Leon membawa Liana menjauh dari tempat itu dan tiba di taman belakang sekolah. Leon memeriksa tubuh Liana dengan teliti, memutarnya berkali-kali.
"Kamu nggak papa kan? Ada yang sakit nggak?" Tanya Leon, membuat Liana berputar-putar.
"Leon! Pusing!" Oceh Liana, mulai merengek dan mengeluarkan air mata.
Hal itu membuat Leon panik sejadi-jadinya. "Sayang, kamu kenapa? Ada yang sakit atau luka? Bilang sama aku! Si brengsek itu harusnya aku memukulnya lagi tadi! Kamu tunggu di sini, aku akan memukulnya lagi dan menyeretnya kesini!" Ucap Leon dengan mata penuh amarah, hendak pergi kembali ke kantin, tetapi dihadang oleh Liana yang memeluknya.
"Jangan, biarin aja aku gapapa," Ucap Liana dengan nada lesu, memeluk Leon erat.
"Lalu kenapa masih nangis?" Tanya Leon kembali sambil mengelus wajah Liana dengan lembut, mengusap air matanya.
Liana yang mendengar pertanyaan dari Leon kembali menangis lagi, membuat Leon panik kembali dan mencoba menghibur kekasihnya itu.
"Apakah aku ada salah? Jangan menangis lagi, maaf kalau aku ada salah," Ucap Leon dengan sungguh-sungguh, karena tidak bisa melihat kekasih kecilnya itu menangis.
"Bukan itu!" Jawab Liana.
"Lalu kenapa?"
"Kamu memanggil nama belakangku!" Jawab Liana dengan tatapan berkaca-kaca.
"Hah, memangnya kenapa, sayangku?" Tanya Leon kembali dengan ekspresi bingung.
"Itu jelek! Aku nggak suka nama itu! Aneh!" Jawab Liana cemberut, membuang pandangan.
Leon yang mendengarnya mulai tertawa sangat kencang, membuat Liana semakin malu. "Hahahah, ternyata karena itu, nama kamu bagus kok, nggak ada jeleknya sama sekali. " Ucap Leon gemash sambil memegang tangan Liana, membuat Liana menatapnya kembali.
"Jelek tau!"
"Mau kamu namanya Sinchan pun tetap bagus kok, aku tetap suka sama kamu!" Ucap Leon dengan senyuman manis. Liana yang mendengarnya mulai tersenyum kembali, lalu memeluk pacarnya itu dengan erat seperti anak kecil.
"Aku sangat beruntung memilikimu Leon. " Ucap Liana dalam pelukan itu.
"Aku lebih lebih, dari beruntung, ingat Liana aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu! Jika ada orang yang berani menyentuhmu sedikitpun aku akan membalasnya berkali kali lipat! " Ucap Leon menatap Liana dengan bersungguh sungguh akan selalu melindungi dirinya.
Liana yang mendengarnya mulai tersenyum lalu mencium singkat pipi Leon, mereka berduapun berjalan kembali ke kelas tetapi kali ini mereka berdua tidak berjalan terpisah lagi, kini mereka saling berpegangan erat menandakan hubungan mereka yang sudah di ketahui semua orang, dengan langkah mantap berjalan ke arah kelas.
Mereka berjalan dengan bergandengan tangan melewati lorong sekolah menjadi saksi bisu atas kejutan yang ditimbulkan oleh Liana dan Leon, tatapan terkejut merayap di antara siswa-siswa yang terkejut melihat kedekatan mereka. Sesampainya di kelas, Liana harus menghadapi tatapan tajam Serra, sahabatnya yang merasa diabaikan karena tidak mengetahui hubungan Liana dengan Leon.
"Sekarang, jelaskan semuanya," Desak Serra dengan tangan bersilang.
Saat Serra meminta penjelasan, Liana dengan canggung mengakui hubungannya dengan Leon, Liana mengungkapkan awal hubungannya dengan Leon, festival yang menjadi titik awal cinta mereka.
"Sungguh, kenapa kalian tidak bilang padaku? Apakah aku tidak dianggap teman?" Tanya Serra, terluka karena merasa diabaikan.
"Maafkan kita Serra, aku juga baru mengetahuinya baru baru kemarin karena Liana dan Leon menjalin hubungan diam diam. " Jelas Bella disertai anggukan maaf dari Liana dengan tatapan melas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Guardian (On Going)
RomanceSetelah mendapat pembulian di sekolah lama, Liana pindah ke sekolah baru Kesuma Jaya. Liana pikir di sekolah baru dia dapat belajar dengan tenang. Tapi mirisnya, pembulian yang ia dapat malah semakin parah. Beruntungnya, Liana bertemu dengan Leonsky...