( _-*| •C3• |*-_ )

35 24 0
                                    


"Kakak," panggil Naka

"Iya?"

"Kakak kenapa bisa tahu kalau aku berada disini?" tanya Naka

"Iya karena kakak habis makan tahu hahaha," ujarnya

"Garing,"

"Ohh begitu ya kamu sekarang, nah rasain nih!!"

Sadipta menggelitik tubuh naka, mereka berdua saling tertawa terbahak-bahak. Seorang perempuan mengintip mereka dari luar. Orang itu tersenyum, ia teringat ia dengan ibunya. Sebelum ibunya meninggal karena kejahatan nya sendiri, kita berdua dulu penuh dengan tawa, haru, sedih, bangga, dan sayang.

Flashback....

"Hei!! Kalian semua, cepat kerjakan pekerjaan kalian, tidak ada yang namanya istirahat!" ucapnya

"Astaga baru saja kami istirahat, tolong kasih kita istirahat sedikit saja, kita semua sangat lelah," ucap seseorang

"Kamu berani melawan perkataan saya? Penjaga!! Tolong penjara kan mereka semua yang tidak mau bekerja, segera!" ujarnya

Para pekerja yang sudah tidak kuat pun akhirnya dikurung disebuah penjara bawah tanah. Malamnya, ia pulang dari bar sekaligus tempat judi. Ia membuka pintu rumahnya, Harumna yang mengetahui bahwa ibunya pulang segera menghampiri nya. Ia memeluk ibunya, tapi ibunya malah mendorong nya sehingga terbentur didinding.

Bugh!!

"A-akh... Ibu S-sackit" lirihnya

"Sudah saya bilang, berhenti mendekati saya, saya menyesal telah melahirkan anak seperti kau," ujarnya

"H-hah? A-pa maksud ibu?" tanyanya

Plakk!

"Kau masih belum mengerti?!, kau itu telah merusak hubungan saya dengan suami saya!! Cih! Jika saja kau itu tidak lahir didunia ini, maka tidak akan terjadi seperti ini!" ucapnya

Bugh!!

Bugh!

"H-hugh!.. aghh b-berhen-ti b-bu,"

Ibunya sangat marah dengan Harumna. ia tak segan-segan untuk memukulinya. Harumna yang sudah tidak kuat menahannya, ia pun tergeletak pingsan dilantai. Ibunya tidak memperdulikannya, ia pun keluar meninggalkan rumahnya dan menguncinya digudang.

Esoknya, Harumna terbangun dari tidurnya, ia merasakan badannya yang sangat sakit, kenapa ibu tega sekali melakukan itu kepadaku? Papa.... Harumna rindu papa....
Harumna melihat lukanya itu, ia menangis, keheningan membuatnya tenang namun sakit.
Sinar matahari menerangi gudang yang gelap serta menerangi tubuhnya yang dibaluti oleh luka-luka.

Yang awalnya gelap kini menjadi terang. Yang awalnya putus asa kini bangkit untuk berusaha kembali lagi, tuhan memberkatimu. Sinar matahari menyinari mu, bangkitlah kembali, lawan rasa sakit mu itu jangan terlalu cepat untuk menyerah, batinmu, pikiranmu, hatimu, mari... Kita jalani ini bersama.

"Hm? Bunga itu.... Aku harus merawatnya, kasihan sekali dia,"

Harumna menanam kembali bunga itu, menyirami nya, dan menaruhnya ditempat yang terkena sinar matahari. Ia melihat kearah kelopak-kelopak bunga yang terjatuh itu. Satu kelopak bunga baru saja terjatuh, artinya, munculnya rasa keputus asaan yang baru saja menimpanya.

KELOPAK BUNGA [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang