11. Minta maaf Atau Masuk pondok?

21 4 1
                                    

Sebelumnya terimakasih udah mampir di cerita aku. Aku lebih berterima kasih kalo kalian tekan gambar bintang di kiri bawah. Ini adalah part spesial Lebaran🥳🥳🥳. Happy Eid Mubarak 1445 H!  Gak dapet THR juga gak papa, yang penting support dari kalian selalu adaa.

Tandain kalo ada typo yang sayang ya😉🙄🙄

Happy reading...
.
.
.

Pagi yang cerah di sambut oleh senyuman manis dari seorang gadis yang sedang berjalan di koridor sekolah. Beberapa orang yang di kenalnya pun ia sapa. Gadis itu terus memegangi ranselnya kiri dan kanan bak anak SD.

Ia melewati jalan dimana ada beberapa cowok yang selalu membullynya. "Hadeuh hadeuh! Ketemu lagi aku ama nih para bocah yang buriknya melebihi bocah ingusan. Dih, tuh mata mau aku copot kali ya? Mana tangan aku udah gatal banget lagi."

"Anjayyyy. Weh, lihat noh bidadari sekolahan kita udah lewat!" Pekik salah satu dari mereka dan kita sebut saja dia Deon.

"Kau bidadari jatuh ke comberan di hadapan hadapanku, eaaaa!"

Nadhin yang memang mudah tersulut emosi menggeram kesal. Hal itu tak luput dari pandangan orang-orang di sekitarnya.

"Heh! Manusia bacot, dasar lo ya cowok kampungan. Oh iya gue baru inget. Lo kan cowok kampung. Emang ada ya yang namanya kaca? Dih paling juga cuma kaca yang dipungut. Kalo pun ada spion motor lo pada, yang ada cuma jadi pajangan doang!" Sindir Nadhin.

Esta, satu-satunya cowok yang memiliki tubuh besar di antara mereka maju ke hadapan Nadhin. "Lo pikir lo siapa ngehina kita?!" Bentak Esta pada Nadhin.

Jantung Nadhin berpacu dengan cepat. Tetapi wajah nya masih terlihat tenang dan tersenyum smirk.

"Justru lo siapa yang meng.hi.na gue?!" Balas Nadhin juga dengan cara membentak dan menekan kata MENGHINA.

Pupus sudah senyuman manis dari gadis itu. Kini terlihat tatapan tajam dari gadis yang lemah lembut itu.

Tak ada yang berkerumun diantara mereka. Tetapi, aktivitas pagi ini terhenti karena kejadian itu. Semua siswa dan siswi berdiam di tempat tak ada yang berminat untuk mendekat ataupun melerai mereka.

Esta terkekeh sinis. "Lo emang gak pantes buat sekolah disini! Lo itu bukan cewek can—"

"OH JADI MAKSUD LO CUMAN CEWEK CANTIK YANG BOLEH SEKOLAHAN DI SINI, GITU?! HEH LO SADAR DONG DASAR ALGOJO! LO MIKIR TUH PAKE OTAK! OTAK LO MANA?! UDAH BERTRANSMIGRASI KE DENGKUL LO?! LO ITU GAK TAMPAN! LO ITU SEKOLAH BUAT BELAJAR BEGO! BUKAN BUAT CARI CECAN!" Kali ini nada bicara Nadhin meninggi. Egonya tak dapat terkendali. Hatinya berdenyut nyeri terus di caci maki mereka.

"Apa lo pada tinggal di belakang algojo yang berkedok manusia yang paling tampan ini?"

"Selama ini gue diam ngehadapin kalian semua! Sebelum itu, ucapin dulu selamat tinggal buat isi dari sekolah ini. Bye, dasar manusia gak tau diri!" Nadhin meninggalkan tempat yang tadinya tentram nan damai itu yang kini atmosfernya berubah menjadi kutub utara.

"Ssshhhh, gila sih. Baru kali ini gue lihat Nadhin separah itu. Kalian ingat gak waktu kelas delapan, dia lagi gantiin guru nya yang piket. Habis itu ke kelas kita. Tapi yang terjadi tidak sesuai ekspetasi dia. Dia malah habis-habisan di ejek sama Agres." Ucap Dina yang mengenal Nadhin adalah gadis yang sopan tetapi selalu saja di datangi berbagai masalah.

Tiga AnagapesisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang