Bismillah....
Cieee, udah up lagi.
Aku butuh support kalian buat namatin ceritanya weh. Ini aku cuma lagi ngakak aja jadi ada mood buat nulis😁😁😁Typo? Tandain!
Happy reading...
.
.
."Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua. Puji syukur atas kehadirat Allah, Tuhan alam semesta. Karena karunia-Nya lah kita masih di beri kesehatan sampai saat ini. Salam dan shalawat tak lupa pula kita ucapkan kepada junjungan besar Nabi kita Rasulullah SAW."
"Hari ini bapak akan menyampaikan bahwa sekolah kita akan melaksanakan PERSAMI pada 25 sampai dengan 26 November 2023. Dan diharapkan kepada ananda ku sekalian dapat menghadiri kegiatan wajib ini. Demikian penyampaian bapak pada apel pagi hari ini, terima kasih atas perhatiannya. Wabillahi Taufik Wal Hidayah, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh."
☆ ☆ ☆
Pembelajaran kini di mulai tiga menit yang lalu. Semua murid tengah berkecamuk dengan pikirannya. Bukan karena apa pelajaran hari ini. Namun mereka tengah berpikir akan membawa apa saja untuk persami pekan depan. Termasuk kelas Nadhin. Isinya ricuh dengan para perempuan yang tengah memperbincangkan apa saja yang akan di bawa. Mulai dengan make up, baju, bahkan alat yang akan mereka pakai untuk bertanding.
Sedangkan anak lelaki sibuk bermain game. Entahlah, Nadhin sudah muak melihat teman-temannya itu. Bukannya membantu, mereka malah bersorak gembira atau kesal karena game yang mereka mainkan di ponsel masing-masing.
"WOOYYY! TARUH GAK HP LO SEMUA?! LO MAU GUE LAPORIN KE BU DARNIATI? KITA LAGI PADA SIBUK MIKIRIN BUAT PERSAMI NANTI, KALIAN MALAH ASIK MAIN GAME." Nadhin mulai naik pitam di buat teman kelasnya. Memang menjadi ketua kelas itu memiliki tanggung jawab yang besar. Ini itu dia usahakan sendiri. Walau ada pengurus kelas yang lain, tetapi tetap saja berbeda tentunya.
Mereka hanya melihat Nadhin sekilas. Kemudian kembali tunduk melihat ponselnya.
Brakk!
Semua cowok terkejut saat Irsyah menggebrak mejanya. "Lo semua punya telinga gak? Nadhin bicara tapi kalian semua malah abaikan. Kalian mau nya apa bambang?!"
Dada Nadhin terasa sesak. Seperti ada sesuatu yang menusuk. Ia mencoba untuk menahan sesak itu. "Please, jangan kambuh!"
Nadhin kemudian menarik napas nya dengan pelan, "kalian gak lihat kelas lain pada kompak? Kalian mau kelas kita terus terusan dipandang sebelah mata? Kalian enak karena udah kebal, ya kalian udah kebal karena memang kalian anak nakal. Sedangkan gue? Gue ketua kelas yang punya tanggung jawab pada kelas, pada kalian semua. Lantas, apa mau kalian?" Nadhin berbicara begitu pelan, seisi kelas memperhatikan Nadhin yang bertutur kata lembut.
Regan mengacak rambutnya frustasi lalu keluar kelas, entah ia menuju kantin atau toilet. Rezi dan Azamar saling tatap. "Maaf. Entar gue yang urus mereka." Azamar angkat bicara. Bukan karena kasihan pada Nadhin. Tetapi cowok itu memang juga memegang jabatan sebagai MPK (MAJELIS PERWAKILAN KELAS).
Rezi berdiri lalu menghampiri Nadhin. "Dhin, emang ada acara apa aja?" Nadhin tersenyum sekilas. "Lo tanya sama Vivy ya? Soalnya kan dia sekretaris."
15 menit telah mereka lalui setelah keributan tadi. Regan juga telah balik ke kelas. Sedari tadi jamkos karena para guru sedang rapat mengenai Persami.
Nadhin terlihat antusias berada di depan kelas bersama Vivy dan juga Fanya.
"Oke, baik. Jadi di papan tulis ini sudah tertulis lomba dan acara nanti. Berhubung Amar belum balik dari Raker nya, jadi kita milih sesiapa aja yang ikut lomba nanti. Karena tadi telah di data semuanya, saatnya kita menulis namanya. Fan, kamu sebut ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Anagapesis
Fiksi Remaja"Dunia sangat baik, dan karena kebaikan itu sudah tak terbendung, makanya dunia memperlihatkan orang-orang yang jahat!" ☆ ☆ ☆ "Hampa. Mati rasa. Bahkan sakit itu sudah tidak berlaku lagi. Diriku benar-benar seperti raga yang ditinggalkan jiwanya." ☆...