Di perpustakaan yang megah, Liana terpesona oleh keindahan buku-buku yang tersusun rapi. Matanya terpancar ketika dia memandang setiap judul yang menggoda di rak-rak kayu indah. Tangan halusnya meraih sebuah buku dengan sampul yang memikat, mengungkapkan kisah yang tersembunyi di antara halaman-halamannya yang rapat.Liana yang tengah larut dalam penelusuran buku-buku yang memikat. Namun, tiba-tiba, langkahnya tersandung dan hampir terjatuh. Untungnya, seorang pria tinggi dengan cepat menangkapnya sebelum ia jatuh, dan Liana terkejut saat menyadari bahwa pria itu adalah Devan.
"Maaf, kamu baik-baik saja, Liana?" tanya Devan, menatapnya dengan perhatian.
"Ya, maaf aku tidak memperhatikan jalan tadi," Ucap Liana sambil merasa gugup, lalu segera menjauh.
"Kurasa kamu harus lebih fokus. Oh ya, apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Devan.
"Aku bosan di rumah jadi ingin mencari buku untuk di pinjam di sini," Jawab Liana.
"Benarkah? Aku juga suka menghabiskan waktu di sini saat luang. Sungguh sebuah keberuntungan bisa bertemu denganmu," Ujar Devan.
"Hahaha, ya." Balas Liana.
"Bagaimana kalau kita duduk di sana?" Ajak Devan.
Liana mengikuti Devan dan mereka duduk bersama di sebuah bangku di perpustakaan, sibuk dengan buku masing-masing. Namun, Devan tak bisa menyembunyikan tatapan terpesonanya pada Liana.
"Cantik," Bisik Devan pelan.
"Apa yang kamu katakan?" Tanya Liana.
"Oh, tidak apa-apa," Jawab Devan sambil mengalihkan pandangan kembali membaca, tetapi sesekali ia kembali memandang ke arah Liana.
*****
Terlihat semua murid berjalan keluar dengan seragam olahraga di tangannya, sementara Leon tengah asik bermanja dengan Liana. Namun, tiba-tiba ekspresi Liana berubah menjadi meringis sambil memegang perutnya. Leon yang menyadarinya langsung memasang wajah cemas.
"Kamu kenapa?" Tanya Leon cemas melihat keadaan Liana.
"Nggak, nggak apa-apa kok, cuma sakit perut aja," Ucap Liana mencoba menenangkan.
"Kamu yakin? Wajahmu pucat sayang, kita ke UKS ya!" Usul Leon hendak menggendong Liana.
"Tidak, tidak perlu Leon, cuma sakit biasa kok. " Balas Liana.
Meskipun Leon terus membujuk, Liana tetap keras kepala dengan pendiriannya. Akhirnya, Leon mencoba untuk tenang dan tetap memperhatikan kekasihnya.
"Liana, ayo ganti baju, kita ke lapangan," Ajak Bella, diikuti dengan anggukan dari Liana. Mereka berdiri hendak pergi, tetapi Bella melihat Leon yang mengikuti mereka dengan tatapan tajam, membuatnya bertanya-tanya.
"Emm, ada yang salah Leon?" Tanya Bella.
"Tidak, tidak ada, kalian lanjut jalan saja, aku ikut!" Ucap Leon terus menatap Liana.
"Ngaco, Leon Kita kan mau ganti baju," Jawab Liana.
"Tidak apa-apa, aku akan jaga di luar," Balas Leon tidak mau beranjak seperti pengawal yang tengah menjaga ratunya.
Liana dan Bella pun saling menatap kemudian berjalan keluar dengan Leon yang mengikutinya di belakang.
"Loh, Leon, dia mau kemana?" Ucap Vero, bingung melihat Leon mengikuti Liana dan Bella.
"Tidak tahu tuh, biarin aja, nanti juga balik, lagi mengawal pujaan hatinya itu! " Sahut Kay, sementara Devan hanya menatap Leon pergi.
Liana dan Bella hanya pasrah dengan tingkah Leon yang terus mengikutinya, bahkan ketika mereka berada di ruang ganti. Leon tetap menunggu di luar, menjadi pusat perhatian di antara para murid wanita yang histeris melihat kegantengannya. Banyak yang bahkan mengambil foto dan menyebarkannya di antara gosip sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Guardian (On Going)
Storie d'amoreSetelah mendapat pembulian di sekolah lama, Liana pindah ke sekolah baru Kesuma Jaya. Liana pikir di sekolah baru dia dapat belajar dengan tenang. Tapi mirisnya, pembulian yang ia dapat malah semakin parah. Beruntungnya, Liana bertemu dengan Leonsky...