Prolog

825 82 41
                                    



☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







PROLOG


Awan yang biasanya putih bersih — kini terlihat abu-abu, langit yang biasanya biru seperti warna kesukaan Selena — kini berganti menjadi putih dan pucat. Gedung-gedung tinggi yang menjulang itu terlihat begitu ketakutan, saat tetes demi tetes air mulai jatuh dan membasahinya.

Selena memandangi langit yang abu-abu itu dengan perasaan gembira. Hari ini — setelah menunggu hampir satu tahun lamanya, akhirnya tiba juga pelengkap hidup yang selama ini membuatnya hampir menyerah dengan keadaan.

Dia datang, Bumi datang. Langkah kakinya yang lemas juga raut wajahnya yang kusut — Selena yakin dalam sekejap pria itu akan berubah sumringah setelah mendengar pengakuannya. Seperti biasa.

Belum sempat mulutnya yang terbuka itu mengeluarkan suara — tetapi suara Bumi lebih dulu menginterupsi.

Tiba-tiba saja Selena merasa langit akan segera runtuh , setelah kalimat dari pria dihadapannya seolah cambuk yang langsung memporak-porandakan hatinya seketika. "Let's get a divorce, Sel."

"We've been together for a year, but nothing has changed."

Selena tertegun, ia masih duduk dan memandangi pria dihadapannya yang menatapnya datar. Sama sekali seperti bukan Bumi yang biasanya.

Selena tersenyum getir, ia melempar pandangan tetesan air yang kini sudah membasahi kaca besar disebelahnya. "Memang apa yang harus berubah?" Kembali menatap Bumi, pria dihadapannya yang baru saja mengucapkan kata perpisahan dengan mudahnya.

"Aku yang masih belum bisa hamil? Atau pernikahan kita nggak seperti apa yang ada dalam bayangan kamu, Bumi?" Bumi bungkam — tak bisa menjawab apapun selain diam dan menatap Selena tanpa ekspresi.

Selena menunduk, tidak ada air mata — selain rasa sakit didalam dadanya yang terasa menyayat. "Ayo." Jawabnya singkat.

Bumi memandangi Selena yang kini tersenyum. "Kalau itu mau kamu, Let's get a divorce."

Ia tahu. Selena tahu, waktu ini akan datang.

Bukankah disetiap pertemuan ada juga perpisahan? Bukankah memang setiap yang datang akan pergi?

Tapi Selena tak menyangka jika itu semua akan terjadi hari ini, setelah hampir satu tahun menikah dengan Bumi Akthar Samudra — pria yang berhasil mengisi hatinya selama ini — namun kini memilih pergi untuk meninggalkannya.

Pergi. Bumi sudah pergi dari hadapannya, tangan yang biasanya akan selalu memeluknya sebelum melangkah pergi — kini tak lagi ada. Dan yang bisa Selena lakukan hanya memandangi punggung pria itu lamat-lamat sebelum pria itu menghilang dari pandangannya.

Netra beningnya berkaca-kaca. Tangannya mengelus perutnya dengan lembut, air mata yang telah tumpah bagai air terjun itu tak mampu lagi ia tahan — tapi ia harus tetap tersenyum demi dirinya dan juga kehidupan baru yang ada bersamanya.

"Kamu harus temenin aku terus ya, anak baik."

♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai. Pemanasan dulu dikit ✌🏼
Gimana buat prolognya?
Udah gerah belum? Kurang?
Coba komen dibawah ⬇️

Seperti biasa aku akan pakai cast favoritku SeSe♡
Kalian boleh pakai cast siapapun sesuai selera kalian ya.
Be wise♡

Absen dulu dengan Voment(⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~

FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang