"Diam, jangan gerak atau kamu bakal tanggung akibatnya. Ucap Leon mengancam. Dia memejamkan matanya dan mulai tidur kembali, dia menemukan kenyamanan yang tak terduga di pundak Liana.
Liana terkejut namun tak bisa menolak kehadiran Leon. Dalam diam, mereka membuat semua murid shock. Pasalnya Leon tidak pernah membiarkan siapa pun duduk di samping nya. Jika ada yang menganggunya, ia akan langsung marah. Tetapi saat ini mereka melihat Leon tidur di pundak seorang gadis yang baru saja pindah ke sekolah mereka.
Liana duduk termangu di bangku sekolah, tak bergerak sedikit pun meskipun pelajaran telah selesai. Jam di dinding menandakan waktu makan siang sudah tiba, namun Leon, teman sebangkunya, masih terlelap di bahunya. Ia tertidur pulas, seolah-olah telah melewatkan tidur selama berbulan-bulan.
Kegaduhan dan perhatian semua siswa di sekitar mereka, membuat Liana semakin malu. Siswa-siswa lain berkerumun, memfoto kejadian itu. Sementara murid dari kelas sebelah berlarian untuk bergosip dan mengintip dari jendela dan pintu.
Liana terpaku, bingung dan malu. Ia ingin membangunkan Leon, tetapi keberanian itu terasa menguap di hadapan kegaduhan dan perhatian yang mengelilinginya. Hatinya berdegup kencang, mencari-cari solusi, tetapi tak menemukan jawaban yang memadai. Ia terperangkap dalam kekosongan kebekuan, tak mampu menembus dinding keheningan yang tercipta di antara mereka.
Tiba-tiba, ponsel Liana berbunyi, sebuah pesan masuk dari seseorang. "Ayo ke kantin bersama ku. Aku sedang dalam perjalanan ke kelasmu. Tunggu di sana, oke? Cinta." Liana merasa lega melihat pesan tersebut. Sepertinya ada seseorang yang akan menyelamatkannya dari situasi yang memalukan ini.
"Liana hei," teriak seorang wanita cantik yang masuk ke kelas dan menghampiri Liana. Ternyata dia adalah Serra, teman yang Liana kenal saat mengurus surat pindahnya. Mereka bertemu dan berteman saat itu juga. Serra, yang melihat Liana bingung dan terkejut, mengeluarkan ekspresi kaget.
"Li, ini nggak mungkin, kan? Itu Leon?" ucap Serra, masih dengan ekspresi terkejutnya.
"Aku... aku tidak tahu. Aku bahkan tidak mengenalnya. Tolong, bantu aku bangunkan dia." Ucap Liana dengan panik, meminta bantuan kepada temannya.
"Tapi dia Leon, Liana.
Saat Serra hendak menjawab pertanyaan Liana, ucapan nya terpotong dengan gebrakan meja.
"Hei cewek kampung!" Seorang cewek cantik datang dengan teman satu gengnya yang mengintil di belakang.
Memasang ekspresi marah, Tania menatap Liana dengan amarah. Tania, terkenal sangat menyukai Leon dan terobsesi kepadanya. Melihat fenomena yang terjadi hari ini antara Liana dan Leon, tentu saja Tania tak terima.
"Kamu apain Leon hah?! Kamu pasti kasih dia sesuatu kan?"
Gebrakan meja dan kegaduhan membuat Leon terusik dari tidurnya. Saat ia membuka matanya, ia melihat banyak orang di kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Guardian (On Going)
RomanceSetelah mendapat pembulian di sekolah lama, Liana pindah ke sekolah baru Kesuma Jaya. Liana pikir di sekolah baru dia dapat belajar dengan tenang. Tapi mirisnya, pembulian yang ia dapat malah semakin parah. Beruntungnya, Liana bertemu dengan Leonsky...