Pagi itu, cahaya matahari menyinari halaman sekolah dengan lembut. Tapi udara terasa tegang setelah gosip tentang pertengkaran antara Tania dan Leon kemarin mulai menyebar di sekolah, menjadi topik hangat di mana-mana. Mendengar itu, tiga pemuda tampan memasuki kelas mencari seseorang.
"Kita nggak masuk 2 hari, tapi udah banyak banget gosip tentangmu Leon." Ucap Vero, salah satu teman dekat Leon sambil menepuk pundaknya.
"Yoi, kayaknya Leon kita yang dingin ini mulai suka cewek ya?" Goda Kay, sambil tersenyum lebar.
"Kira-kira siapa ya, cewek yang sudah melelehkan seorang Leonsky Wijaya ini?" Tambah Devan, dengan nada meledek.
Leon menggeleng pelan melihat tingkah temannya. "Berisik! Kalau kalian tidak diam, akan kubuat kalian bolos terus saja selamanya."
Teman-temannya tertawa, mengakui kesalahannya. Mereka memang kerap bolos, berbeda dengan Leon yang selalu hadir di sekolah.
"Galak amat, bang! Sorry! Kita cuma pengen tahu siapa wanita itu!" Balas mereka.
Leon hanya menatap ke arah ketiga temannya itu. Mereka sering sekali bolos sekolah, tetapi tidak pernah diusir karena kekuatan orang tua mereka. Sementara Leon, sejak kecil jarang pulang ke rumah setelah ibunya meninggal.
Kepergian sang ibu membuat Leon merasa kehilangan dan mendapat luka yang sangat dalam. Trauma itu membuatnya menjadi anak yang terutup dan mengidap insomnia.
"Oh iya, bangku kita kemana? Mentang mentang kita nggak pernah masuk, bangku kita di ambil!" Ujar Vero, saat melihat bangkunya menghilang.
"Kita ambil aja bangku murid lain, gampang kan?" sahut Devan santai, menarik bangku dari salah satu murid.
"Baiklah, mari kita duduk!" kata Vero, mengambil bangku yang lain. Sementara Kay tetap duduk di sebelah Leon, tanpa tahu jika bangku itu sudah ada penghuni barunya. Cewek nerd termanis, yang membuat Leon terus kepikiran.
Baru saja memikirkannya, tiba-tiba Liana memasuki kelas. Dengan segera, Leon pun mengusir Kay untuk duduk di tempat lain.
"Bangun Kay!" Ujar Leon dingin.
"Why?" Tanya Kay bingung.
"Udah, buruan bangun! Duduk di tempat lain!" Desak Leon.
"Nggak bisa gitu dong, terus Kay yang tampan ini duduk di mana?" Goda Kay, sambil mengibaskan rambutnya. Melemparkan pesona dengan penuh kepercayaan diri, mengundang decakan histeris dari para murid wanita disekitarnya. Meski teman-temannya merasa sebal dan jijik.
"Duduk saja dengan Diah! Mau kan Diah?" Leon menyarankan, menunjuk ke arah pojok di mana Diah duduk.
"Ihhh mau dong! Siapa sih, yang nggak mau duduk sama mas Kay yang tampan?!" Ujar Ardian yang sering di panggil Diah, karena sifatnya yang centil seperti princess.
"Jiabang bayikk!!" Ujar Kay, dengan raut wajah geli.
Tawa riuh mengisi kelas semuanya tertawa terbahak-bahak, berbeda dengan Leon yang hanya tersenyum tipis. Leon pun mempersilahkan Liana untuk duduk di sampingnya. Melihat apa yang terjadi, Liana merasa canggung dan merasa tidak enak kepada Kay.
"Sini duduk!" Ujar Leon kedua kalinya.
"Tidak apa-apa!" Tambah Kay, menyadari bahwa Liana adalah cewek yang tengah menjadi perbincangan hangat bersama Leonpagi ini. Liana pun duduk di samping Leon dengan perasaan campur aduk.
"Apa sih, yang nggak buat princessnya Leon! Eaaa!!!!" Kay berteriak, disahuti dengan meriah oleh teman-temannya yang siap meledek.
"Kiw! Kiw!" Devan dan Kay saling bersahutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Guardian (On Going)
RomanceSetelah mendapat pembulian di sekolah lama, Liana pindah ke sekolah baru Kesuma Jaya. Liana pikir di sekolah baru dia dapat belajar dengan tenang. Tapi mirisnya, pembulian yang ia dapat malah semakin parah. Beruntungnya, Liana bertemu dengan Leonsky...