10. Revealing the facts

391 79 59
                                    

Tolong dukung karya-karyaku dengan vote dan komen ya♡
Vote itu gratis kok(⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~

Tolong dukung karya-karyaku dengan vote dan komen ya♡Vote itu gratis kok(⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena luka tercipta dari seseorang yang kita anggap istimewa."



Sudah hampir lima menit keduanya duduk bersisian namun tidak ada sepatah katapun yang keluar, selain tarikan dan hembusan nafas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah hampir lima menit keduanya duduk bersisian namun tidak ada sepatah katapun yang keluar, selain tarikan dan hembusan nafas.

"Sel. Mau ya nikah sama gue?

Selena mendengarnya dengan begitu jelas. Tapi perempuan itu justru menundukkan kepalanya sambil mengamati kakinya yang menginjak rumput-rumput di taman kecilnya. "Jadi ini alasan lo ngeburu-buruin gue dijalan?" Selena terkekeh. "Kali ini apa lagi? Lo udah buntu cari jalan keluar biar nggak dijodohin sama Tante Agni?"

Aksa menatap Selena sesaat, keningnya mengernyit bingung. "Gue memang berniat ngajak lo nikah jauh sebelum rencana perjodohan sialan ini, Sel."

Perempuan itu sudah tahu kalau kehadiran Aksa kesini karena sebuah perjodohan yang dilakukan orangtuanya sendiri.

Selena melirik Aksa sebentar lalu meneguk ludahnya, berusaha menguasai ekspresi yang mungkin bisa terbaca oleh Aksa yang duduk disebelahnya.

"Meski timingnya mungkin terlalu mepet sama rencana nyokap, gue nggak mengajak lo menikah hanya karena nggak mau dijodohin. Lo tahu sendiri gue memang mau ngomong soal ini dari lama — tapi selalu nggak pernah dapet waktu yang pas."

"Lalu menurut lo sekarang ini waktu yang pas? Setelah nyokap lo dengan jelas ngasih tahu kalau lo mau dijodohin? Karena ini lo nyari gue, dan ngajak nikah janda anak satu ini?" tanya Selena sambil menatap Aksa.

"Sel!" Aksa memperingati.

"Why? Benar kan kalau gue ini janda?" tanyanya lagi.

Aksa menggeleng. "Lo bisa pakai kalimat lain untuk —" Jawabnya.

Kedua ujung bibir Selena naik tipis, nyaris tak terlihat. "Memang begitu kenyataannya, Sa. Janda — i mean menjadi single parent memang selalu mendapat pandangan buruk dari beberapa orang, bahkan mendengar sebutan kata janda pun orang udah dengan hebatnya menilai seseorang begitu buruknya. Belum lagi kalau janda ini punya anak, penilaian orang semakin semena-mena."

FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang