( _-*| •C13• |*-_ )

12 9 0
                                    

Setelah pemakaman selesai, Thea masih sedih atas kepergian kakaknya, Adinda. Kini ia berpamitan kepada rumahnya, semenjak Kiran koma hingga sekarang, Bunga-bunga Thea yang awalnya bermekaran menjadi layu, banyaknya kelopak bunga jatuh ketanah. Harumna melihat taman rumah Thea yang sudah hancur, semenjak kehilangan dua orang kesayangan nya.

Kini Thea berada di apartemen Harumna, ia sekarang tinggal bersama Harumna, Harumna melihat pot bunga dibalkon apartemen nya, tunggu? Sejak kapan aku mempunyai bunga tulip?. Bunga itu sangat indah, warna putihnya yang indah, Thea murung dikamarnya, Harumna menghampirinya dan membuat nya untuk bangkit kembali.

"Thea, ayo makan, sudah nangisnya dong, ayo kita jalan-jalan dulu,"

"...."

"Hmm, Thea sudahlah... Kakakmu tidak suka melihat kamu menangis seperti ini, kakakmu akan merasa sangat bersalah jika melihat adiknya yang sakit karenanya, sudah ya Thea?,"

Thea pun menangis, Harumna memeluknya dengan tulus tenang dan nyaman. Setelah itu, Thea dan Harumna pun makan bersama.

Drrttt!

Drrtt!!

Drrtt!!

Saat sedang makan, ponsel Thea berdering yang menunjukkan nama Naren yang sedang menelponnya.

Thea pergi ke dalam kamarnya dan mengangkat teleponnya.

"Apa?," tanya Thea

"Rumah kamu kenapa kosong? Kamu dimana sayang? Aku khawatir, kamu dimana sekarang?,"

"Aku tidak apa-apa, kamu jangan mengkhawatirkan aku, aku bisa jaga diri ku sendiri kamu tidak perlu khawatir, sekarang aku tinggal bersama Harumna, sudah dulu ya teleponnya? Daa...,"

Tittt!!

Thea kembali memakan makanannya itu dengan lahap, setelah selesai, ia langsung menyirami bunga-bunga kesayangan nya itu, tulip putih dan mawar merah yang wanginya melebihi parfum nya.

"Ohh jadi kau yang punya? Pantas aja," ucap Harumna

"Emang kenapa?," tanya Thea

"Nanya aja si, btw, kau berapa itu beli,"

"Aku beli bijinya kalau tidak salah tulip paling mahal 80k katanya si susah buat dapetin biji bunga tulip, kalau mawar mah lumayan 20k,"

"Busett, terus? Yang lain? Mati? Sisa ini aja?,"

"Ho'oh,"

"Beli dimana? Aku ingin menanam bunga juga,"

"Eum ada itu toko bunga, lumayan susah sih buat cari toko itu,"

"Kenapa emangnya? Kok bisa susah?,"

"Harus lewat gang kecil, jembatan, danau, kebun bunga, sama hutan yang ga terlalu luas sih,"

"Jauh sekali kau mencari toko bunga, kenapa tidak membelinya di online saja?,"

"Au ah! Mahal, belum lagi ongkir yakan, tapi itu bukan aku yang dapat tapi yang punya toko itu yang memberikan pesan padaku dichat,"

"Ohh begitu, terus sekarang?,"

"Sekarang? Eumm.. terakhir kali aku pergi kesana itu Minggu kemarin, ah iya, udah tutup, anehnya lagi, toko itu sudah hilang tau,"

"Hah? Yang bener aja kau?,"

"Iyaa aku sempat takut juga karena tiba-tiba hilang, kayak kosong gitu, cuman ada pohon tinggi sama aliran air sungai aja, padahal awalnya ga ada sungai disitu,"

Harumna berpikir sebentar, ia seperti mengenal dengan tempat itu, ia pun meminta tolong kepada Thea untuk memberikan petunjuk ke tempat yang dimaksud nya.

KELOPAK BUNGA [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang