Bagian XXIX "Rewritten"

1.6K 152 7
                                    

Warn! Words/PTSD Scenes: abuse & rape/21+

***

PEMUDA itu berjalan melalui Aula Inisiat. Ke mana pun ia pergi, para inisiat lain menatapnya dengan penuh permusuhan, memancarkan kecemburuan, kepahitan, dan kebencian.

Wonwoo tahu pasti ada alasan untuk ingatan itu, namun ia berusaha sekuat tenaga, hanya ia tak bisa mengingatnya. Yang ia tahu hanyalah tak ada satupun yang mau menjadi temannya. Orang-orang membicarakannya di belakangnya dengan nada mengejek, pahit, dan akan terdiam saat ia mendekati mereka.

Wonwoo hanya ingin seorang teman. Seorang teman. Apa itu terlalu berlebihan untuk dipinta?

Wonwoo hanya ingin memiliki seseorang yang menginginkannya di sekitar mereka, yang mau peduli padanya.

Seseorang yang akan menyukainya.

Seseorang yang hanya miliknya.

Tapi tak ada seorangpun. Tidak akan ada seorang pun selama bertahun-tahun dan berabad-abad hingga akhirnya sampai saudaranya kembali untuknya.

***

Sebuah mulut menghantam mulutnya, lidah memaksa masuk ke dalam mulutnya.

Mual, ia menggigit lidahnya dengan keras, menyebabkan Tethru melolong dan melepaskan mulutnya yang keji. "Dasar bajingan!" Desis Tethru, menjambak rambut Wonwoo dan menarik kepalanya ke samping. Pria tua itu mencengkeram leher Wonwoo, menggigitnya dengan keras hingga Wonwoo menjerit kesakitan. Tethru tertawa kejam, mendorongnya ke dinding. "Menangislah... Aku suka kalau anak kecil menangis." Pria tua itu menggesekkan ereksinya ke perut Wonwoo. "Tidak sabar untuk memasukkannya ke dalam analmu."

"Tolong!"

Tethru tertawa. "Dia tidak akan ada datang. Tidak akan ada yang mendengarmu. Pada saat aku selesai denganmu, kau akan basah dengan spermaku, dan dia hanya akan membuangmu."

Panik, marah, dan jijik memenuhi indranya, pandangannya memerah, dan sebelum Wonwoo tahu apa yang ia lakukan, Tethru mengeluarkan suara-suara tercekik.

Dan kemudian pria tua itu mati.

Wonwoo mendorong tubuh itu menjauh, gemetar hebat hingga ia dapat merasa ingin merangkak keluar dari kulitnya. Wonwoo merasa kotor. Sangat kotor.

Seorang pembunuh. Wonwoo membunuhnya. Wonwoo telah membunuh seseorang.

Wonwoo tenggelam ke lantai saat lututnya lemas. Ia memeluk lututnya dan mengayunkan tubuhnya maju mundur, menatap mayat itu dengan ngeri, air mata mengaburkan penglihatannya.

Ia akan segera ditangkap dan dipenjara karena ini. Wonwoo telah membunuh Grandmaster. Wonwoo kotor. Kotor, kotor, kotor.

Pintu terbuka—

Namun tak ada yang masuk.

Tidak ada seorang pun di sana.

Tidak ada yang akan menolongnya.

Tidak ada yang memeluk atau menghiburnya.

[✓] Prince's Master (MEANIE Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang