Bab 2

63 19 5
                                    

Wajah tampan, dengan postur tubuhnya yang nyaris sempurna, tidak lupa aura dingin dari pria itu semakin memancarkan pesonanya. Setiap langkah pria itu tidak luput dari pandangan kaum hawa yang terpesona dengan ketampanan dan kegagahan seorang Kaivan Janendra. Banyak wanita tergila-gila padanya. Namun, pria itu bagai pilar yang sulit di tembus bahkan nyaris tidak tersentuh.

Para karyawan terus berbisik-bisik karena mereka tidak menyangka orang yang akan menggantikan CEO saat ini adalah seorang pria muda dengan ketampanan setara dengan aktor korea.

"Wah ... gue sih nggak apa-apa masuk kerja tiap hari kalo pemandangannya se-indah itu!" celetuk salah satu pegawai yang baru saja duduk di meja tempat Kinan menyantap makan siangnya.

"Kinan ...?" panggil sosok wanita itu.

"Iya," jawab Kinan singkat.

"Kamu harus tau pengganti Pak Rendra, pria itu masih muda dan ganteng banget ... kamu beruntung banget sih Kinan!"

"Mbak mau tukeran sama saya? Boleh banget, Mbak!" jawab Kinan tatapannya terlihat meyakinkan.

Wanita Itu menggeleng sambil tersenyum. "Nggak mau, walaupun ganteng, tapi saya nggak siap kalau harus pulang malam karena lembur tiap hari."

Kinan pun tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan, dengan cepat wanita itu langsung menghabiskan makanannya. "Kalau begitu saya duluan ya, Mbak."

"Seganteng apa sih sampai orang-orang ngomongin calon pengganti pak Rendra? Mudah-mudahan saja dia sudah tua," gumam Kinan sambil masuk ke ruangannya.
Baru saja duduk, wanita itu langsung mendapat panggilan telepon dari Rendra. Kinan pun langsung masuk ke dalam ruangan atasannya.

"Bapak memanggil saya, apa ada yang dibutuhkan?" tanya Kinan pada pria paruh baya itu.

"Kinan, kemarilah ... saya akan memperkenalkan kamu dengan pengganti saya, Kaivan kenalkan dia Kinan." Kinan menatap sosok yang duduk membelakanginya wanita itu merasa familiar dengan postur tubuh dan jas yang pria itu kenakan. Detik kemudian kedua netra itu bertemu.

Degh!

'Jadi pria ini yang akan gantiin pak Rendra! Aduh kenapa harus pria muda sih, aku kan maunya yang udah tua aja!'

Kinan menggerutu di dalam hatinya. Rasa ingin menyetujui tawaran Rendra untuk pergi ke Singapura pun langsung terbayang dalam benaknya.

"Kinan Prameswari?" tanya sosok dingin tak berekspresi itu pada Kinan.

"Eh ... iya Pak, saya Kinan Prameswari," jawab Kinan wanita itu langsung mengendalikan diri dan bersikap profesional.

"Kata pak Rendra kamu sangat cekatan dalam bekerja, saya harap yang beliau katakan benar adanya ... oh iya, saya hanya mengingatkan satu hal. Jangan ceroboh ketika sedang bekerja, kamu mengerti?"

Kinan terdiam mencerna kata-kata yang diucapkan oleh calon atasannya.

"Mengerti, Pak!" jawab Kinan.

"Baiklah kamu boleh keluar," perintah Kaivan dengan wajah datarnya.

Setelah mendengar bariton suara yang membuat Kinan sedikit tidak nyaman menyuruhnya untuk keluar. Dengan secepat kilat, Kinan langsung keluar dari ruangan tersebut. "Auranya mirip genderuwo lagi marah, ih serem bikin merinding," gumam Kinan.

***

Di dalam ruangan Rendra, Kaivan menatap pria paruh baya itu dengan tatapan yang meragukan.

"Sepertinya Abang terlalu memujinya, dia tidak sepandai yang Abang bilang. Lihatlah penampilan nya, terlalu monoton."

Rendra langsung tersenyum mendengar perkataan adik bungsunya. Ya, Rendra dan Kaivan adalah saudara kandung dan perusahaan R-A Group ini adalah perusahaan keluarga mereka.

"Jangan menilai orang dari penampilannya ... kamu baru satu hari bertemu sudah meremehkan kemampuan dia ... jangan sampai nanti jatuh hati loh karena pesona Kinan beda dari yang lain," jawab Rendra pria paruh baya itu pun tak lupa melontarkan kata candaan pada adik bungsunya.

"Nggak mungkin!" jawab Kaivan tegas.

"Mau sampai kapan kamu sendiri Kai? umurmu itu sudah 35 tahun lihatlah Abang ... sebentar lagi punya menantu, kamu malah betah melajang!"

"Jangan pernah mengaturku, Bang!" jawab Kaivan, rautnya langsung berubah datar.

Melihat raut wajah adiknya yang mendadak tidak bersahabat Rendra pun langsung menghela napas dalam. "Maaf, Abang berkata demikian hanya terlalu memikirkanmu, Kai," tuturnya. "Baiklah ... Abang akan pulang cepat hari ini ... kalau kamu butuh sesuatu bisa hubungi Kinan, dia selalu lembur setiap hari." Rendra pun bangkit dan langsung pergi meninggalkan Kaivan.

Pukul tujuh malam, Kinan masih berkutat dengan pekerjaannya. Netra bulat itu fokus menatap layar laptop yang ada di hadapannya, jemari lentik pun terus menari indah diatas keyboard. Kaivan yang hendak pulang pria itu urungkan, pandangannya tertuju pada sosok di luar ruangan itu hingga jam menunjukan pukul delapan malam. Dahi pria itu berkerut karena merasa heran, apakah yang di kerjakan Kinan sehingga sampai malam wanita itu masih tetap fokus bekerja. Yang dia tahu waktu bekerja hanya delapan jam dalam sehari. Akan tetapi, kenapa wanita itu masih berada di kantor.

"Kenapa kamu tidak pulang?"

"Astaga ...!" Kinan terlonjak wanita itu berteriak saking terkejutnya mendapat pertanyaan mendadak dari sosok pria tinggi yang ada di depan mejanya. Sungguh hampir saja jantung wanita itu keluar dari tubuhnya.

"Pak, Bapak muncul dari mana? Bapak ini manusia atau genderuwo yang lagi cosplay jadi Pak Kaivan?"

Kaivan tercengang mendengar pertanyaan tak terduga dari Kinan. "Saya manusia," jawab Kaivan singkat.

Kinan langsung menghembuskan napas lega. "Maaf, Pak saya kira Anda sudah pulang bersama pak Rendra," jawab wanita itu dengan tangan yang masih memegang dadanya.

"Sudah malam. Pulanglah, saya tidak mau perusahaan ini dicap jelek karena mempekerjakan pegawai sampai larut!" ujar pria itu dengan wajah datarnya.

"Baik, Pak," jawab Kinan singkat. Wanita itu pun langsung merapikan barang-barangnya.

Setelah memastikan Kaivan pergi. Wanita itu langsung menggerutu.
"Baru juga sehari, udah bikin aku nggak nyaman kerja ... sikapnya bikin orang merinding ... jangan-jangan beneran dia titisan makhluk halus buktinya tadi tiba-tiba aja dia muncul di depan meja ... horor banget!" cerocos Kinan dengan menggelengkan kepalanya cepat seakan ketakutan. Padahal wanita itu yang terlalu fokus bekerja sehingga makhluk hidup sebesar Kaivan pun tidak dia sadari.

***

"Wanita aneh ...!" gumam Kaivan.

Berjalan ke Arahmu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang