Terimakasih sudah menunggu FINE 🌹
(Special 3700 word)
(Tolong tandai Typo ya lupp)Happy reading dan jangan lupa Voment.
"Sudah terbiasa.
Tetapi kenapa masih sesakit ini?"♡
Bumi bersimpuh memeluk kaki Ratih yang hanya diam mematung dengan wajahnya yang tanpa ekspresi. Raungan tangis serta suaranya yang iba memohon -— tidak ditanggapi apapun oleh sang ibu, sampai kemudian Melati yang juga ikut menangis saat itu menarik kakak lelakinya untuk bangkit dan menjauh.
"Mama boleh meminta apapun dari Bumi, tapi jangan minta yang satu itu, Ma. Jangan minta Bumi untuk meninggalkan Selena, Bumi nggak bisa — Bumi nggak mau." Tangisan pilu itu terdengar begitu mengiris hati. Melati memeluk kakak lelakinya. "Bumi nggak bisa tanpa Selena, Ma." Lirihnya getir.
Diam. Tak ada suara apapun yang keluar dari mulut Ratih selain sebuah perintah yang saat itu juga membuat dunia Bumi rasanya runtuh seketika.
Bumi melangkah kembali mendekati sang ibu, meraih tangan keriputnya yang sudah larut oleh usia — menciuminya hingga menempelkan sisa-sisa air mata dipunggung tangannya. "Bumi mohon, Ma." Pintanya lagi.
Tetapi bukan Ratih jika tidak keras kepala dan penuh kehendak tanpa peduli orang lain. Ia menarik paksa tangannya yang dipegang oleh sang putera, mengusap sisa-sisa air mata itu seolah-olah jijik.
Bumi diam, bukan sekali dua kali Ratih bersikap seperti ini jika sedang marah padanya.
"Ma..."
Gelengan kepala wanita paruh baya itu menghentikan suara Bumi. "Kamu nikahi perempuan itu. Hanya itu satu-satunya jalan dan tidak ada pilihan." Perintahnya.
"Bumi sudah punya Selena, Ma. Perempuan yang Bumi sayang — istri Bumi." Suara Bumi melembut padahal ia mencoba menyamarkan getar tubuhnya. "Kita bisa cari jalan lain untuk —"
KAMU SEDANG MEMBACA
FINE
RomanceDan akhirnya selalu ada batas dalam setiap perjalanan, dan selalu ada kata selesai untuk sesuatu yang dimulai.