9. Selena's riddle

384 72 135
                                    

Penulis menerima spam komen sebagai bentuk dukungan 〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

Penulis menerima spam komen sebagai bentuk dukungan 〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semacam dibunuh, namun tidak mati."

Kisah cinta itu telah usai. Tak pernah berfikir akan kembali bertemu dengan masalalu dan membuka cerita lama yang begitu perih bagai terkena sembilu. Luka yang mati-matian ditutup rapat itu kembali menganga, tapi jika kembali diingat — luka itu memang tak pernah kering. Luka yang dalam dan masih berdarah itu tak diobati, dengan tergesa dan pasrah — sang empunya hanya menjahitnya rapat hingga terkadang darahnya masih sering mengalir sedikit demi sedikit.

Karena Selena sendiri tidak tahu, obat macam apa yang bisa mengobati lukanya yang cukup parah itu.

Satu hari yang tak pernah Selena lupakan. Hari dimana ia merasa bahwa kebahagiaannya telah direnggut paksa, tanpa pinta.

 Hari dimana ia merasa bahwa kebahagiaannya telah direnggut paksa, tanpa pinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bumi akan menikah."

Cangkir ditangan Selena hampir tergelincir jatuh menghantam lantai keramik. Selena mencoba mengatur ekspresi wajahnya agar rasa terkejutnya tak begitu kentara. "Oh ya? Bagus kalau begitu, Ma."

Ratih dengan tatapannya yang dingin itu melihat Selena yang tersenyum. Pertemuan tidak disengaja itu berhasil membawa Selena duduk bersama Ibu dari mantan suaminya, yang sejak awal pernikahan pun Selena tahu kalau wanita paruh baya itu tak begitu menyukainya. Meski tak terucap tapi Selena peka dengan tatapan mata serta raut wajah yang seringkali Ratih perlihatkan padanya.

"Kamu tidak mau tahu dengan siapa dia menikah?"

Selena menggeleng sambil tersenyum. "Buat apa, Ma? Selena dan Mas Bumi sudah tidak lagi terkait hubungan apapun sekarang, kami sudah dua bulan bercerai. Ah, apa sekarang Selena juga udah nggak bisa panggil Mama dengan sebutan Mama?"

Tak lantas menjawab pertanyaan Selena. Mata Ratih mengarah pada perut Selena yang sejak tadi mencuri perhatiannya. "Kamu hamil?"

Deg!

FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang