casia dengan ceria.
"Selamat pagi, Casia," jawab mereka serempak.
Tiba-tiba, abang Casia, Jade, muncul dari belakang dan menutup mata Casia dengan tangan. "Tebak siapa ini?" tanyanya dengan nada bercanda.
"Kak Jade! Hentikan, aku tahu itu kamu, Kak!" Casia tertawa, melepaskan tangan abangnya.
"Ah, kamu selalu tahu," Jade tertawa dan melepaskan tangannya.
"Sarapan, Sayang!" ucap ibu Gail.
"Duh telat!" panik Casia.
"Pelan-pelan aja, Sayang," ucap ibu Gail memperhatikan tingkah Casia yang tidak tenang.
"Yaudah biar kakak antar aja!" ucap Jade berdiri.
Casia mengangguk.
Di Gerbang Sekolah
Casia tiba di sekolah dengan senyum di wajahnya, tetapi hari itu berubah ketika ia tidak sengaja menabrak seorang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nestapa Cinta
RomanceCerita berbau p*rn*grafi!!!! Jangan dianggap serius karena ini hanyalah fiksi belaka. Casia yang tidak mengerti percintaan harus menerima kekerasan seksual dari pria bejat yang terobsesi padanya. Casia polos, cantik, cerdas, dan memiliki perangai y...