( _-*| •C5• |*-_ )

25 19 0
                                    

Harumna bekerja dicafe tersebut semenjak ia keluar dari mimpinya Naka saat dirumah sakit waktu itu.
Tapi bagaimana cara dia bisa keluar dari mimpinya? Ia menggunakan ilmu sihir yang dirahasiakan oleh almarhum ibunya.

"Apaan dah," ucap Naren

"Sana, dari tadi dipanggil ternyata lagi pacaran tohh,"

"Diem!!"

"Ciee salting nih,"

"Jangan ngarang,"

"Candaa, udah udah sana,"

"Selamat datang diCafe NA, ada yang bisa saya bantu kak?" tanya Harumna

"Saya mau beli makanan, tapi apa saya boleh meminta menu nya?"

"Ahh boleh kak, ini,"

"Makasi,"

"Kalau boleh tau, nama kakak siapa?"

"Ehh, nama aku Thea kak,"

"Kalian.... Sedang berkencan?"

"Ehh? Engga kak, kita tidak pacaran dia cuman tetangga aku aja, kita itu teman tidak lebih kok,"

"Teman atau teman,"

"Iyaaa kakkk,"

"Ohh ya kamu bawa barang banyak-banyak gitu buat apa emangnya?"

"Buat hari ultah kakak aku besok,"

"Ohh, eh iya salam kenal, aku Harumna,"

"Oh ya kapan-kapan kita jalan-jalan yuk, nih nomor kakak,"

"E-eh, baiklah kak, nanti aku chat, aku pulang dulu ya byeee,"

"Hati-hati,"

Sesampainya dirumah, ia membawa barang-barangnya dengan hati-hati. Kakak nya tidak melihatnya, karena sibuk melukis. Hari sudah mulai panas, ia merebahkan tubuhnya dikamarnya dan memainkan handphonenya.

Disisi lain, Naka dan Sadipta sedang makan bersama dirumahnya. Naka yang sibuk dengan makanannya pun menoleh ke arah kakaknya.

"Naka,"

"Eum?"

"Kamu kenapa bisa bertengkar disekolah?"

"Dari mana kakak tahu?, kalau aku bertengkar disekolah?"

"Itu tidak penting, jawab pertanyaan kakak,"

"Memangnya kenapa kakak sangat penasaran sekali? Lagian itu juga bukan urusan kakak,"

"Naka Laut Abhintara,"

Naka menelan ludahnya karena ia takut melihat kakaknya sedang marah kepadanya. Ia pun pasrah dan menjawab pertanyaan nya.

"N-naka tidak salah, dia yang terlebih dahulu melakukan nya,"

"MELAKUKAN APA NAKA!!"

"N-nak-ka..t-tidak tahu...k-karena saat naka k-ke gudang tiba-tiba naka dipukuli habis-habisan,"

"Tapi, kenapa kamu tidak membalasnya!! HAH!"

"N-NAKA SUDAH MEMBALAS NYA, TETAPI MEREKA MEMUKULI NAKA PAKAI SENJATA....hiks..h-hiks... m-maaf,"

"M-maksud k-kakak bukan begitu....,"

"Hiks....t-terus kenapa b-bentak Naka..s-seperti..itu?..hiks,"

"N-naka, maaf kakak kebablasan tadi, kakak hanya khawatir sama kamu,"

"T-tapi hiks naka t-takut,"

Naka sudah tidak kuat dengan rasa sedihnya itu, ia berlari meninggalkan kakaknya, dan mengunci pintu kamarnya. Sadipta mengejar adiknya namun ia tidak mendapatkannya.
Sadipta menggedor pintu kamar Naka, ia khawatir adiknya akan melakukan hal-hal aneh.

KELOPAK BUNGA [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang