Kalau kalian nggak komen - parah sih karena aku nulis ini ngumpulin mood nya susah banget ༎ຶ‿༎ຶ
Cara menyiksa diri dengan level paling mudah adalah menaruh ekspektasi tinggi pada orang lain.
♡
Flashback
Malam kian larut saat Bumi tiba dirumah. Langkah kakinya yang membawa berat tubuh dan juga beratnya beban yang harus ia tanggung membuat lelaki itu menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya kasar. Awalnya tidak ada yang aneh saat Bumi masuk kedalam rumah itu. Balkon tempat favorit Selena yang kini tirainya sudah tertutup rapi dan juga lampu-lampu yang masih menyala seperti biasanya saat ia pulang.
Semenjak permintaan bercerai nya dua hari lalu. Selena memutuskan untuk berpisah kamar, Selena dikamar utama dan Bumi memilih di kamar tamu. Saat melewati kamar Selena — pintu kamar itu tertutup dan terkunci dari dalam, seperti biasanya dan sudah berlangsung dua hari ini. Mungkin wanita itu sudah tertidur atau memang sengaja menghindari Bumi. Sampai akhirnya Bumi melihat kertas yang terlipat di bawah pintu kamarnya.
For Bumi. Satu kalimat pendek yang tertulis dibagian depan surat membuat firasat buruk tiba-tiba menyerang lelaki itu, membuat lelaki itu buru-buru membuka lipatan kertas dan membacanya.
Dear Bumi.
Saat kamu baca surat ini, itu artinya aku udah nggak ada dirumah.
Seketika Bumi menoleh dan menatap sekeliling lalu berjalan kembali menuju kamar utama tempat dimana Selena tidur. Ia meraih gagang pintu —
benar saja pintu itu tidak terkunci, kamarnya kosong dan rapi tak berjejak — hanya wangi Selena yang masih menyisakan bekas. Selena sudah pergi.Bumi meraih ponselnya lalu mencoba menghubunginya, tapi nihil — hanya suara operator yang terdengar dan memberitahu bahwa nomer itu sedang berada diluar jangkauan. Detik berikutnya, Bumi menghubungi Arisa dan juga Naura. Namun keduanya sama-sama tak mengetahui keberadaan wanita yang masih berstatus sebagai istrinya itu, jadi Selena tidak pulang kerumah dan juga tidak bersama dengan Naura. Lalu kemana perginya Selena?
KAMU SEDANG MEMBACA
FINE
RomantizmDan akhirnya selalu ada batas dalam setiap perjalanan, dan selalu ada kata selesai untuk sesuatu yang dimulai.