"Gue diam bukan berarti gak peduli.
Gue bertindak bukan berarti
ingin terlihat hebat."—Ersyad Alzimars Kenantara—
Happy reading...
.
.
.Bengkel motor yang berada di sebelum jalan dimana Nadhin, Vivy, dan Fanya nyasar hari ini sangat ramai yang diisi oleh sekumpulan anak HIGH SCHOOL NUSANTARA dan JUNIOR HIGH SCHOOL NUSANTARA.
Tapi hanya beberapa yang berada di dalam bengkel The Zine. Selainnya berada di luar.
"Lo tau kan, mereka emang suka banget ke sana sepulang sekolah?" Ujar Liam yang mengamati sebuah gambar di ponsel milik Gino.
"Lo yakin?" Mars mencoba meyakinkan lagi
"Gue sih yakin. Karena gue biasanya jalan sama mereka." Celetuk Rezi.
Mereka kembali terdiam. Berperang dengan pikiran masing-masing.
Brak
Bruk
Semua orang yang ada di dalam bengkel milik Gevan terkejut.
Ternyata Regan yang datang. Cowok itu menendang pintu kemudian mendorong seorang cowok sehingga cowok itu tersungkur didepan mereka semua.
"Dia siapa?" Tanya Rezi dengan dahi yang berkerut.
"LO TAU GAK? COWOK INI ADALAH ADIK DARI RAYMOND. RAYMOND YANG UDAH BUAT DANU KECELAKAN SAMPAI KAKINYA HARUS DI AMPUTASI. TERUS GARA-GARA RAYMOND, BENGKEL UDAH SEPI SEJAK SEMINGGU YANG LALU!" Regan begitu emosi sehingga ia meluapkannya pada adik sang pelaku.
"Aelah. Ngapain adiknya yang lo bonyokin? Kan dia gak salah." Celetuk Gevan.
"Berapa kali sih harus gue bilang? Dia bukan abang gue. Kita saudara tiri. Tapi sampai kapanpun dia bukan abang gue. Dia beda sama gue!" Sahut cowok yang berada dilantai dengan posisi yang kini siap berdiri.
Lagi, mereka lagi-lagi terkejut.
Bugh
Bugh
Bugh
Rezi, Liam, dan Gino dengan sigap menahan Mars yang menggebuk Azam secara membabi buta.
"Lepasin gue!" Mars mencoba melepaskan diri, tetapi ketiga temannya jauh lebih kuat. Ia menunjuk Azam dan menatap cowok yang berada dihadapannya dengan tajam. "Sekali lagi gue ngelihat lo deketin teman gue, habis lo!" Mars memperingati.
"Maksud lo?"
"Heh! Sepulang sekolah gue lihat lo nendang bola terus kena kepala Nadhin. Pas Nadhin pingsan lo malah ngasih dia minyak kayu putih." Ujar Gino.
Azam terkekeh, "kalian cemburu apa gimana? Apa salahnya gue ngasih dia minyak kayu putih? Kan gue cuma nolongin sekalian minta maaf."
"Siapa tau lo udah nyusun strategi. Lo sengaja nendang tuh bola terus kena kepala Nadhin habis tuh lo modus. Oh! Satu lagi. Jangan-jangan tuh minyak kayu putih ada jampi-jampinya lagi." Tuduh Liam yang semakin kesana semakin ngaco.
"Diam! Kalian kok pada bahas itu? Selesain dulu nih bocah!" Ucap Regan dengan lantang.
"Santai bro. Oke, pertama mari kita bacakan dia ayat kursi."
"Makin kegeser otak Liam." Gevan menggelengkan kepalanya melihat tingkah absurd temannya.
"Lepasin aja. Liat baju kokohnya itu, dia dari pondok belakang yang dekat rumah Qarim." Ujar Rezi yang memperhatikan lambang yang berada di baju kokoh milik Azam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Anagapesis
أدب المراهقين"Dunia sangat baik, dan karena kebaikan itu sudah tak terbendung, makanya dunia memperlihatkan orang-orang yang jahat!" ☆ ☆ ☆ "Hampa. Mati rasa. Bahkan sakit itu sudah tidak berlaku lagi. Diriku benar-benar seperti raga yang ditinggalkan jiwanya." ☆...