KEHIDUPAN

Tigabelas

Peringatan mengandung unsur dewasa.

Jika tidak nyaman skip saja.

Ini sangat panajang dan Selamat membaca :)

*

*

*

*

*

*

Keseokan paginya Sasuke yang terbaring di ranjang dengan infus tetancap ditangnya terbagun dari tidur panjangnya. Sasuke perlahan membuka matanya merasakan silau akan cahaya lampu yang menyinari ruangan tersebut. Sasuke melihat sekeliling ini adalah salah satu ruangan Orochimaru. Sasuke ingat dengan jelas bagaimana dia bisa sampai disini dengan keadaan yang cukup parah.

Sasuke Pov

Flashback

"sial obat dari tabib tersebut tidak berathan lama. Lenganku sangat sakit sekali " aku berjalan terengah-engah. Ku lihat baju dan jubahku basah oleh darahku sendiri.

"apa sebaiknya menggunakan portal dimensi saja ke tempat Orochimaru. Sungguh lenganku terasa akan lepas kembali."

"sudah ku putuskan, akau akan membuka portal meunuju tempat orochimaru"

Saat sampai tempat orochimaru aku melihat kedua sosok yang aku kenal Jugo dan Hinata. Namun saat aku akan memanggil mereka pandanganku tiba-tiba kabur dan gelap.

Flashback off

Apa aku salah lihat? tidak mungkin Hinata ada disini. Mungkin terlalu rindu padanya bisa-bisanya di saat seperti ini aku ingin bertemu Hinata. Ku coba untuk duduk dan kurasakan lenganku sudah tidak terlalu sakit.

Kulihat sekeliling tidak ada siapa-siapa. Aku mencoba turun dari ranjang karena ingin ke kamar mandi, namun saat akan turun seseorang membuka pintu aku tidak bisa melihatnya karena tertutup tirai.

Clek

Tap tap tap

Aku lihat sosok tersbut muncul membuatku terdiam.

'bermimpikah?' bantinku.

"Sa-ssasuke-kun" Suara lembut itu terngiang-ngian di kepalaku. Aku mencoba memejamkan mata untuk mencoba kembali ke kesadaranku.

"kau tidak apa –apa Sasuke-kun" bahkan dia menyentuh lenganku seperti nyata.

"Sasuke-kun"

"Sasuke-kun"

"Sasuke-kun" aku yakin ini bukan mimpi, aku membuka mataku perlahan melihat sosok gadis yang di rindukannya ada di depan mataku.

"kau tidak apa-apa ?" benar ini bukan mimpi.

"hm tidak apa-apa" ini lah sosok yang ku rindukan, rasanya ingin memeluknya sungguh.

"Hinata, bagaimana bisa ?" kenapa dia ada di tempat Orochimaru. Apa ular itu menculikanya dan mau menjadikan Hinata bahan eskperimenya. Pikiranku mulai negatif.

"aku ditugaskan oleh Kakashi sensei memberikan gulungan penting pada Orochimaru-san" Ahh syukurlah aku kira dia di culik.

"kenapa turun dari ranjang ? apa perlu aku panggilkan Orochimaru-san atau Karin-san ?" Hinata mesih memegang lengan kiriku.