( _-*| •C12• |*-_ )

11 9 0
                                    

Naren menarik tangan Thea untuk berbicara dengan nya, semua temannya menatap curiga kepada mereka berdua.

"Kamu tidak memberitahu yang lain kan?," tanya Naren

"Tidak kok,"

"Kamu baik-baik saja kan? Kamu diapakan oleh Harumna Thea?,"

"Ishh! Diem deh kamu, tadi itu kita ngomongin bangunan sekolah nya sudah hampir selesai!,"

"Ohh, ya kamu jangan marah juga, hmm," ucapnya sambil mencubit pipi Thea.

Tanpa mereka sadari, ternyata siapa sangka, semua teman-temannya mengintip obrolan mereka berdua. Disaat mereka berdua ingin kembali ke teman-temannya, mereka semua langsung berlari menuju tempat mereka berkumpul tadi.

Thea dan Naren seperti mendengar suara tapi mereka tidak pasti itu suara apa. Mereka tidak peduli, sesampainya disana, karena hari sudah mau malam, kita semua memutuskan untuk pulang.

"Harumna," panggil Sadipta

"Iya kak?,"

"Kakak minta tolong ya sama kamu untuk antar pulang Naka kerumah, ini alamatnya, kakak mau ke kantor dulu, okeh?,"

Naka yang mendengar obrolan mereka pun langsung memotong pembicaraannya Harumna.

"Baiklah kak, oke sekarang ak-"

"GA, GAMAU!!,"

Sadipta dan Harumna terkesiap saat Naka teriak menolak hal itu, begitu juga dengan Thea dan Naren yang sedang asik bucin, waw!.

"Naka!,"

"Apa?!! Kalau aku bilang gamau ya engga,"

"Terserah, kalau begitu kamu diam disini ya sendirian,"

"A-ah ga!! Naka gamau pokoknya!!,"

Naren dan Thea sangat terkejut melihat sifat Naka yang berubah drastis, Naka dikenal dengan sifat dewasanya disekolah dan sifat cool nya, tapi kok pas sama kakaknya.... Seperti kunti bogel kemasan saset anak kecik

Adinda yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menyimak saja.

"Huh! Kamu mau saya marah lagi?,"

"A-ahh m-maaf k-kak,"

"Naka, kamu pulang bersama Harumna dulu ya adik, kakak masih ada kerjaan dikantor, udah jangan khawatir kakak pulang cepat kok, sudah kakak tidak marah kok,"

"B-beneran? B-baiklah kalau begitu,"

Mereka pun pulang kerumah masing-masing. Harumna sudah janji akan mengantarkan Naka kerumahnya. Sesama disana, Naka berterimakasih kepada nya dan masuk kedalam rumahnya.

"Hmm, bosen,"

"Main game gapapa kali, mumpung kakak ga ada,"

Naka mengambil kue buah stroberi nya yang ia simpan dikulkas dan memakannya dengan bermain tower di roblox.

Naren, Thea dan adinda, mereka bertiga pulang barengan, saat Adinda menunggu adiknya berbelanja di Indomaret. Saat ia sedang asik bermain handphone nya, ia melihat anak kecil ingin menyeberang jalanan, buru-buru mematikan handphone nya ia langsung berlari dan menyelamatkan anak kecil tersebut.

BRUKK!!

Namun sialnya, anak kecil itu selamat tapi tidak dengan dirinya. Sebuah mobil menabraknya, Naren dan Thea melihat kakaknya yang tertabrak pun bergegas menghampirinya.

Thea sangat terkejut melihat kakaknya yang sekarat, darah mengalir deras pada tubuhnya.
Thea menangis histeris, Naren melihat Adinda yang sekarat pun segera meminta pertolongan kepada orang-orang disekitarnya.

"K-KAK!!,"

"KAKKK!! BANGUN KAK!!,"

"KAKK, TUHANN TOLONG SELAMATKAN KAKAK KU,"

"H-HIKS...HIKS..K-KAKAK!!!,"

"D-darah...hiks..hiks..k-kak..bangun....kak..hikss..k-kumohon..b-bangun kak!!...hiks,"

"H-hah?! A-ADINDA?! TOLONG!! PANGGILKAN AMBULANCE TOLONG!!! DIA SEKARATT!!," teriak Naren

Orang-orang yang melihat insiden tersebut langsung menelpon ambulance. Thea masih menangis melihat kakaknya yang sekarat, tangannya penuh dengan darah kakaknya itu.

"K-ka-kak...bangun kak... walaupun kakak s-sedikit membenci Thea, thea tetap sayang kakak...hiks...t-tolong!!,"

Ambulance pun datang, dengan segera tubuh yang berlumuran darah itu dibawa dan diantarkan kerumah sakit. Thea memeluk tubuh Naren sambil menangis, ia tidak menyangka bahwa akan terjadi hal buruk yang menimpa kakaknya.

Naren yang tidak tahan melihat temannya Adinda sekarat pun meneteskan air matanya didalam helm nya. Sesampainya dirumah sakit, Thea dan Naren pun segera mengikuti tubuh kakaknya yang sekarat.

Didepan ruangan kakaknya, ia menangis dalam Isaknya, Naren tidak tega melihat Thea yang akan kehilangan 2 orang kesayangan nya. Naren memeluk tubuh Thea dengan erat sambil menahan air matanya.

Harumna tiba-tiba saja muncul, ia merasakan rasa sakit yang mengelilingi Thea, perasaan yang bercampur aduk, sedih, tangis, sakit, kecewa, marah.

Disampingnya, terlihat pot bunga mawar putih yang indah dan harum. Bunga itu sangatlah indah namun dua kelopak bunga nya terlepas dari bunganya. Tiba-tiba saja bunga itu hampir layu, tanaman yang malang, seperti Thea, yang akan kehilangan 2 orang yang ia sayang.

Dokter keluar dari ruangan, Thea dengan segera bangun dan menanyakan bagaimana dengan kondisi kakaknya sekarang?

"D-dokter bagaimana keadaan kakak saya dok?!,"

"M-maaf, kita sudah berusaha semaksimal mungkin agar bisa menyelamatkan kakak kamu, tetapi...,"

"TETAPI APA DOK?!,"

"Tetapi nihil...kakak kamu telah pergi untuk selamanya, maafkan kita, kita sudah berusaha namun tuhan sudah terlebih dahulu menjemputnya,"

Hati Thea semakin hancur mendengar ucapan dokternya tersebut. Hatinya sudah sangat retak, menangis dalam Isaknya, sakit dan sakit yang terus menyerang nya. Hancur, sakit, tangisan, marah, egois, kecewa, sedih, perasaan itu terus menimpanya.

"G-gak!! Gamungkin dok gaa!!!,"

Thea memasuki keruang kakaknya itu, ia semakin hancur melihat kakaknya yang telah ditutupi dengan kain berwarna putih, melihat tubuh pucat kakaknya itu, luka, robekan, jahitan.

"K-kakak!!! KAK!! BANGUN KAK!! KAKAK!! H-HIKS K-KAKK JANGAN TINGGALIN THEA KAKK!!,"

"SEMUA INI SALAH THEA KAKK, SEHARUSNYA THEA YANG MATI BUKAN KAKAKK!! H-HIKS HIKS,"

"T-thea s-sudah Thea kita iklhas kan saja kakakmu, i-ini sudah t-takdir thea hiks," ucap Harumna

"GA! THEA GAMAU KAKAK MATII THEA GAMAU KAKAK MATI!!,"

"Thea... Ikhlas kan ya? Kamu tidak mau kakakmu menjadi sedihkan? Sudah ya, k-kamu harus mengikhlas kan kepergian kakakmu, kakakmu tidak suka melihat kamu sedih," ucap Naren dengan mata berkaca-kaca.

Keesokan harinya, pemakaman kakaknya dimulai, Thea menangis dalam pelukan Naren, teman-temannya kasihan dengan Thea yang hampir kehilangan 2 orang kesayangan nya dalam waktu yang dekat. Naka dan Sadipta, mereka berdua menenangkan Thea, Harumna? Harumna melihat dari kejauhan, ia bersembunyi di pohon beringin, melihat warna tubuh Thea yang menghitam, retakan hati yang bertahan agar tidak hancur, perasaan dan pikiran, tubuhnya seperti ditusuk-tusuk oleh tombak.

Angin kencang menerbang kan Kelopak Bunga jepun kearah Thea dan juga teman-temannya. Harumna menunduk dan menangis tidak kuat melihat rasa sakit yang menyerang temannya itu, sakit sakit sakit dan sakit akan terus menyerang nya dan juga teman-temannya.

Dunia seperti permainan, dipermainkan oleh keadaan, kuat dan pantang menyerah seketika berubah menjadi lemah dan putus asa.

Tbc

Guyss!! Vote komen ayoo jangan lupa yaa 😆😆


KELOPAK BUNGA [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang