DOKYEOM orang yang menyebalkan.
Walau orang yang sebenarnya bermaksud baik, tapi tetap saja sikapnya menyebalkan. Tak peduli berapa kali Wonwoo mengatakan kepada sang Kakak jika ia baik-baik saja, Dokyeom bahkan tak mau meninggalkannya sendirian, ia mengawasi adiknya seperti induk ayam yang terlalu protektif.
Wonwoo telah menolak untuk menemui seorang mind healer. Ia muak dengan orang-orang yang terus-menerus mengacaukan isi otak dan tubuhnya. Sudah cukup buruk jika ia merasa seperti disatukan dengan cara yang salah, yang menurut Dokyeom, itu merupakan konsekuensi dari bagian belakang otaknya yang tersumbat. Hal itu menimbulkan pertanyaan lain: Mengapa Wonwoo melakukannya? Mengapa ia bahkan setuju untuk memodifikasi otaknya, dan pada dasarnya tubuhnya sendiri? Tentu saja, Wonwoo tak pernah suka menjadi orang yang memiliki throwback, namun itu adalah bagian dari dirinya. Wonwoo tak mengerti mengapa ia melakukannya, terutama mengingat betapa menyedihkannya perasaannya sekarang, baik secara fisik maupun mental. Tubuhnya terasa aneh, dan pikirannya penuh dengan ingatan yang terputus-putus dan menyedihkan yang sangat tidak masuk akal. Mimpi buruknya bahkan tak membantu, dan cara ia merasa gemetar dan merasa kecil setelah mengalami mimpi buruk itu selama berjam-jam juga tidak terlalu menyenangkan, namun itu bukan bagian terburuknya.
Wonwoo bahkan merasa kehilangan sesuatu, seolah-olah siapa pun yang telah mengacaukan pikirannya telah lupa mengembalikan sesuatu yang penting saat mereka membuatnya kembali.
Kedengarannya terlalu dramatis nan rumit, namun memang seperti itulah apa yang ia rasakan kini. Rasanya seperti ada kekosongan di dalam dirinya yang sulit ia jelaskan. Kekosongan yang tak bisa diisi oleh apa pun.
Rasa sakit untuk sesuatu yang tidak dapat dia sebutkan tetapi sangat dia inginkan.
***
Wonwoo menatap batu permata ungu di tangannya, mengerutkan kening dalam-dalam. Ada sesuatu tentang batu itu yang terasa sangat familiar, menggoda ingatannya yang bahkan tak bisa ia pahami. Wonwoo tak tahu dari mana ia mendapatkan batu permata ini. Hal itu membuatnya sangat frustasi. Ia juga tak tahu mengapa ia merasa begitu terikat dengan batu ini. Itu sangat tidak masuk akal. Batu ini bukan perhiasan tercantik yang dimilikinya, tapi ada sesuatu tentang batu ini... sesuatu yang menenangkan. Wonwoo merasa sedikit lebih baik saat memakainya, suasana hatinya terangkat dan kegelisahan di bawah kulitnya berkurang. Hanya ada satu hal lagi yang sulit ia pahami tentang pikirannya sendiri. Masa lalunya sendiri. Wonwoo ingin meninju orang yang telah mengacaukan ingatannya, kecuali ternyata orang itu adalah dirinya sendiri. Ini keputusannya sendiri, ujar Dokyeom.
"Yang Mulia, Anda kedatangan tamu." Ujar sebuah AI istana mengumumkan.
Wonwoo segera menyelipkan batu permata itu ke balik bajunya, membiarkannya bersandar di dadanya. "Aku tidak menerima tamu." Jelasnya.
"Itulah yang sudah saya katakan kepadanya, tapi beliau cukup memaksa, Yang Mulia."
Sambil menghela napas pelan, Wonwo berkata, "Siapa itu?"
"Grandmaster, Yang Mulia."
Wonwoo mengerutkan kening. Ia mencoba mencari ingatan siapa Grandmaster itu, namun sepertinya Wonwoo bahkan tak tahu siapa Grandmaster baru setelah Tethru... meninggal.
Sambil menyingkirkan pikiran itu dari benaknya; tidak masalah, itu sudah terjadi bertahun-tahun yang lalu, Wonwoo baik-baik saja. Wonwoo memaksa dirinya untuk fokus pada saat ini. Siapapun Grandmaster yang baru, ia tak mungkin akan melakukan panggilan sosial terhadap Wonwoo. Bagaimana jika... bagaimana kalau Kapitel tahu jika Wonwoo adalah pelakunya?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Prince's Master (MEANIE Version)
FanficAkankah sang manipulator ulung memenangkan permainan ini, atau apakah ia hanya bermain sendiri? Kim Mingyu x Jeon Wonwoo Rated 21+ Fantasy, Drama, Romance, Supernatural Mature, Mpreg. All rights go to Alessandra Hazard. Own nothing, only make an ada...