7. It's not fine

436 88 179
                                    

Alasan aku nggak update cepat kemarin adalah karena draftnya hilang (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)
Aku sudah kasih 3500word buat kalian,
Jadi tolong apresiasinya dengan komen sebanyak-banyaknya(⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~

"Sesingkat apapun kisahnya, melupakan bukanlah hal yang mudah."

♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas, lo gila?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas, lo gila?"

Raja menggeleng tersenyum, lalu menepuk pundak Bumi yang masih memandangi sebuah card ditangannya. "Ini hadiah buat pernikahan kalian. Ya meski nggak sepenuhnya hadiah sih karena ada duit lo juga disini. Impian lo buat punya rumah setelah menikah, gue bantu wujudin." Lelaki berperawakan tinggi itu tersenyum lagi.

"Tapi ini mahal kan?"

"Kalau cuma apartemen begini buat pengusaha kayak gue sih nggak ada apa-apanya, Bum." Kelakarnya. Mata lelaki itu menyipit saat tawa terukir diwajahnya. "Sampaikan salam gue sama Selena ya. Gue kayaknya nggak akan bisa ketemu dia karena harus berangkat ke Singapura nanti malam."

"Mas. Gue nggak mau." Bumi menggeleng enggan. Kartu yang merupakan sebuah kunci untuk akses masuk itu ia sodorkan kembali pada Raja. "Gue nggak pantes nerima ini." Ujarnya pelan.

"Kenapa? Mama?" Raja merangkul pundak Bumi yang masih memandangi dirinya lamat. "Ini kan separuhnya tabungan lo juga, jadi bilang aja kalo ini memang lo beli dengan uang lo — jangan mikirin itu lah."

"Sore ini juga lo bisa ajak Selena langsung pindah kesini. Mana enak tinggal dirumah mertua begitu, Ya meskipun rumah Dokter Haidar itu luasnya kayak lapangan golf, tetep aja kalau mau mesra-mesraan di dapur atau didepan ruang teve kan nggak bisa." Godanya, hingga menghadirkan decihan dari Bumi.

"Bener kan gue?" Bumi mengangguk dengan tawa simpulnya.

"Mas?"

"Hmm?"

"Gue nggak tahu harus bilang apa lagi sama lo, selain ucapan terimakasih gue yang nggak akan bisa membalas kebaikan lo selama ini." Bumi menundukkan pandangannya. "Gue —"

FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang