Huhuhu, lama ya bub aku ninggalinnya. Iya soalnya anak yang imut satu ini sibuk. Biasalah anak putih biru udah mau putih abu-abu, kayak cinta Nadhin pada Mars. Gak deng😹.
Oke langsung aja yaw...
Happy Reading...
.
.
."Makasih ya manteman udah dateng! Lain kali kalo papa aku suruh kalian dateng lagi, kalian di bagian beres beres dapur ya!" Nadhin terkekeh melihat teman-teman sekelasnya yang awalnya semangat namun kembali mencebik kesal.
Papa Nadhin menggelengkan kepala melihat putrinya seperti itu.
"Oh iya, saya perhatikan dari tadi Nadhin selalu fokus sama kamu yang baju hitam loh. Kamu namanya siapa? Pacarnya Nadhin kah?"
Mars, orang yang di maksud papa Nadhin itu terbelalak. "Eh, anu Om.."
"Lah iya Om, Vivy baru ingat. Mereka gak pacaran, tapi itu tuh Om, anak Om berharap sama dia." Celetuk Vivy membuat Nadhin dan Mars deg-degan.
"Oh gitu? Jangan kasih harapan sama Nadhin ya? Dia orangnya baperan." Ungkap papa Nadhin pada Mars. Sedangkan yang di tanya hanya menggaruk tengkuk lehernya.
"Ih, Vy! Mana ada! Aku sama Mars itu cuma teman. Ya kan Mars." Bela Nadhin sambil mengajak Mars ber tos dan di balas oleh Mars.
Semua yang ada si sana merotasikan mata melihat drama Nadhin.
"Halah, mana ada gitu." Protes Zela.
Regan tersenyum smirk, "jadi gini Om... Selain datang kesini karena tadi di undang Nadhin pas di sekolah. Kami sekelas wakilin keluarga Mars untuk melamar dek Nadhin. Gitu loh Om."
Nadhin tersipu, merasakan panas menjalar di wajahnya.
Papa Nadhin terkekeh melihat tingkah ramah teman Nadhin. "Kalian ini ada-ada saja."
"Bukan ada-ada saja Om. Tapi ini memang benar faktanya." Ucap Liam yang sibuk membuka tutup toples di hadapannya.
Kini tatapan papa Nadhin menjadi dingin, membuat mereka yang ada di sana terkutuk oleh ucapan candaan Liam. Pria yang sudah berkepala empat itu memperbaiki posisi kacamata nya.
"Mau ngasih makan apa anak saya?" Ucap papa Nadhin dengan nada serius.
Nadhin merotasikan matanya, "etdah, Pa. Becanda kali mereka. Bawa ayam satu kampung pun, gak bakal Nadhin terima. Tapi harus beliin Nadhin pulau Komodo di NTB."
Papa Nadhin memicingkan matanya. "Apa maksud kamu?"
Bukan Regan dkk yang di tanya namun mereka yang merasa panas.
"Itu belum cukup. Mars harus jadi Presiden Indonesia dulu, biar putri papa bisa jadi Ibu Negara yang di kenal seluruh rakyat Indonesia."
"Aish! Papa ini. Mars itu mau jadi TNI, Pa. T.N.I." Balas Nadhin sambil menekan kata TNI di akhir kata.
Ayah dan anak itu kemudian tertawa bersama. Mereka yang menonton mendatarkan wajahnya merasa konyol, candaan macam apa itu? Beginikah cara keluarga Deandra bercanda? Sungguh garing. Pikir mereka bermacam-macam melihat Nadhin dan Papa nya.
"Ooh, jadi Mars mau jadi TNI toh? Sama dong kayak kamu yang mau jadi KOWAD. Semoga berhasil ya Mars." Ujar Papa Nadhin tersenyum pada Mars. "Baiklah. Om mau istirahat dulu. Lelah habis perjalanan jauh. Kalian terserah mau ngapain. Om pamit. Nadhin, jangan nakal! Papa mau ke kamar dulu."
"Siap bos!" Ucap Nadhin sambil bersikap hormat pada papa nya.
"Makasih Om!" Ucap teman Nadhin serempak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Anagapesis
Teen Fiction"Dunia sangat baik, dan karena kebaikan itu sudah tak terbendung, makanya dunia memperlihatkan orang-orang yang jahat!" ☆ ☆ ☆ "Hampa. Mati rasa. Bahkan sakit itu sudah tidak berlaku lagi. Diriku benar-benar seperti raga yang ditinggalkan jiwanya." ☆...